LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS
II
GOLONGAN VITAMIN LARUT AIR
(Cyanocobalamin)
A. Tanggal Praktikum
: 25 April 2017
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui kadar
vitamin B12 dalam sediaan farmasi yaitu tablet yang telah digerus
dengan menggunakan metode Iodometri.
C. Prinsip percobaan
Sampel
sianokobalamin untuk dapat di titrasi dengan metode iodometri, harus melewati
destruksi terlebih dahulu untuk melepaskan ikatan kompleks pada atom N, yang
nantinya akan menghasilkan senyawa cobalt nitrat yang bersifat oksidator dan
kemudian akan mereduksi KI dan membentuk I2 lalu dititrasi dengan natrium tiosulfat,
sehingga kadarnya dapat ditentukan.
D. Dasar Teori
Sianokobalamin
merupakan kristal berwarna merah dengan kelarutan yang baik dalam air (1g/80 mL
pada suhu 250C. Dalam bentuk amorf-nya vitamin ini bersifat
higroskopis dan menyerap kurang lebih 12 % air (b/b). Vitamin ini larut dalam
alkohol, fenol, dan pelarut polar lainnya yang mempunyai gugus hidroksi.
Sianokobalamin tidak larut dalam pelarut organik lain termasuk aseton, eter,
dan benzena. Kristalnya tidak meleleh akan tetapi mengalami peruraian pada suhu
diatas 2000C.
Vitamin B12
merupakan nama kolektif untuk korinoid yang mengandung kobalt dengan aktivitas
biologis sianokobalamin (CNCbl). Struktur korin meliputi 4 cincin pirol
tereduksi yang dihubungkan dengna 3 jembatan metilen dengan 2 gugus pirol terhubung langsung. Atom kobalt pusat
terikat dengan ikatan koordinasi ke atom nitrogen 4 cincin pirol.
Sianokobalamin meliputi semua senyawa yang bersifat aktif biologis kobalamin
dalam manusia (Rahman, 2011).
Iodometri
merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa
yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium
iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO45H2O.
Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida
berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan
larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang
digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan
banyaknya sampel (Gandjar, 2015).
Indikator
kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji
yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji
mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan
lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet
yang biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam
formiat. Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh
beberapa bahan organik seperti metil dan etil alkohol.
E. Monografi Bahan
Cyanocobalamin
(Analytical profiles of Drug Substances, vol 10)
Sinonim : Cobamin, Vitamin B12
Pemerian : Hablur atau amorf merah tuaatau
serbuk hablur merah, bentuk anhidrat, sangat hidroskopis jika terpapar udara,
menyerap air lebih kurang 12% (FI V, 1174).
Klearutan : Agak sukar larut dalam air, larut
dalam etanol, tidak larut dalam aseton, dalam kloroform dan dalam eter (FI V,
1174).
BM : 1355,4
pKa : 3,6
F. Alat dan Bahan
a. Alat :
- Gelas
kimia - Statif dan
klem
- Pipet
volume 10 mL - Erlenmeyer
- Labu ukur 50 ml - Labu ukur 5 ml
- Corong - Spatula
- Pipet
tetes -
Kompor
- Labu
Kjedall - Buret
- Botol
semprot
b. Bahan :
- Sampel - Aquadest
- HCL 12 N - HNO3.
- K2Cr2O7 - Na2S2O3
-
KI -
Amylum
G. Prosedur Kerja
1.
Isolasi
Vitamin B12
2.
Pembakuan Larutan Na2S2O3
3.
Penetapan Kadar Vitamin B12
H. Data Hasil Pengamatan
1.
Pembakuan Na2S2O3
Berat
kalium dikromat (mg)
|
Volume
Na2S2O3 (mL)
|
100
|
18
|
100
|
18
|
100
|
17,9
|
Rata-rata
|
17,96
mL
|
2.
Penetapan Kadar Sampel
Volume
sampel (mL)
|
Volume
Na2S2O3 (mL)
|
10
|
1,4
|
10
|
1,3
|
10
|
1,4
|
Rata-rata
|
1,3667 mL
|
a.
b.
mg Co2+ = 27, 4963 mg
c.
Berat
Analit
d.
I.
Pembahasan
Praktikum yang
telah dilakukan yaitu menentukan kadar senyawa golongan vitamin larut air,
dimana kelompok kami mendapatkan sampel No. 6 B yaitu cyanocobalamin yang
ditentukan jumlah kadarnya dengan menggunakan metode titrasi iodometri. Di dalam cyanocobalamin terdapat Co2+ dapat bertindak
sebagai oksidator sehingga
dapat ditentukan kadarnya menggunakan titrasi iodometri.
Sebelum
dianalisis jumlah kadarnya, terlebih dahulu sampel
didestruksi dengan cara basah menggunakan HCl dan HNO3 dengan
perbandingan 1:3. Campuran HCl pekat dan HNO3
pekat ini digunakan untuk mempercepat proses destruksi. Kedua asam ini
merupakan oksidator yang kuat. Dengan penambahan oksidator ini akan menurunkan
suhu destruksi sampel. Destruksi ini bertujuan untuk mengubah sampel menjadi
bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupa unsur-unsur
didalamnya dapat dianalisis. Proses destruksi dilakukan sambil dipanaskan
diatas api. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih
pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah
terlarut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan
baik. Hasil dari destruksi ini membentuk cobalt nitrat
[Co(NO3)2] yang bersifat sebagai oksidator.
Untuk mengetahui
kadar analit dalam sampel digunakan metode titrasi iodometri. Sebelumnya sampel ditambahkan KI dalam suasana asam,
I2 yang terbentuk dititrasi dengan Na2S2O3.
Sebelum
dilakukan penetapan sampel terlebih dahulu dilakukan pembakuan Natrium
tiosulfat, untuk menentukan konsentrasi pentiter yang akan digunakan karena
pentiter tersebut tidak stabil dan diperoleh konsentrasi natrium tiosulfat
sebesar 0,11 N. Lalu dilakukan
penetapan kadar cyanocobalamin dalam
sampel. Sebelumnya sampel ditambahkan KI
dalam
suasana asam agar teroksidasi menjadi Iodium (I2), dan I2
yang terbentuk dititrasi dengan
larutan natrium tiosulfat. Indikator yang
digunakan yaitu kanji, kanji merupakan
indikator yang sangat lazim digunakan namun indikator kanji yang digunakan
harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh
bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama hendaknya
dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet.
Pada saat titik akhir
titrasi warna biru yang terbentuk setelah
penambahan kanji akan hilang atau tidak berwarna. Dari
data pengamatan yang diperoleh dan setelah dilakukan perhitungan, diketahui %
kadar cyanocobalamin dalam sampel No. 6 B sebesar 10,18 %.
J.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum kemarin, maka dapat disimpulkan bahwa sampel no 6B yang dianalisis dengan
menggunakan metode titrasi iodometri memiliki
kadar sebesar 10,18 %.
K. Daftar Pustaka
KEMENKES. 2014. Farmakope
Indonesia Edisi V. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Moffat, A. C., Osselton, M.
D., and Widdop, B. 2011. Clarke’s Analysis of Drug and Poisons Fourth
Edition. London : Pharmaceutical Press.
Rohman, abdul. 2011. Analisis Bahan
Pangan.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
1 komentar:
Hi, halo bolehkah saya dapat versi lengkapnya metode Iodometri Vit B12, Terima kasih
Posting Komentar