Rabu, 05 Desember 2018

LAPORAN FITOKIMIA


Ekstraksi
pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah pelarut/solven. Prinsip metode ekstraksi adalah perpindahan masa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Komponen – komponen yang terdapat dalam larutan menentukan jenis pelarut yang digunakan dalam ekstraksi. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam ekstraksi, diperlukan selektifitas yang tinggi dalam memilih solven dengan pertimbangan sebagai berikut :
            a. Mempunyai keemampuan melarutkan senyawa yang diekstraksi
b. Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup besar senyawa yang diekstraksi
c. Tidak bereaksi dengan senyawa yang diekstraksi
d. Mempunyai kemurnian tinggi
e. Tidak beracun dan tidak berbahaya
f. Dapat direcover
g. Mempunyai perbedaan densitas yang tinggi

Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Cara Dingin
1) Maserasi Maserasi merupakan proses ekstraksi pada temperatur ruangan menggunakan pelarut selama beberapa hari dengan beberapa kali pengadukan dan ekstrak dipisahkan dengan penyaringan. Prosedur diulangi satu atau dua kali dengan pelarut segar. Metode ini menghasilkan ekstrak yang tidak sempurna dari senyawa yang diinginkan.
2) Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi yang umumnya dilakukan pada suhu ruangan dengan pelarut yang selalu baru. Prinsip kerjanya simplisia dimasukkan ke dalam perkolator dan pelarut dialirkan dari atas melewati samplisia sehingga zat terlarut mengalir ke bawah dan ditampung. Metode ini lambat dan membutuhkan banyak pelarut.
B. Cara Panas
1) Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas dan relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama samapai 3-5 kali sehingga proses ekstraksi sempurna.
2) Sokhlet Sokhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru dengan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi berkesinambungan dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
3) Digesti Digesti adalah meserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperature lebih tinggi dari temperatur ruangan, umumnya dilakukan pada suhu 400 – 500C.
4) Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada penanggas air mendidih dalam suhu 96o -98oC selama waktu 15- 20 menit 5) Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama > 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.
5) Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama > 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.
Ekstraksi Cair-cair
Pengertian
Ekstraksi cair-cair adalah suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang tidak dapat saling bercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam fase yang kedua. Pemisahan yang dapat dilakukan, bersifat sederhana, cepat dan mudah.
Prinsip
Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair adalah pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalma dua larutan yang berbeda fase dan tidak saling bercampur. Bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua larutan yang saling bercampur, berlaku hukum mengenai konsen zat terlarut dalam kedua fase pada kesetimbangan. Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja adalah pemisahan komponen suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sehingga disebut juga ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extract). Prinsip kerjanya adalah pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan.
Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, krna pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung tumbuhan. Pemeriksaan ini diarahkan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat bagi kesehatan seperti : flavonoid, tanin, saponin, glikosida, kuinon,dan sebagainya
a.         Flavonoid
Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam berbagai bahan makanan. Komponen tersebut pada umumnya terdapat dalam keadaan terikat atau terkonjugasi dengan senyawa gula. Flavonoid merupakan turunan senyawa fenol, warnanya berubah bila ditambah basa dan amonia. Flavonoid larut dalam air dan dapat diekstrak dengan etanol 70 %. Flavonoid terbagi menjadi 7 kelompok, yaitu antosianin, proantosianin, isoflavon, flavonon, flavonol, flavanol dan flavon.
Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya mendonorkan atom hidrogen dan mengkelat ion-ion logam, serta dipengaruhi oleh struktur kimianya. Flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan yang paling potensial, karena struktur kimianya mengandung grup o-difenol, suatu ikatan rangkap 2-3 yang berkonjugasi dengan fungsi 4-okso dan grup hidroksil pada posisis 3 dan 5. Flavonoid dapat membentuk ikatan kompleks dengan ion logam, dan menghambat inisaisi metal untuk melakukan oksidasi lipid. Flavonoid juga berfungsi menghambat penggumpalan keping-keping sel darah serta menghambat pertumbuhan sel kanker.
Stuktur dasar Flavonoid
b.         Saponin
Adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Jika digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah.

c.         Kuinon
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromoforpada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan duaikatan rangkap karbo-karbon.
d.        Tanin
Tanin adalah senyawa fenolik dengan bobot molekul cukup tinggi yang mengandung hidroksil dan kelompok lain yang cocok (seperti karboksil) untuk membentuk kompleks yang efektif dengan protein dan makro molekul yang lain di bawah kondisi lingkungan tertentu. Tanin berpotensi sebagai antiseptik, astrigen, antioksidan, anti rayap dan jamur serta dapat mengikat logam. Tanin merupakan golongan senyawa polifenolik. Komponen fenolik umumnya larut dalam pelarut organik yang bersifat polar dan memberikan rasa pahit, mudah larut dalam air, alkohol, dan gliserol.
Tanin dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok utama yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Pada reaksi dengan asam atau enzim, tanin terhidrolisis pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sedangkan tanin terkondensasi menghasilkan kompleks produk yang tidak larut dalam air.
 Asam galat (Tanin terhidrolisis)
e.         Terpenoid
Terpena adalah senyawa yang tersusun atas isopren CH2=C(CH3)-CH=CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C5. Terpena terdiri atas beberapa macam senyawa seperti monoterpena dan seskuiterpena yang mudah menguap, diterpena yang sukar menguap dan triterpena dan sterol yang tidak menguap Terpena dapat mengandung dua, tiga atau lebih satuan isoprena. Molekul isoprena dapat berupa rantai terbuka atau siklik, serta mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil atau gugus fungsional lainnya. Sedangkan yang srukturnya mirip terpena dan mengandung unsur-unsur lain di samping C dan H, maka disebut terpenoid.

                             
      Terpena                                                           Isoprena
Terpenoid terdapat di dalam sitoplasma sel tumbuhan. Senyawa ini larut dalam lemak, dapat diekstrak dengan menggunakan eter minyak bumi atau eter kloroform. Salah satu golongan terpenoid yang ada pada daun jambu adalah steroid dan saponin. Steroid merupakan golongan dari triterpenoid yang kerangka karbonnya terdiri dari enam satuan isoprene.
Terpenoid pada tanaman digunakan secara luas sebagai pemberi aroma. Terpenoid memiliki peranan dalam obat herbal tradisional dan berfungsi sebagai anti bakteri, anti neoplastik, dan fungsi-fungsi farmasi lainnya. Terpenoid berperan dalam aroma kayu putih, rasa kayu manis, cengkeh, jahe, pemberi warna kuning pada bunga matahari, dan warna merah pada tomat