LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK
PENGUKURAN HDL
PEMERIKSAAN HDL
A.
Tanggal Praktikum : Senin, 25 September 2017
B.
Tujuan Praktikum
Menganalisis
kadar HDL dalam darah dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan
keadaan patologi klinik.
C.
Landasan Teori
High-Density Lipoprotein (HDL) merupakan salah satu dari
lima kelompok utama Lipoprotein yaitu : kilomikron, VLDL, IDL, LDL, dan HDL,
yang memungkinkan tranportasi lemak seperti kolesterol dan trigliserida sekitar
sel, termasuk darah. Kolesterol HDL juga dikenal dengan kolesterol “baik”.
Kadar kolesterol merupakan ukuran penting kesehatan jantung, yaitu dengan
menurunkan kolesterol, akan tetapi penting untuk diingat bahwa meningkatkan
kolesterol HDL dapat mengurangi resiko penyakit jantung. Kolestrol HDL disebut
lemak yang baik karena bisa membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari
dinding pembuluh darah ke hati. Kolestrol HDL yang ideal harus lebih tinggi
dari 40 mg/dl untuk laki-laki, atau di atas 50 mg/dl untuk perempuan. Penyebab
kolestrol HDL yang rendah adalah kurang gerak badan, terlalu gemuk, serta
kebiasaan merokok. Selain itu hormon testosteron pada laki-laki, steroid
anabolik, dan progesteron bisa menurunkan kolesterol HDL, sedangkan hormon
estrogen perempuan menaikkan HDL (Dali, 1992).
HDL merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein,
kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit
trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada
plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu mengurangi penimbunan plak
pada pembuluh arteri. Endapan atherosklerotik yang mengandung kolesterol dan
lemak bersifat tidak stabil dan mudah pecah. Pada saat plak pecah, akan
terbentuk luka terbuka pada dinding arteri. Luka terbuka dapat menyebabkan
darah dan protein menutup bagian terbuka dan membentuk gumpalan darah yang
disebut thrombus. Gumpalan tersebut dapat membesar dan menutup lubang
arteri dan menghentikan aliran darah ke jantung atau otak. Bila pembuluh darah
arteri tersumbat ke jantung maka dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung
coroner (Sumardjo, 2008).
HDL-kolesterol sering disebut sebagai kolesterol baik karena
dalam operasinya HDL membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. HDL ini mempunyai kandungan lemak
lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat dan mampu membawa
kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri untuk diproses dan dibuang. HDL
mencegah kolesterol mengendap di arteri dan mencegah terjadinya
atherosklerosis. Peranan HDL atau Lipoprotein
berkepadatan tinggi, yang berperan sebagai pembersih lemak di dalam
aliran darah, dan merupakan kunci bagi pengangkutan kolesterol LDL itu,
tampaknya memang sangat berguna untuk membantu mencegah timbulnya penyakit
jantung. Dewasa ini telah diketahui bahwa seorang penderita dengan kadar
kolesterol darah yang tinggi, tidak akan jatuh lagi ke dalam risiko yang dapat membahayakan
keselamatan hidupnya, terlebih bila ia cukup memperoleh HDL (Sumardjo, 2008).
D.
Prinsip Percobaan
HDL dipindahkan dari komponen kolesterol lain. Kolesterol/HDL ditentukan
setelah hidrolisa enzimatik
dan oksidasi. Indikator quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroxidase dan
4-aminoantipyrine dengan adanya phenol dan peroxidase.
Kolesterol esterase
Kolesterol ester + H2O kolesterol
+ asam lemak
Kolesterol oksidase
Kolesterol + O2 4-kolesten-3-one + H2O2
Peroksidase
2H2O2 + Fenol
+ 4-aminoantipyrine
quinoneimine + 4H2O
E.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
No.
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
1.
|
Spektrofotometer
|
|
2.
|
Mikropipet
|
|
3.
|
Tabung reaksi
|
|
4.
|
Tabung Ependorf
|
|
5.
|
Kuvet
|
|
6.
|
Sentrifugator
|
|
7.
|
Timer
|
|
8.
|
Kapas Alkohol
|
|
9.
|
Tissue
|
|
10.
|
Spuit (3mL)
|
|
12.
|
Vortex mixer
|
|
2.
Bahan
No.
|
Nama Bahan
|
Gambar
|
1.
|
Sampel
Serum
|
|
2.
|
Reagen
Cholesterol
|
|
3.
|
Larutan
Standar
|
|
F.
Prosedur
Ependorf/kuvet
|
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
Serum
|
-
|
-
|
5 µL
|
Standar
|
-
|
5
µL
|
-
|
Reagen
|
500
µL
|
500
µL
|
500 µL
|
G.
Hasil
Pengamatan
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Preparasi
Sampel
|
2.
|
|
Hasil
Preparasi
|
3.
|
|
Pengambilan
5µL serum yang telah dipreparasi dari tabung ependorf ke kuvet menggunakan
mikropipet
|
4.
|
|
Menambahkan
500µL reagen ke dalam kuvet yang telah berisi serum
|
5.
|
|
Sampel
siap dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer pada l = 546
nm
|
6.
|
|
Hasil
analisis spektrofotometri UV-Visible
Absorbansi
sampel = 0,313
|
H.
Perhitungan
Kadar HDL = x Konsentrasi Standar
=
x
200 mg/dL
= 178,86 mg/dL
I.
Pembahasan
Pada praktikum
kali ini dilakukan percobaan pemeriksaan kadar HDL dalam darah. Dimana tujuan
dari praktikum ini adalah untuk menganalisis kadar HDL dalam darah dan
menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik.
HDL ( High Density Lipoprotein ) adalah
kompleks lipid dan protein yang didominasi protein dan berfungsi mengikat
kolesterol dan trigliserida dalam sistem sirkulasi darah. Kolesterol yang
berikatan dengan HDL sebagai pembawa memiliki efek positif bagi tubuh, sehingga
disebut kolesterol baik. Kolesterol HDL dapat membersihkan plak yang berada di
arteri dan membawanya ke hati untuk dikeluarkan dan digunakan kembali oleh
tubuh (Gani,dkk. 2013). HDL kolesterol adalah lipoprotein yang mengandung
banyak protein dan sedikit lemak. HDL bertindak seperti vacum cleaner yang
menghisap sebanyak mungkin kolesterol berlebih. HDL memungut kolesterol ekstra
dari sel-sel dan jaringan-jaringan untuk kemudian dibawa ke hati, dan
menggunakannya untuk membuat cairan empedu atau mendaur ulangnya (Sumardjo, 2008).
Kadar HDL <40 mg/dL yang berarti rendah dan kadar HDL ≥60 mg/dL berarti
tinggi.
Sampel yang
digunakan pada percobaan ini adalah darah yang telah di sentrifugasi dan
diambil dalam bentuk serum. Serum ini kemudian akan direaksikan dengan reagen.
Serum merupakan darah yang telah dipisahkan dari sel-sel darah merah dan
zat-zat koagulan serta biasanya berwarna kuning pucat. Larutan reagen merupakan
campuran dari beberapa enzim yang dapat mengubah HDL menjadi suatu senyawa
berwarna sehingga dapat dideteksi oleh spektrofotometri UV-Visible. Dalam
pelaksanaannya harus dilakukan dengan teliti dan berhati-hati agar sampel tidak
terkontaminasi oleh zat lain yang akan mempengaruhi hasil.
Pada pengukuran kadar kolesterol ini dilakukan beberapa
tahap, dimana kadar HDL ini ditetapkan langsung dalam serum dengan satu sisi reaksi
dimana ester kolesterol dihidrolisis, kolesterol dan O2 dioksidasi,
kemudian hidrogen peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan
secara enzimatik.
Pertama blangko reagen diukur
terlebih dahulu panjang gelombangnya untuk memastikan bahwa panjang gelombang
yang dimiliki oleh blangko reagen sesuai dengan panjang gelombang menurut
literatur yaitu 546 nm. Pengukuran pada panjang gelombang tersebut adalah
karena pada panjang gelombang tersebut hasilnya akan terdeteksi. Kemudian
setelah diukur panjang gelombang dari blangko reagen dilanjutkan dengan
mengukur absorbansi larutan standar pada panjang gelombang yang sama yaitu 546
nm.
Kemudian dibuat larutan sample
dengan perlakuan yang pertama yaitu memipet serum dengan mikro pipet kedalam
tabung effendorp sebanyak 50 ml dan 100 ml reagen
HDL, pemipetan ini dilakukan dengan menggunakan mikro pipet bertujuan agar
jumlah larutan yang dipipet sesuai dengan yang diminta karena pada mikro pipet
ini terdapat settingan volume yang akan digunakan untuk memipet sehingga
larutan yang akan kita pipet akan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Lalu
vortex selama 1 menit kemudian diinkubasi selama ±10 menit, alasan dilakukannya
inkubasi ini adalah karena pada reagen yang terdapat dalam larutan standar
tersebut mengandung enzim yang
memerlukan waktu tertentu untuk bereaksi secara optimum, sehingga
dibutuhkan waktu inkubasi.
Setelah di inkubasi, langsung di
sentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Supernatan yang
dihasilkan sebanyak 5 ml diambil dan dipindahkan kedalam
kuvet, lalu ditambah reagen HDL sebanyak 500 ml
dicampurkan dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37oC. Pada saat
memegang kuvet harus diperhatiakan cara memegangnya. Kuvet harus dipegang pada
bagian yang buram, karena jika dipegang pada bagian bening kuvet maka
dikhawatirkan akan mengganggu absorbansi, disebabkan oleh adanya protein dari
tangan kita yang mungkin tertinggal pada kuvet. Pada saat penyimpanan kuvet
didalam spektro pun harus diperhatikan. Setelah itu lalu di ukur nilai absorban
nya terhadap sampel tersebut pada panjang gelombang 546 nm.
Dari hasil pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer
UV-Vis, didapat hasil nilai absorbansi untuk larutan standar adalah sebesar
0,350. Lalu dari larutan sampel didapat hasil nilai absorbansi yang pertama
sebesar 0,313. Selanjutnya dilakukan perhitungan dan didapat hasil nilai kadar
HDL dari sampel yaitu sebesar 178,86 mg/dL. Hasil ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki
kadar HDL yang tinggi. Pada literatur dijelaskan bahwa kadar HDL yang tinggi
adalah ≥60 mg/dL. Apabila kadar HDL
didalam darah diatas normal maka semakin bagus melindungi kita dari penyakit
jantung. Kadar HDL normal berada pada rentang 40-60 mg/dL, kadar HDL tinggi
berada pada ≥60 mg/dL, dan kadar HDL rendah yaitu sebesar <40 mg/dL.
J.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa
relawan memiliki kadar HDL sebesar 178,86 mg/dL, yang artinya kadar HDL tersebut
tinggi karena ≥60 mg/dL. Semakin tinggi kadar HDL dalam tubuh maka semakin bagus melindungi
kita dari penyakit jantung.
K. Daftar
Pustaka
Dali
S. Naga. 1992. Pengantar Teori kolesterol. Jakarta: Besbats.
Gani
H, Djon Wongkar, dan Shane H. 2013. Perbandingan Kadar Kolesterol High
Density Lipoprotein Darah Pada Wanita Obes Dan Non Obes. Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi,
Manado. Volume 1 Nomor 2.
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I
Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.