Sabtu, 10 Februari 2018

Makalah Klorofil



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan SDA dengan spesies yang beragam. Tumbuhan merupakan sumber daya alam dengan sejuta manfaat salah satunya yaitu sebagai sumber oksigen. Pigmen yang terkandung didalamnya merupakan zat pemberi warna pada tumbuhan salah satunya yaitu klorofil. Klorofil merupakan zat hijau daun yang membantu dalam proses fotosintesis untuk mendapatkan makanan.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal. Factor-faktor eksternal adalah tanah, kemembaban, cahaya dan air. Factor internal dapat mencakup gen, hormone, struktur anatomi dan morfoflogi organ tumbuhan serta kandungan klorofilnya. (sasmita mihardja dan siregar,1997). Klorofil adalah kelompok pigmen kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat pada tumbuhan, menyerapcahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memeperoleh cirri warnanya.Terdapat dalam kloroflas dan menmanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energy untuk reaksi reaksi cahaya dalam proses fotosintesis.
Pada umumnya sel fotosintesis beberapa pigmen yaitu karoten (pigmen orange) ,xantofil (pigmen kuning), klorofil a (pigmen hijau biru) dan klorofi b pigmen hijau kuning. Kloroflas berasal dari plastid kecil yang berbeda pada jaringan meristem stroma terdapat didalamnya tilakoid yang mengandung klofil b, lalu terdapat pigmen kuning sampai orage digolongkan sebagai fungsi dari klorofil pusat reaksi adalah dengan menggunakan energy yang diserap oleh dan dipindahkan kesana dari pigmen klorofil lainnya difotosis temu ntuk menjalani pemisahan, reaksi redoks tertentu dimana klorofil menyumbangkan electron dalam serangkaian intermediet molekul yang disebut rantai transfor electron.
Tanaman Sembung( Blumeae Balsanifera Lam ) banyak tumbuh di daerah tropis Indonesia yang bisa dimanfaatkan dari buah dan daunnya. Pada daun pepaya yang berwarna hijau mengandung klorofil. Kandungan klorofil pada tumbuh-tumbuhan memiliki jumlah yang banyak yaitu rata-rata 1% berat kering, sehingga sangat berpotensi dikembangkan sebagai suplemen pangan atau kegunaan lainnya.

1.2         Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah maka dalam penelitian ini perlu dirumuskan cakupan masalah yang akan dicapai yaitu bagaimana cara mengisolasi klorofil dari daun sembung dan untuk mengetahui kemurnian senyawa dari hasil isolasi dengan menggunakan metode yang sesuai.

1.3         Tujuan Makalah
a.       Untuk mengetahui bagaimana cara mengisolasi klorofil dari daun sembung.
b.      Untuk mengetahui metode yang sesuai dalam menguji kemurnian isolat..



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Definisi Klorofil
Klorofil adalah katalisator fotosintesis yang penting dan terdapat semsta sebagai pigmen hijau dalam semua jaringan tumbuhan berfotosintesis. Zat ini terdapat dalam kloroplas dalam jumlah banyak, sering terikat longgar dengan protein, tetapi mudah di ekstraksi kedalam pelarut lipid seperti aseton dan eter. (J.B Harbone, 1996).
Selain itu, klorofil juga peka terhadap panas, oksigen dan degradasi kimia. Degradasi klorofil pada jaringan sayuran dipengaruhi oleh pH. Pada media basa, kondisi klorofil lebih stabil, sehingga dapat menekan reaksi pembentukan feofitin yang berwarna hijau kecoklatan Sumber klorofil yang paling nyata adalah sayuran hijau. Akan tetapi, lebih baik dikonsumsi dalam keadaan masih mentah. Proses pemanasan saat memasak merusak hampir semua kandungan klorofilnya.
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkannya dalam gelombang yang berlainan (berpendar = berfluorescens). Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil menurut antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform, (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat.
Klorofil disintesis dengan cara fotoreduksi protoklorofilid menjadi klorofilid a, yang diikuti oleh esterifikasi fitol membentuk klorofil a. Klorofil a juga terdapat pada daun dengan warna merah kecoklatan tetapi dengan jumlah sedikit. Selanjutnya xantofil dibentuk melalui penggabungan molekul oksigen dengan karoten yang menyebabkan daun berubah warna menjadi hijau kekuningan. Sintesisklorofil a dari klorofilid a tidak membutuhkan.
Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol.
Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya bias dilihat dengan mikroskop elektron.
Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton
Hasil gambar untuk struktur klorofil









2.2         Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung tumbuhan.
a.    Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang dalam struktur molekulnya terdapat atom nitrogen. Adanya pasangan electron bebas dalam atom  nitrogen dapat menyebabkan alkaloid dapat membentuk kompleks yang tidak larut dengan logam-logam berat.
b.   Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon.
c.    Tanin dan Polifenol
Tanin dan folifenolat alam mudah dikenali melalui pengenalan gugus fenol yang dapat memberikan warna biru hitam dengan pereaksi besi (III) klorida. Untuk membedakan tannin dengan folifenolat alam, digunakan sifat tannin yang mengendapkan larutan gelatin.
d.   Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama.



e.    Mono dan Seskuiterpen
Monoterpenoi dan seskuiterpenoid adalah senyawa-senyawa C10-C15 yang tersusun dari unit isopren C5H8 sebagai penyusunnya. Senyawa terpenoid merupakan komponen-komponen penyusun minyak atsiri.
f.     Steroid dan Triterpenoid
Senyawa kelompok steroid dan triterpenoid adalah senyawa-senyawa kelompok metabolit sekunder  yang mempunyai struktur dasar yang hampir sama.
g.    Kuinon
Kuinon merupakan senyawa  yang mengandung oksigen yang khususnya berasal dari turunan Homolog aromatic teroksidasi dan dikarakterisasi dengan adanya bentuk 1,4-diketo-sikloheksa-2,5-dien ( para-quinon ) atau mungkin dalam bentuk 1,2-diketo-sikloheksa-3,5-dien ( ortho-quinon ).

2.1  Ekstraksi
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi.
Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Perkolasi, merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik yang sesuai secara lambat menggunakan alat perkolator. Digestasi, merupakan proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan pada suhu 30-40oC. Metoda ini digunakan untuk simplisia yang tersari baik pada suhu biasa. Dekokta, merupakan proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus, perbedaanya terletak pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu 30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda ini jarang digunakan karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang termolabil. Infusa, merupakan sediaan cair yang di buat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 900 selama 15 menit.Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati.

2.2  Ekstraksi Cair-Cair
Pada ekstraksi cair-cair, zat yang diekstraksi terdapat didalam campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut, banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod, atau logam-logam tertentu dalam larutan air.
Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk memperlakukan sampel atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit dari komponen matrix yang mungkin menggangu pada saat kuantifikasi atau deteksi analit. Disamping itu, ekstraksi pelarut juga digunakan untuk memekatkan analit yang ada didalam sampel dalam jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk deteksi dan kuantifikasinya.

2.3  Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada pemisahan daya adsorpsi suatu adsorben, baik pengotornya ataupun hasil isolasinya. Seberapa jauh komponen itu dapat diserap absorben tergantung pada sifat fisika komponen tersebut.
Prinsip kerja 
Prinsip kerja kromatografi kolom adalah adanay perbedaan daya serap dari masing-masing komponen campuran yang akan diuji, dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu dimasukan lewat tabung kolom dan dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senaywa yang lebih polar akan terserap lebiih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa nonpolar terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada kolom. Pelarut dengan tanpa tekanan udara masing-masing zat akan bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga terjadi pemisahan dalam kolom.

2.4  Kromatografi Lapis Tipis Preparatif 
Kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif merupakan salah satu metode pemisahan dengan menggunakan peralatan sederhana. Ketebalan penjerap yang sering dipakai adalah 0,5-2 mm. Ukuran plat kromatografi biasanya 20x20 cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang daoat dipisahkan dengan KLT preparatif. Penjerap yang biasa digunakan adalah silika gel.
Penotolan cuplikan dilakukan dengan melarutkan cuplikan dalam sedikit pelarut. Cuplikan ditotolkan berupa pita dengan jarak sesempit mungkin karena pemisahan tergantung pada lebar pita. Kebanyakan penjerap KLT preparatif mengandung indikator fluroresensi yang membantu mendeteksi letak pita yang terpisah pada senyawa yang menyerap sinar ultraviolet yiatu dengan cara menutup plat dengan sepotong kaca lalu menyemprotkan kedua sisi dengan penyemprotan.
Prinsip kerja
Prinsip kerja dari kromatografi preparatif adalah dimana proses isolasi berdasrakan perbedaan daya serap dengan kecepatan yang berbeda sehingga terjadi pemisahan preparatif dalam memisahkan senyawa dengan perbnadingan eluen dari kepolaran yang rendah hingga kepolaran yang tinggi.

2.5  Kromatografi Dua Dimensi
KLT dua arah biasa disebut juga dengan KLT dua dimensi. Merupakan salah satu metode yang dapat memungkinkan pemakaian fase diam yang lebih luas untuk memisahkan campuran yang mengandung banyak komponen. Selain itu, dua sistem pelarut yang sangat berbeda dapat dipakai secara berurutan pada campuran tertentu, jadi memungkinkan pemisahan campuran yang mengandung komponen yang kepolarannya sangat berbeda. KLT dua arah ini bertujuan untuk menigkatkan resolusi ketika komponen-komponen solute mempunyai  karakteristik kimia yang hampir sama. Dua sistem fase gerak yang berbeda dapat digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda
Prinsip kerja
Sampel ditotolkan pada lempeng lalu dikembangkna dengan salah satu sistem fase gerak sehingga campuran terisah menurut jalur yang sejajar dengan salah satu sisi. Lempeng diangkat, dikeringkan dan diputar 900 dan diletakkan dalam bejana yang berisi fase gerak yang kedua, sehingga bercak yang terpisah pada pengembang pertama terletak dibawah sepanjang lempeng.

2.6  Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri meurpakan suatu alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer ini menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Jadi spektofotometer digunakan untuk mengukur energi relatif jika energi tersbut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjajng gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih dideteksi dan cara ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma,grating, atau celaj optis.
Prinsip kerja
Spektrum elektomagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan diabsorpsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsopsi dapat menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dan sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro
Spektrum absorpsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorpsi yang lebar, semua molekul dapat menyerap radiasi dalam UV-tampak. Oleh karena itu sistem mengandung elektron baik yang dipakai bersama atau tidak yang dapat dieksitasi ketingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorpsi tergantung pada bagaimana erat elektron terikat didalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal efta ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi atau panjang gelombnag pendek diperlukan eksitasinya 

 



Tidak ada komentar: