LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
FARMASI ANALISIS KUALITATIF II
GOLONGAN VITAMIN (B1/THIAMIN)
Penetapan Kadar Sampel Eritromisin
Dengan Menggunakan
Metode Titrasi Asam Basa
A.
Tanggal
Praktikum
25 April 2017
B.
No
Sampel
9E
C.
Tujuan
Praktikum
D.
Prinsip Praktikum
Pada prinsipnya asidimetri adalah analisis
titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya
adalah basa atau senyawa yang bersifat basa, ataupun pengukuran dengan asam
(yang diukur jumlah basa atau garamnya).
E. Metode
Penelitian
Metode titrasi asam basa merupakan proses
pembentukan suatu garam dari asam lemah atau basa lemah dengan dititrasi oleh
asam kuat atau basa kuat.
F.
Dasar Teori
Titrasi adalah suatu
metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi dilakukan
dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya.
Titrasi asam basa adalah penetapan kadar
suatu zat (asam atau basa) berdasarkan reaksi asam basa. Bila titran digunakan
baku basa maka penetapan tersebut dinamakan alkalimetri dan bila titran yang
digunakan baku asam maka penetapan tersebut dinamakan acidimetri.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun
basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant
dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses
titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan
konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Vitamin
adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin
manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas
hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena
penyakit pada tubuh.
Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari senyawa
dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama tiasol. Karena
perannya sebagai koenzim dalam metabolisme perantara dari asam α-keto dan
karbohidrat, maka thiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan hewan.
Thiamin adalah salah satu vitamin yang mempunyai tingkat
kestabilan yang kurang. Berbagai oprasi pengolahan makanan dapat sangat
mereduksi kandungan vitamin B1 dalam bahan pangan. Panas, oksigen, belerang
dioksida, dan pH netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan vitami B1.
Thiamin merupakan vitamin larut air yng stabil pada kondisi asam dan tidak
stabil dalam kondisi netral atau basa, pH optimumnya adalah pada 2-3.
G.
Monografi
Thiamin HCl
Pemerian : Hablur
atau serbuk hablur, putih, bau khas lemah. Jika bentuk anhidrat
terpapar udara dengan cepat menyerap air kurang lebih 4%.
Kelarutan : Mudah
larut dalam air, larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam eter dan dalam benzene.
BM :
337,27
Rumus Kimia :
C12H17ClN4OS.HCl
Titik lebur :
2480C
H.
Alat dan Bahan
a. Alat
1. Buret
2. Statif
3. Erlenmeyer
4. Gelas
ukur
5. Pipet
volume
6. Labu
ukur
7. Tabung
sentrifuge
8. Gelas
kimia
9. Kaki
tiga, kasa dan spirtus
10. Vortex
11. Sentrifugasi
12. Kertas
saring
b. Bahan
1. NaOH
0,1 N
2. HCl
encer 0,1 N
3. Asam
Oksalat
4. Indikator
Phenolphthalein (PP)
5. Aquadest
6. Sampel
Thiamin/B1
I.
Prosedur
a. Preparasi Sampel
b. Pembahkuan NaOH
c. Pembakuan HCl
d. Penentuan Kadar Sampel
J.
Perhitungan
1. Pembakuan
NaOH dengan Asam Oksalat
mg Asam Oksalat
|
V NaOH
|
63 mg
|
10,8 mL
|
63 mg
|
10,8 mL
|
63 mg
|
10,7 mL
|
Rata-rata
|
10,76 mL
|
V NaOH x N NaOH
N
NaOH =
N NaOH
N
NaOH = 0,0929 N
2. Pembakuan
HCl dengan NaOH
V NaOH
|
V HCl (mL)
|
10 ml
|
8,6 mL
|
10 ml
|
8,5 mL
|
10 ml
|
8,5 mL
|
Rata-rata
|
8,53 mL
|
V HCl x N HCl = V NaOH x N NaOH
N
HCl =
N HCl
N
HCl = 0,1089 N
3. Titrasi
Sampel Thiamin HCl Tidak Langsung dengan menggunakan HCl berlebih
Sampel
|
V.
HCl berlebih ( mL)
|
V.
NaOH( mL)
|
10
mL
|
10
mL
|
11,2
mL
|
10
mL
|
10
mL
|
11,1
mL
|
10
ML
|
10
mL
|
11,0
mL
|
Rata-rata
|
11,1
mL
|
Volume HCl yang bereaksi dengan NaOH
V.HCl N.HCl = V.NaOH N.NaOH
V.HCl 0,1089 N = 11,1 0,0929 N
V.NaOH =
V.NaOH = 9,4692 mL
Volume HCl yang bereaksi
dengan sampel
V.HCl berlebih – V.HCl yang bereakasi dengan NaOH
= 10 mL – 9,4692 mL
= 0,5308 mL
Konsentrasi Sampel
V. sampel N.sampel = V.HCl N.HCl
10 mL N.sampel
= 0,5308 mL 0,1089 N
N.sampel =
N.sampel = 0,0059 N
Gram sampel :
Gram = N
= 0,0059 N
= 0,0995 gram
%
kadar
Thiamin HCl
% kadar =
=
=
4,422 %
K. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan penetapan kadar suatu
senyawa yang termasuk kedalam golongan vitamin
larut air. Adapun sampel yang digunakan adalah Thiamin HCl ( B1 ) dengan nomor
sampel 9E thiamin HCl yang akan ditetapkan kadarnya berbentuk serbuk dengan ada campuran matriknya,
sehingga harus dipisahkan dahulu antara zat aktif dengan matriksnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar