Rabu, 14 Februari 2018

Laporan KFA Vitamin B1 (Thiamin)



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS KUALITATIF II

GOLONGAN VITAMIN (B1/THIAMIN)
Penetapan Kadar Sampel Eritromisin Dengan Menggunakan
Metode Titrasi Asam Basa
A.      Tanggal Praktikum
25 April 2017
B.       No Sampel
9E
C.      Tujuan Praktikum

D.      Prinsip Praktikum
Pada prinsipnya asidimetri adalah analisis titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa, ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah basa atau garamnya).
E.       Metode Penelitian
      Metode titrasi asam basa merupakan proses pembentukan suatu garam dari asam lemah atau basa lemah dengan dititrasi oleh asam kuat atau basa kuat.
F.       Dasar Teori
Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.
Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan reaksi asam basa. Bila titran digunakan baku basa maka penetapan tersebut dinamakan alkalimetri dan bila titran yang digunakan baku asam maka penetapan tersebut dinamakan acidimetri.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh.
Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari senyawa dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama tiasol. Karena perannya sebagai koenzim dalam metabolisme perantara dari asam α-keto dan karbohidrat, maka thiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan hewan.
Thiamin adalah salah satu vitamin yang mempunyai tingkat kestabilan yang kurang. Berbagai oprasi pengolahan makanan dapat sangat mereduksi kandungan vitamin B1 dalam bahan pangan. Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan vitami B1. Thiamin merupakan vitamin larut air yng stabil pada kondisi asam dan tidak stabil dalam kondisi netral atau basa, pH optimumnya adalah pada 2-3.


G.      Monografi
Thiamin HCl
Pemerian  : Hablur atau serbuk hablur, putih, bau khas lemah. Jika bentuk   anhidrat terpapar udara dengan cepat menyerap air kurang lebih 4%.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam eter dan dalam benzene.
BM                       : 337,27
Rumus Kimia       : C12H17ClN4OS.HCl
Titik lebur            : 2480C

H.      Alat dan Bahan

a.       Alat
1.      Buret
2.      Statif
3.      Erlenmeyer
4.      Gelas ukur
5.      Pipet volume
6.      Labu ukur
7.      Tabung sentrifuge
8.      Gelas kimia
9.      Kaki tiga, kasa dan spirtus
10.  Vortex
11.  Sentrifugasi
12.  Kertas saring

b.      Bahan
1.      NaOH 0,1 N
2.      HCl encer 0,1 N
3.      Asam Oksalat
4.      Indikator Phenolphthalein (PP)
5.      Aquadest
6.      Sampel Thiamin/B1

I.         Prosedur
a.       Preparasi Sampel





b.      Pembahkuan NaOH

c.       Pembakuan HCl







d.      Penentuan Kadar Sampel
J. Perhitungan
1.      Pembakuan NaOH dengan Asam Oksalat
mg Asam Oksalat
V NaOH
63 mg
10,8 mL
63 mg
10,8 mL
63 mg
 10,7 mL
Rata-rata
10,76 mL






V NaOH x N NaOH  
N NaOH         =  
                        N NaOH           
N NaOH         =  0,0929 N

2.      Pembakuan HCl dengan NaOH
V NaOH
V HCl (mL)
10 ml
8,6 mL
10 ml
8,5 mL
10 ml
8,5 mL
Rata-rata
8,53 mL

V HCl x N HCl           = V NaOH x N NaOH
N HCl             =  
                        N HCl                 
N HCl             =  0,1089 N

3.      Titrasi Sampel Thiamin HCl Tidak Langsung dengan menggunakan HCl berlebih
Sampel
V. HCl berlebih ( mL)
V. NaOH( mL)
10 mL
10 mL
11,2 mL
10 mL
10 mL
11,1 mL
10 ML
10 mL
11,0 mL
Rata-rata
11,1 mL


      Volume HCl yang bereaksi dengan NaOH
V.HCl  N.HCl = V.NaOH  N.NaOH
V.HCl  0,1089 N = 11,1  0,0929 N
               V.NaOH  =
               V.NaOH  = 9,4692 mL

Volume HCl yang bereaksi dengan sampel
V.HCl  berlebih – V.HCl yang bereakasi dengan NaOH
= 10 mL – 9,4692 mL
=  0,5308 mL

Konsentrasi Sampel
V. sampel  N.sampel = V.HCl N.HCl
10 mL   N.sampel    = 0,5308 mL  0,1089 N
N.sampel                     =
N.sampel                     = 0,0059 N
Gram sampel :
Gram   = N
             = 0,0059 N
            = 0,0995 gram

% kadar Thiamin HCl
% kadar                       =
                                    =
                                    = 4,422 %

K. Pembahasan
     Pada praktikum ini dilakukan percobaan penetapan kadar suatu senyawa yang termasuk kedalam golongan vitamin larut air. Adapun sampel yang digunakan adalah Thiamin HCl ( B1 ) dengan nomor sampel 9E thiamin HCl yang akan ditetapkan kadarnya berbentuk serbuk dengan ada campuran matriknya, sehingga harus dipisahkan dahulu antara zat aktif dengan matriksnya.
    
Untuk Pembahasan selanjutnya KLIK DISINI

Tidak ada komentar: