A.
Definisi
Minyak Atsiri
Minyak
atsiri di definisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau
ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran
yang tidak mudah menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab
karakteristik aroma dan rasanya.
Kata
essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian
penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan
pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan
(misalnya rempah rempah, daun-daunan dan bunga).
Kata
volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara
teknis untuk mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile
oil yang secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang menguap,
dapat dilepaskan dari bahannya dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan
mentransmisikan uap melalui minyak yang terdapat di dalam bahan bakunya.
Di dalam
perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Minyak
atsiri biasanya tidak berwarna, terutama bila masih segar (baru saja diperoleh dari
isolasi), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses
oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara
lain isimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat.
Para ahli
biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan
sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun
sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang
hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti
kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa
kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Sebagian
besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid
yang bersifat larut dalam minyak/lipofil. Minyak atsiri merupakan golongan monoterpenoid
yang memiliki jumlah atom C sebanyak 10 buah dan juga merupakan golongan seskuiterpenoid
yang memiliki jumlah atom sebanyak 15 buah.
Semua minyak
atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir tiap jenis senyawa
organik dapat ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol, keton, aldehid,
eter, ester, dan lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai komponen tunggal
dalam persentase (minyak cengkeh mengandung tidak lebih dari 85% subtansi
fenolik, sebagian besar eugenol).
Akan tetapi
tidaklah mengherankan jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen, dan seringkali
trace constituent-nya mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap keseluruhan minyak
atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen yang dapat mengubah aroma. Tanaman
dari spesies yang sama yang tumbuh pada tempat tumbuh yang
berbeda, biasanya mempunyai komponen yang sama, tetapi persentasenya mungkin
berbeda.
Minyak
atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi
saraf manusia (terutama di
hidung) sehingga seringkali memberikan
efek psikologis tertentu
(baunya kuat). Setiap
senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat
menghasilkan rasa yang berbeda.
Minyak
atsiri merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan
cara penyulingan dengan uap. Meskipun kenyataan untuk memperoleh minyak atsiri
dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan
menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara
enzimatik.
B.
Sifat-sifat
Minyak Atsiri
Sifat-sifat
minyak atsiri tersusun bermacam-macam komponen senyawa yang memiliki bau khas,
umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan
yang lainnya berbeda-beda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari
masing-masing komponen penyusunnya. Minyak atsiri mempunyai rasa getir,
kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau
justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen
penyusunnya.
Dalam
keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar.
Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen,
udara, sinar matahari (terutama gelombang ultra violet) dan panas, karena
terdiri dari berbagai macam komponen penyusun. Bersifat optis aktif dan memutar
bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusunnya
memiliki atom C asimetrik, juga mempunyai indeks bias yang tinggi. Pada umumnya
tidak dapat bercampur dengan air, dapat larut walaupun kelarutannya sangat
kecil, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut organik.
1.
Sifat
Fisika
Seperti bahan-bahan lain yang memiliki sifat fisik, minyak atsiri juga
memiliki sifat fisik yang bisa di ketahui melalui beberapa pengujian. Sifat
fisik dari setiap minyak atsiri berbeda satu sama lain. Sifat fisik terpenting
dari minyak atsiri adalah dapat menguap pada suhu kamar sehingga sangat
berpengaruh dalam menentukan metode analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan komponen kimia dan komposisinya dalam minyak asal. Sifat-sifat fisika minyak atsiri yaitu sebagai berikut :
a.
Bau yang karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan
berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
b.
Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis
menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara
0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan
mutu dan kemurnian minyak atsiri. Besar bobot
jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari ukuran bahan dan
lama penyulingan yang di lakukan.
c.
Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan
alat Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus dua
macam media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan
(perubahan arah sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna
untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian.
Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya.
Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi
minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan
dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi
kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang
dihasilkan.
Hal ini disebabkan karena penguapan minyak dari bahan berukuran kecil
berlangsung lebih mudah sehingga fraksi berat minyaknya lebih banyak terkandung
dalam minyak, yang mengakibatkan kerapatan molekul minyak lebih tinggi dan
sinar yang menembus minyak sukar diteruskan. Semakin sukar sinar diteruskan
dalam suatu medium (minyak) maka nilai indeks bias medium tersebut semakin
tinggi.
d.
Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi
cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan
oleh jenis minyak atsiri, konsentrasi senyawa, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Penentuan putaran optik
menggunakan alat Polarimeter. Besar
putaran optik minyak merupakan gabungan nilai putaran optik senyawa
penyusunnya.
Penyulingan bahan berukuran kecil akan menghasilkan minyak yang komponen
senyawa penyusunnya lebih banyak (lengkap) dibanding dengan bahan ukuran besar,
sehingga putaran optik yang terukur adalah putaran optik dari gabungan
(interaksi) senyawa-senyawa yang biasanya lebih kecil dibanding putaran optik
gabungan senyawa yang kurang lengkap (sedikit) yang dihasilkan bahan berukuran
besar.
e.
Kelarutan Dalam Alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak
atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri
mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa
digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak atsiri. Minyak atsiri banyak yang mudah larut dalam etanol dan jarang yang larut dalam air, sehingga kelarutannya mudah diketahui dengan menggunakan etanol pada berbagai tingkat konsentrasi.
Untuk menentukan kelarutan minyak atsiri juga tergantung
pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri tersebut. Kelarutan minyak
juga dapat berubah karena lamanya penyimpanan. Hal ini disebabkan karena proses polimerisasi menurunkan daya kelarutan,
sehingga untuk melarutkannya diperlukan konsentrasi etanol yang tinggi. Kondisi penyimpanan kurang baik dapat mempercepat polimerisasi diantaranya cahaya, udara, dan adanya air bisa menimbulkan pengaruh yang tidak baik.
f.
Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga
coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna
menjadi kuning tua hingga coklat muda.
2. Sifat Kimia
a.
Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara
alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak.
b.
Bilangan Ester
Bilangan ester merupakan banyaknya
jumlah alkali yang diperlukan untuk penyabunan ester. Adanya bilangan ester
pada minyak dapat menandakan bahwa minyak tersebut mempunyai aroma yang baik. Minyak
atsiri juga dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan perubahan sifat kimia
minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi, hidrolisa, dan resinifikasi.
1)
Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak
atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpen. Peroksida yang
bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga membentuk
senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang menyebabkan perubahan bau yang
tidak dikehendaki
2)
Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester
sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara
sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator.
3)
Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan
senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi)
minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan. Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah menguap dan
mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara fisika maupun
kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi
saat :
a)
Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum
dilakukan pengecilan ukuran bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama
dengan adanya penguapan secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh
udara yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara
kering bersuhu rendah.
b) Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena
suhu ekstraksi terlalu tinggi.
c)
Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena adanya
air, uap air, dan suhu tinggi.
d)
Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena minyak
atsiri berkontak dengan udara.
C. Sumber Minyak Atsiri
Tanaman yang
menghasilkan minyak atsiri
diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman, yang termasuk dalam
famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan
Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu
dari daun, bunga, buah, biji, batang
atau kulit dan akar atau rhizome. Khususnya di Indonesia telah dikenal
sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari
jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.
D. Fungsi Minyak
Atsiri
Dalam industri farmasi minyak atsiri
digunakan sebagai antibakteri, antifungi,
antiseptik, pengobatan lesi, antinyeri, dapat
digunakan sangat luas dan spesifik,
khususnya dalam berbagai bidang industri. Banyak
contoh kegunaan minyak
atsiri, antara lain dalam industri kosmetik (sabun,
pasta gigi, sampo dan lotion) dalam industri makanan digunakan sebagai bahan
penyedap atau penambah cita rasa dalam industri parfum sebagai pewangi dalam
berbagai produk minyak wangi, dalam industri bahan pengawet bahkan digunakan
pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak heran jika minyak atsiri banyak diburu oleh
berbagai Negara.
E. Klasifikasi Minyak Atsiri
1. Berdasarkan Mudah atau Tidaknya Dipisahkan
a.
Minyak atsiri yang dapat dipisahkan
menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya.
Komponen-komponen
ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-produk lain.
Contohnya : minyak sereh, minyak
daun cengkeh, minyak permen, dan minyak terpentin.
Biasanya
komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan atau diisolasai dengan penyulingan bertingkat
atau dengan proses kimia yang
sederhana.
Pada saat isolasi dengan penyulingan bertingkat selalu
dilakukan dalam keadaan vakum.
Isolasi yang dilakukan berdasarkan reaksi kimia hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri.
Contoh :
isolasi Eugenol dari komponen yang lain yang terdapat di dalam minyak daun cengkeh.
b.
Minyak atsiri yang sukar dipisahkan
menjadi komponen murninya. Contoh : minyak akar wangi, minyak nilam, dan minyak
kenanga. Lazimnya minyak atsiri tersebut langsung dapat digunakan sebagai
pewangi berbagai produk, tanpa diisolasi komponen-komponenya.
2. Berdasarkan Komponen Kimianya
Pada
umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan oleh perbedaan jenis
tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode
ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak.
Minyak
atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang
terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). Pada umumnya
komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut
:
a.
Minyak atsiri hidrokarbon
Persenyawaan
yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H).
Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri dari
monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren), diterpen (4 unit
isopren) dan politerpen.
Misalnya
minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus (famili
Pinaceae). Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin (hingga
90%), ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral disebut
resena. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh
darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat.
b.
Minyak atsiri hidrokarbon
teroksigenasi
Komponen kimia dari golongan persenyawaan
ini terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan
yang termasuk dalam golongan ini adalah persenyawaan alcohol, aldehid, keton,
ester, eter, dan fenol. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat
terdiri dari ikatan tunggal.
c.
Minyak atsiri alkohol
Minyak
pipermin dihasilkan oleh daun tanaman poko atau Mentha piperita Linn.
Daun poko segar mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin dan
tanin. Sementara daun yang telah dikeringkan mengandung 2% minyak permen.
Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai
anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat. Sementara pada industri
digunakan sebagai pewangi pasta gigi.
d.
Minyak atsiri fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri
fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu
Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili
Myrtaceae). Bagian yang dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih
utama dimanfaatkan karena mengandung minyak atsiri sampai 20%.
Minyak cengkeh tersusun eugenol yaitu
sampai 95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga
mengandung aseton-eugenol, beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta
bahan-bahan yang tidak mudah menguap seperti tanin, lilin, dan bahan serupa
damar. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual
dan muntah.
e.
Minyak atsiri eter fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter
fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau
dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang
dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol,
sineol, pinena dan felandrena. Miyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan
obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi
dan bahan farfum.
f.
Minyak atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri
oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili
Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah
sineol (85%).
g.
Minyak atsiri ester
Minyak
gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun
dan batang Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae). Komponen penyusun
minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak ini
digunakan sebagai korigen odoris, bahan farfum, dalam industri permen, dan
minuman tidak beralkohol.
F. Kelarutan Minyak Atsiri
Banyaknya minyak atsiri yang
larut dalam alkohol dan jarang yang larut dalam air, maka kelarutannya dapat
mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi.
Menentukan kelarutan minyak, tergantung juga kepada kecepatan daya larut dan
kualitas minyak. Biasanya minyak yang kaya akan komponen oxygenated lebih mudah
larut dalam alkohol dari pada yang kaya terpen.
G. Cara
Memperoleh Minyak Atsiri
Minyak atsiri diperoleh dengan cara
ekstraksi, yang meliputi beberapa tahap yaitu :
1. Perajangan
Sebelum
bahan obat tersebut di suling, sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi
potongan-potongan ke cil. Proses
perajangn ini bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dari bahan,
dan untuk mengurangi sifat kamba bahan oral. Besar ukuran partikel hasil
rajangan bervariasai, tergantung dari jenis bahan itu sendiri.
Selama
proses perajangan akan terjadi penguapan komponen minyak bertitik didih rendah,
dan jika dibiarkan beberapa menit akan terjadi penyusutan bahan sekitar 0,5 %
akibat penguapan minyak. Oleh karena itu, jika di inginkan rendemen dan mutu
minyak yang baik, maka hasil rajangan harus di masukkan dalam ketel suling.
Kelemahan bahan yang di rajang karena :
a.
Jumlah total minyak berkurang,
akibat penguapan selama perajangan.
b.
Komposisi minyak akan berubah, dan
akan mempengaruhi bau.
2. Penyimpanan
Bahan Olah
Tempat dan kondisi bahan olah sebelum perajangan
mempengaruhi penyusutan minyak atsiri, namun pengaruhnya tidak begitu besar
seperti pada perajangan. Penyimpanan bahan olah dengan cara penimbunan sering
di lakukan akibat terhambatnya proses penyulingan atau karena kapasitas ketel
suling yang kurang besar. Jika bahan olah harus di simpan sebelum di proses, maka
harus di simpan dalam udara kering yang bersuhu rendah, dan udara tidak d sirkulasi.
Jika mungkin ruangan di lengkapi dengan “air conditioner”.
Sirkulasi dan kelembaban udara yang ekstrim selama
penyimpanan mengakibatkan proses resinifikasi, penguapan dan proses oksidasi.
Penyusutan minyak selama penyimpanan dalam udara kering tergantung dari
beberapa faktor, yaitu : kondisi bahan, metode dan lama penyimpanan, dan
komposisi kimia minyak dalam bahan. Bahan olah berupa daun dan bunga tidak
dapat disimpan lama, namun sebaliknya bahan berupa kulit pohon, akar, kayu
lebih tahan disimpan lama, karena jumlah minyak yang menguap lebih kecil.
3.
Pelayuan dan Pengeringan
Sebagian bahan olah memerlukan proses pengeringan,
sebelum di simpan atau disuling. Tujuan dari pelayuan dan pengeringan bahan
olah adalah:
a.
Menguapkan sebagian air dalam bahan,
sehingga proses penyulingan mudah dan singkat.
b.
Untuk menguraikan zat tidak berbau
sehingga berbau wangi. Sebagai contoh ialah untuk memecahkan glikosida
(amigdalin) menjadi benzaldehid yang berbau wangi pada minyak almon dan akar
orris. Hal yang sama terjadi pula pada minyak nilam dan vanila.
Kehilangan minyak selama periode pelayuan dan
pengerian lebih besar dari kehilangan minyak selama proses penyimpanan. Hal ini
terjadi karena proses pengeringan, air dalam tanaman akan berdifusi sambil
mengangkut minyak atsiri dan akhirnya menguap. Bahan yang mengandung fraksi
minyak yang mudah menguap, biasanya hanya dilayukan atau dikeringkan pada
tingkat kering udara, sedangkan bahan yang mengandung minyak atsiri yang sukar
menguap, biasanya dikeringkan lebih lanjut.
Minyak atsiri adalah zat cair yang
mudah menguap bercampur dengan persenyawaan padat yang berbeda dalam hal
komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam
pelarut air. Berdasarkan sifat tersebut, isolasi minyak atsiri dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
1.
Penyulingan (distilatiom)
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang
berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih, berdasarkan
perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang
tidak larut dalam air. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan uap air
ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
a)
Besarnya tekanan uap yang digunakan
b)
Berat molekul masing-masing komponen
dalam minyak
c)
Kecepatan minyak yang keluar dari
bahan yang mengandung minyak
Proses penyulingan minyak dapat dipercepat dengan
menaikkan suhu dan tekanan atau dengan menggunakan sistem “ superheated steam
“. Akan tetapi hal ini hanya dapat dilakukan terhadap minyak atsiri yang sukar
mengalami dekomposisi pada suhu yang lebih tinggi.
Ekstraksi
minyak atsiri dengan penyulingan mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a)
Tidak baik digunakan terhadap
beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya panas dan air.
b)
Minyak atsiri yang mengandung fraksi
ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas.
c)
Komponen minyak yang larut dalam air
tidak dapat diekstraksi.
d)
Komponen minyak yang bertitik didih
tinggi yang menentukan bau wangi dan mempunyai daya fiksasi terhadap bau
sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal dalam bahan.
e)
Bau wangi minyak yang dihasilkan
sedikit berubah dari bau wangi alamiah.
Macam-macam metode penyulingan :
a)
Penyulingan dengan air
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling
mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air
atau terendam secara sempurna tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang
disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air
mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Penyulingan
dengan metode ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen minyak yang hilang dan
terjadi pula penurunan mutu minyak yang diperoleh.
b)
Penyulingan dengan uap
Metode ini disebut juga penyulingan tak langsung. Pada
prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung, hanya saja air
penghasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel penyulingan. Uap yang
digunakan berupa uap jenuh atau uap kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1
atm.
c)
Penyulingan dengan air dan uap
Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan
disuling diletakkan diatas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel
penyulingan diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah
saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak
terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya berhubungan dengan uap
dan tidak dengan air panas.
2.
Pengepresan ( pressing )
Ekstrak minyak atsiri dengan pengepresan umumnya
dilakukan terhadap bahan beruba biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari
tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak dari famili tanaman tersebut
akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan. Akibat tekanan
pengepresan, maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan
mengalir kepermukaan bahan.
Beberapa jenis minyak yang dapat diekstraksi dengan cara
pengepresan adalah minyak almond, apricot, lemon, minyak kulit jeruk, mandarin,
grape fruit dan beberapa jenis minyak lainnya. Berdasarkan tipe, maka alat
pengepresan ada 2 macam, yaitu hydraulic pressing dan expeller pressing.
3.
Pelarut menguap ( solvent extraction
)
Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri
dalam bahan dengan pelarut organik yang
mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu wadah ( ketel ) yang
disebut Extractor. Berbagai tipe extractor yang telah dikenal adalah Bonotto
extractor, Kennedi extractor Bpllsman extractor, De Smet extractor, dan
Hilderbrandt extractor.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan
untuk mengekstrasi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan
air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga
cempaka, melati, mawar, dan lain-lain. Salah satu proses yang menentukan
keberhasilan proses ekstraksi adalah jenis dan mutu pelarut yang digunakan.
Pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
Harus dapat melarutkan semua zat
wangi dalam bunga secara sempurna, dan tidak dapat melarutkan bahan seperti
lilin, pigmen, dan senyawa albumin.
b.
Mempunyai titik didih yang cukup
rendah, agar pelarut mudah diuapkan, namun titik didih pelarut tersebut tidak
boleh terlalu rendah, karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya sebagian
pelarut pada waktu pemisahan pelarut.
c.
Pelarut tidak boleh larut dalam air.
d.
Pelarut harus bersifat inert, sehingga
tidak bereak si dengan komponen minyak bunga.
e.
Pelarut harus mempunyai titik didih
yang seragam, sehingga jika diuapkan tidak tertinggal dalam minyak.
f.
Harga pelarut harus serendah
mungkin, dan tidak mudah terbakar
Penggunaan campuran berbagai pelarut dapat
menghasilkan rendemen dan mutu minyak yang cukup baik, dibandingkan dengan
pelarut murni. Beberapa jenis pelarut yang biasa dipergunakan dalam proses
ekstraksi minyak atsiri antara lain petroleum ether, benzene dan alcohol.
4.
Lemak Padat
Proses
ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-bungaan. Pada
umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga
terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan
minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat.
Kegiatan
bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jika terkena panas,
kontak atau terendam dalam pelarut organik. Dengan demikian pelarut hanya dapat
mengekstraksi minyak yang terdapat dalam sel bunga yang terbentuk pada saat
bahan tersebut kontak dengan pelarut.
Untuk
mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan mutu yang lebih baik, maka
selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar proses fisiologi dalam
bunga tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin, sehingga bunga tetap dapat
memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi
minyak bunga menggunakan lemak hewani atau nabati.
Keuntungan dan kerugian metode
absorbs oleh lemak, yaitu sebagai berikut :
a.
Keuntungan :
1)
Rendemen minyak yang dihasilkan
lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan cara “ solvent ectraction “.
2)
Minyak yang dihasilkan berbau lebih
wangi karena kerusakannya relative kecil.
b.
Kerugian :
1)
Metode tersebut penggunaannya
terbatas pada beberapa jenis bunga saja.
2)
Lemak yang mengandung antioksidan,
dapat merubah bau minyak atsiri.
3)
Ekstraksi minyak atsiri dari “
pomade “ dengan menggunakan alcohol akan mengekstrak lemak dalam jumlah kecil.
4)
Lemak dapat digunakan hanya untuk
satu periode ekstraksi, yaitu sampai lemak sudah jenuh oleh minyak atsiri
Ekstraksi
minyak dari bunga-bungaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Enfleurage
da macerate :
a.
Enfleurasi ( enfleurage)
Pada proses
ini, absorbs minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah ( keadaan
dingin ) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas.
Proses enfleurasi menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi dibandingkan
dengan metode lainnya. Kelemahan proses ini adalah karena memerlukan waktu yang
lebih lama, dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.
Akhir dari proses
ekstraksi ini ditandai dengan jika lemak telah jenuh dengan minyak bunga dan
selanjutnya minyak bunga dalam pomade diekstraksi dengan menggunakan alcohol,
dan menghasilkan campuran minyak bunga dengan alcohol. Jika alcohol tersebut
dipisahkan, maka akan diperoleh minyak bunga yang larut dalam sejumlah kecil
alcohol yang disebut dengan ekstrait.
Lemak
mempunyai sifat dapat mengabsorbsi bau disekitarnya dan prinsip ini digunakan
sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak dari tanaman bunga. Adapun syarat-syarat
lemak akan digunakan adalah sebagai berikut :
1)
Lemak tidak berbau
Lemak yang berbau tidak dikehendaki, karena dapat
mencemari bau minyak atsiri yang dihasilkan. Bau lemak dapat dihilangkan dengan
proses deodorisasi.
2)
Konsistensi lemak
Konsistensi
lemak yang digunakan perlu diatur, karena lemak yang terlalu keras mempunyai
daya absorbs yang rendah. Jika konsistensi lemak terlalu lunak, maka lemak
banyak melekat pada bunga sehingga sukar dipisahkan.
Konsistensi
lemak dapat diatur dengan cara hidrogenasi atau mencampur 2 macam lemak yang
titik cairnya berbeda, sehingga didapatkan lemak dengan konsistensi dan titik
cair tertentu. Lemak yang sudah sekali dipakai pada proses ekstraksi tidak
dapat dipakai kembali dan biasanya dijadikan sabun dan kosmetik.
H. Simplisia
dari Minyak Atsiri
Beberapa sumber minyak atsiri, yaitu :
Nama Minyak
|
Tanaman Penghasil
|
Bagian Tanaman
|
Negara Asal
|
Sereh wangi
|
Cymbopogon nardus R
|
Daun
|
Srilanka
|
Nilam
(patchouli)
|
Pogostemon cablin Benth
|
Daun
|
Malaysia, Indonesia
|
Kayu Putih (cajuput)
|
Melaleuca Leucadenron
|
Daun
|
Indonesia
|
Sereh dapur
(lemon grass)
|
Cymbopogon citrates
|
Daun
|
Madagaskar, Guetemala
|
Lada (pepper)
|
Piper nigrum L
|
Daun/buah
|
India Timur, Cina, Srilanka
|
Kenanga (cananga)
|
Cananga odorata Hook
|
Bunga
|
Indonesia
|
Cengkeh (clove)
|
Caryophyllus
|
Bunga
atau Daun
|
Zanzibar, Indonesia, Madagaskar
|
Lavender
|
Lavandula offcinalis Chaix
|
Bunga
|
Perancis, Rusia
|
Mawar (rose)
|
Rosa alba L
|
Bunga
|
Bulgaria, Turki
|
Melati (jasmine)
|
Jasminumofficinale L
|
Bunga
|
Perancis selatan
|
Kapolaga (cardamom)
|
Elettaria cardamomun L
|
Biji
|
India, amerika
|
Seledri (celery seed)
|
Apium graveolen L
|
Biji
|
Inggris, India
|
Sitrun (lemon)
|
Citrus medica
|
Buah/Kulit Buah
|
Kalifornia
|
Adas (fennel)
|
foeniculum fulgares Mill
|
Buah/Kulit Buah
|
Eropah, tengah, Rusia
|
Akar wangi (Vetiver)
|
Vetiveria zizanioides Stap
|
Akar/rhizoma
|
Indonesia, Lousiana
|
Kunyit (Turmeric)
|
Curcuma longa
|
Akar/rhizoma
|
Amerika selatan
|
Jahe (ginger)
|
Zingiber officinale Roscoe
|
Akar/rhizoma
|
Jamaika
|
Camphor
|
Cinnamomun Camphora
L
|
Batang/kulit buah
|
Formosa, Jepang
|
Kayu Manis (Cinnamon)
|
Cinnamomun zeylanicum Ness
|
Batang/kulit batang
|
Prancis, Indo Cina
|
Cendana (sandal wood)
|
Santalum Album L
|
Batang/kulit batang
|
Mysole, Inggris
|
1. Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari
bunga
a.
Cengkeh
Nama simplisia :
Caryophylli flos
Nama Tanaman asal : Eugenia
caryophyllus ( spreng )
Famili
: Myrtaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung
eugenol. Zat serupa damar, tidak berasa, hablurnya berupa jarum yang disebut
kariofilin, zat penyamak dan Gom.
Kegunaan :
Stimulansia, obat mulas, antiemetikum.
Tanaman
cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah yang cukup besar, baik
dalam bunga tangkai maupun daun (1-4 %). Penggunaan
senyawa eugenol yang terdapat dalam
daun, gagang, dan bunga telah banyak dilaporkan efektif untuk mengendalikan beberapa patogen penyebab
penyakit. Senyawa-senyawa dalam daun cengkeh berperan aktif dalam menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti senyawa eugenol dan eugenol asetat.
Eugenol berperan aktif dalam menghambat pertumbuhan
koloni, sporulasi, pigmentasi dan pertumbuhan spora abnormal dari Fusarium
oxysporum, selain itu pestisida nabati dari serasah daun cengkeh kering yang
telah dihancurkan menjadi serbuk dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit
busuk buah, batang vanili yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Senyawa yang
lain seperti eugenol-isoeugenol yang terdapat pada daun cengkeh bersifat
fungitoksik terhadap Hemileia vastatrix. Interval aplikasi yang singkat dan
konsentrasi yang tinggi akan lebih efektif dalam mengendalikan patogen penyebab
penyakit.
Minyak cengkeh atau minyak cengkih adalah minyak
atsiri yang dihasilkan dari Penyulingan bagian tanaman cengkeh, terutama daun
dan bunga cengkeh Secara umum, daun dan ranting cengkeh mengandung eugenol
dengan konsentrasi lebih banyak dibandingkan bunga cengkeh. Minyak yang
dihasilkan dari daun cengkeh keringterdapat 82-88% eugenol.
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat
digunakan sebagai pengobatan alternatif. Banyak zat terkandung dalam minyak
cengkeh yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan lain
yang terdapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3, magnesium,
serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan oleh tubuh
juga ada di dalamnya, terutama vitamin C dan vitamin K.
Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri
yang cukup banyak dihasilkan di Indonesia dengan cara penyulingan air dan uap.
Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai kekuning-kuningan,
mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma cengkeh. Warnanya akan
berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan besi atau
akibat penyimpanan.
Minyak
atsiri cengkeh dapat diperoleh dengan berbagai teknik penyulingan, yaitu :
1)
Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara
penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang
sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah
berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan
pipa yang dihubungkan dengan kondensor.
Uap yang
merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan
ditampung dalam wadah, selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan
dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja.
2)
Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam
Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal
dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja
bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan
diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri
karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses
produksi.
Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi
yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke
dalam ketel agar meminimkan kehilangan air.Melihat dari beberapa keadaan,
tekanan uap yang rendah akan menghasilkan minyak atsiri berkualitas baik.
3)
Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam
Distillation)
Sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air
maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling
minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku.
Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan
kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan
dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metodei ni
biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi.
b.
Lavender
Nama simplisia :
Lavandulae flos
Nama Tanaman asal : Lavandula
angustifolia
Famili
: Lamiaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung linalyl
acetate dan linalool.
Kegunaan :
Sedatif,
hypnotic, dan antineurodepresive.
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri
atas beberapa kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender
tersusun atas beberapa kandungan, seperti: minyak esensial (1-3%), alpha-pinene
(0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene
(1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol (1,21%), terpinen-4-ol
(4,64%), linalyl acetate (26,32%), geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene
(7,55%). Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari
bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool 7(C10H18O).
Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat
dengan bau wangi yang sangat khas. Minyak lavender adalah salah satu
aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive
baik pada hewan maupun pada manusia. Karena minyak lavender dapat memberi rasa
tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres.
Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool
asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan
otot-otot yang tegang. Dikatakan juga linalool menunjukkan efek hypnotic dan anticonvulsive
pada percobaan menggunakan tikus. Karena khasiat inilah bunga lavender sangat
baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu, beberapa tetes minyak lavender
dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan
tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya dapat
memberikan efek relaksasi.
Cara
memperoleh minyak atsiri bunga lavender ini, dapat kita lakukan dengan cara
sederhana yaitu :
1)
Tahap pertama
Yang harus
kita lakukan sebelum penyulingan adalah memotong bunga lavender menjadi bagian
yang lebih kecil. Hal ini bertujuan agar kelenjar minyak pada bunga dapat
terbuka sebanyak mungkin sehingga memaksimalkan produksi minyak esensial.
2)
Tahap kedua
Yaitu, mengeringkan
bunga lavender pada tempat yang teduh atau ruang tertutup selama kurang lebih
dua hari. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyulingan dan
mendapatkan hasil yang lebih baik.
Jangan
langsung mengeringkan di bawah sinar matahari karena dapat mengakibatkan
sebagian minyak dari bunga ikut menguap. Selain itu, pengeringan yang terlalu
cepat dapat mengakibatkan bunga menjadi rapuh dan sulit untuk disuling. Bila
dua tahap di atas telah dikerjakan, bunga lavender siap untuk disuling menjadi
minyak esensial.
3)
Tahap ketiga
Tahap
terakhir adalah penyulingan. Teknik penyulingan minyak esensial dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air (direbus), penyulingan dengan
air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan uap (diuapkan)
c.
Melati
Nama Tanaman asal : Lavandula
angustifolia
Famili :
Lamiaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung linalool,
citronellol dan dihydromethyl jasmonate
Kegunaan : Sedatif, hypnotic, dan antineurodepresive.
Minyak melatia dalahminyak yang dihasilkandari bunga
melati (Jasmine Sambac). Pada umumnya bunga melati setelah dipetik akan tetap
hidup secara fisiologis. Daun bunga melati terus menjalankan proses hidupnya
dan tetap memproduksi minyak atsiri lalu minyak yang terbentuk dalam bunga akan
menguap dalam waktu singkat. minyak atsiri yang terkandung dalam bunga melati
tidak bisa dilakukan dengan cara penyulingan/destilasi seperti halnya pada
cengkeh, nilam, ataupun kenanga. Hal ini disebabkan oleh penyulingan dengan uap
air atau air mendidih yang relative lamacenderung merusak komponen minyak
karena proses hidrolisa, polimerisasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik
didih tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air
sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah. Oleh karena itu
minyak melati harus diproses dengan metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk
melati adalah metode Enfleurasi. Pada proses ini, adsorbsi minyak atsiri oleh
lemak dilakukan pada suhu rendah (keadaan dingin) sehingga minyak terhindar
dari kerusakan yang disebabkan oleh panas. Walaupun telah dikenal sistem
ekstraksi dengan pelarut mudah menguap yang menggunakan cara modern, namun metode kuno yaitu enfleurasi
masih memeg dan selalu disempurnakan.
Prinsip kerja proses Enfleurasi cukup sederhana. Me dengan lemak yang mempunyai daya adsorbsi tinggi. Pada
akhir proses, lemak akan jenuh dengan minyak bunga. Kemudian minyak bunga
tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya
alkohol ik pemisahan distilasi vakum supaya alkohol menguapdan dihasilkan
absolut.
2. Contoh
sumber minyak atsiri yang diambil dari daun
a.
Tanaman
Kayu Putih
Nama simplisia :
Melaleuca folium
Nama Tanaman asal : Melaleuca leucadendra (L)
Famili : Myrtaceae
Zat berkhasiat :
Minyak atsiri ,sineol.
Kegunaan : Perdaraham stomachichum, spasmolika.
Khasiat : diaforetik,
Analgesik , Desinfektan ; Ekspektoran ; Antispasmodik
Zat
Berkhasiat : kayu putih mengandung zat kimia minyak atsiri yang
terdiri dari sienol 44-55% terpineol, alddehid valerat, butorat, benzoat,
L-pinen dan limonen.
Penyimpanan
: wadah tertutup rapat
Cara pengelolahan :
1. Daun kayu putih
dipetik terlebih kayu putih dipetik terlebih dahulu
dari pohonnya kemudian baru dilakukan penyulingan secara sederhana.
2. Setelah itu daun
minyak kayu putih dimasukkan diatas rak dalam ketel tempat perebusan dan pada
dasar ketel diisi air yang dibakar menggunakan tungku,ketel ditutup rapat agar uapnya
tidak keluar. Disebelah ketel tersebut ada bak penampung air yang merupakan
salah satu tahap penyulingan.
3. Uap dari daun yang direbus didinginkan hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa penyulingan dengan sendirinya.penyulingan berlangsung kurang lebih 20 menit.
4. Setelah minyak kayu putih keluar dilakukan pengemasan, namun sebelum dilakukan pengemasan. Minyak kayu putih disaring terlebih dulu dengan kapas, kemudian baru dimasukkan dalam botol dan ditutup dengan rapat.selain dapat menghasilkan minyak kayu putih, batang dan daun yang telah dimasak dikeringkan kembali yang kemudian bisa digunakan untuk pembakaran minyak kayu putih tersebut.kemudian minyak kayu putih siap untuk dipakai
3. Uap dari daun yang direbus didinginkan hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa penyulingan dengan sendirinya.penyulingan berlangsung kurang lebih 20 menit.
4. Setelah minyak kayu putih keluar dilakukan pengemasan, namun sebelum dilakukan pengemasan. Minyak kayu putih disaring terlebih dulu dengan kapas, kemudian baru dimasukkan dalam botol dan ditutup dengan rapat.selain dapat menghasilkan minyak kayu putih, batang dan daun yang telah dimasak dikeringkan kembali yang kemudian bisa digunakan untuk pembakaran minyak kayu putih tersebut.kemudian minyak kayu putih siap untuk dipakai
b. Lada
Kingdom : Plantae (Plants)
Divison : Spermatophyta (Seed plants)
Class : Angiospermae
Subclass : Monocotyledonae
Order : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper Nigrum L.
Kandungan lada : Lada mengandung
Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina,
kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, dan minyak lemak.
Khasiat
dan manfaat lada :
1) Membantu
menurunkan berat badan
Lada mengandung capsaicin
yang merupakan senyawa yang membuat rasa pedas seperti pada cabai. Capsaicin
juga berguna untuk membantu menurunkan berat badan.
2) Radang
sendi
Capsaicin juga berkhasiat
sebagai zat anti-inflamasi yang akan membantu meringankan kondisi peradangan,
seperti pembengkakan dan rasa sakit pada menderita arthritis .
3) Kanker
Sebuah studi yang
dilakukan oleh ilmuwan Inggris di University of Nottingham, dan studi lain oleh
American Association of Cancer Research melaporkan bahwa capsaicin yang
ditemukan dalam paprika sebenarnya mampu membunuh sel kanker tertentu, terutama
sel kanker prostat.
Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah
satu komoditi ekspor potensial di Indonesia. Lada sangat penting dalam komponen
masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan. Pada masa lampau
harga lada sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan bangsa
Eropa ke Asia Timur untuk menguasai perdagangan, dan merupakan bagian dari
sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika (Sarpian, 2003).
Indonesia mulai mengembangkan usaha tani
lada dalam skala besar dengan pusat produksi di daerah Lampung, Pulau Bangka,
dan Belitung. Lada disebut sahang dalam bahasa Melayu Lokal seperti, bahasa
Banjar, Melayu Belitung, Melayu Sambas, dan lain-lain.
3. Contoh
tanaman yang diambil dari buah atau kulit buah:
a.
Tanaman
Adas Manis
Nama simplisia :
Anisi fructus
Nama Tanaman Asal : Pimpinella anisum
Famili : Apiaceae
Zat berkhasiat :
Minyak atsiri yang mengandung anetol,metilkavinol,anis-keton, asetal dehida,
minyak lemak, zat putih telur, hidrat arang.
Kegunaan : Karminativa, obat mulas.
Adas manis atau anis (Pimpinella anisum) merupakan sejenis
tumbuhan berbunga dari famili Apiaceae yang be rasal dari kawasan Laut Tengah
bagian timur dan Asia barat daya. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan semusim
berupa terna yang tingginya dapat mencapai satu meter. Daun pada bagian dasar
tumbuhan ini berbentuk sederhana, panjangnya 2-5 cm, dan bercuping dangkal,
sementara daun pada bagian batang yang lebih tinggi berbentuk menyirip seperti
bulu dan terbagi-bagi menjadi banyak anak daun. Bunganya berwarna putih,
berdiameter 3 mm, dan bergerombol banyak dalam payungan bunga. Buahnya
merupakan skizokarp kering berbentuk lonjong dengan panjang 3-5 mm
4. Contoh
sumber minyak atsiri yang diambil dari akar atau rhizome
a.
Tanaman
Jahe
Nama simplisia : Zingiberis rhizoma
Nama Tanaman Asal : Zingiber officinnale ( Roscoe )
Famili : Zingiberaceae
Zat berkhasiat :
Pati, damar,oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron,
zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer,sineol, dan felandren.
Kegunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika.
Cara
pengolahan minyak atsiri jahe :
Ada beberapa
teknik penyulingan minyak atsiri pada rimpang jahe yang dapat dilakukan, yaitu;
metode perebusan. Bahan baku dalam hal ini rimpang jahe direbus di dalam air
mendidih. Minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan
melalui kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini
disebut alat suling perebus.
Setelah
perebusan, dilanjutkan dengan metode pengukusan. Rimpang jahe (bahan baku)
dikukus di dalam ketel yang konstruksinya hampir sama dengan dandang. Minyak
atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor
untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut suling pengukus.
Kemudian
metode uap langsung, dimana bahan baku (rimpang jahe) dialiri dengan uap yang
berasal dari ketel pembangkit uap. Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh
aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk kondensasi. Alat yang
digunakan untuk metode ini disebut alat suling uap langsung.
Pada umumnya
yang dilakukan oleh kebanyakan petani, adalah metode pengukusan karena mutu
produk cukup baik, proses cukup efisien, dan harga alat tidak terlalu mahal,
sedangkan untuk untuk skala besar, metode uap langsung yang paling baik karena
paling efisien dibanding cara lainnya.
Bahan yang
diperlukan dalam proses produksi minyak atsiri jahe, yakni rimpang jahe, air
serta kertas saring berlapis magnesium karbonat.
Sedangkan
peralatan yang diperlukan dalam pengolahan rimpang jahe menjadi minyak atsiri
jahe, dibutuhkan seperti alat suling pengukus. Alat ini digunakan untuk
menyuling minyak atsiri dengan metode pengukusan. Lalu ketel suling, pengembun
uap (kondensor) serta penampung hasil pengembunan dan botol kaca berwarna
gelap, atau jerigen plastik kualitas tinggi.
Sebelum
dilakukan poses pengolahan rimpang jahe, perlu dilakukan beberapa persiapan,
yaitu; rimpang jahe dicuci sampai bersih, kemudian dipotong kecil-kecil
(dirajang) dengan ketebalan berkisar antara 2 sampai 4 mm. Atau rimpang jahe
dapat juga digeprak (dipukul sampai memar dan pecah, tapi tidak sampai hancur).
Tahap pembersihan ini jahe yang akan disuling tidak perlu dikuliti karena
pengulitan akan menurunkan rendeman minyak atsiri jahe. Ukuran potongan
(rimpang) harus diusahakan seseragam mungkin. Ukuran yang tidak seragam akan
meyulitkan penyusunan bahan di dalam ketel secara baik.
Setelah bahan
baku (jahe) siap, dilakukan persiapan alat, dengan terlebih dahulu membersihkan
bagian dalam ketel. Setelah itu, ketel diisi dengan air bersih, dengan
permukaan air berada 3-5 cm di bawah plat berpori yang menjadi alas irisan
jahe. Air yang paling baik diisikan adalah air hujan, karena air ini tidak akan
menimbulkan endapan atau kerak pada dinding dalam ketel.
Saat
pengisian bahan ke dalam ketel, rimpang jahe yang sudah dirajang, dimasukan ke
dalam ketel. Bahan disusun dengan formasi seragam dan mempunyai cukup rongga
untuk penetrasi uap secara merata ke dalam tumpukan bahan. Perlu diperhatikan,
tumpukan bahan yang terlalu padat dapat menyebabkan terbentuk rat holes, yaitu
suatu jalur uap yang tidak banyak kontak dengan bahan yang disuling. Tentu saja
hal ini menyebabkan rendemen dan mutu minyak akan rendah. Lalu tutup ketel
dengan rapat sehingga tidak ada celah sekecil apapun yang memungkinkan uap
lolos dari celah tersebut.
Proses
penyulingan ini dilakukan selama kurang lebih 16-30 jam. Minyak jahe yang baik
berwarna kuning kecoklat-coklatan. Dari hasil proses penyulingan tersebut,
minyak jahe yang diperoleh masih mengandung sejumlah kecil air. Kandungan air
ini dapat dikurangi dengan cara menyaring minyak melalui kertas saring berlapis
magnesium karbonat.
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman
rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya
berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas
disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae
(temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata
Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
b.
Akar wangi
Nama Tanaman :
Akar wangi
Nama Latin :
Vetiveriae zizanoides
Nama Lokal :
Larasetu (Jawa), Usar (Sunda)
Family
: Graminae atau rumput-rumputan
Sumber minyak :
Akar
Komponen minyak : Vetiveron, vetiverol, vetivenil,
vetivenal, asam palmitat, asam benzoate, dan vetivena.
Klasifikasi : Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh
merumpun lebat, akar serabut bercabang banyak berwarna merah tua.
Khasiat : Menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi, mengobati
rematik, pegal linu, dan encok.
Rumput menahun yang
membentuk rumpun yang besar, padat dengan arah tumbuh tegak lurus, kompak,
beraroma, bercabang-cabang, memiliki rimpang dan system akar serabut yang
dalam. Rumpun tumbuh hingga mencapai tinggi 1-1,5m, berdiameter 2,8mm. Daun
berbentuk garis, pipih, kaku, permukaan bawah daun licin. Perbungaan malai
(tandan majemuk) terminal, tiap tandan memiliki panjang mencapai 10cm, ruas
yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang, namun di
bagian apeksnya tampak menebal.
5. Contoh
sumber minyak atsiri yang diambil dari batang atau kulit batang.
a.
Tanaman
Kayu Manis
Nama simplisia :
Cinnamomi cortex
Nama Tanaman Asal : Cinnamomum zeylanicum (BI).
Famili : Lauraceae
Zat berkhasiat :
Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat penyamak, pati, lendir.
Kegunaan : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan adstringensia
lainnya untuk obat mencret.
Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis
pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat
beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan
yang dibakar manis, anggur panas.
6. Contoh
sumber minyak atsiri yang diambil dari biji
a.
Tanaman
Seledri
Nama simplisia :
Apii semen
Nama Tanaman Asal : Apium graviolens (L).
Famili : Apiaceae
Zat berkhasiat :
apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid
Khasiat
Daun Seledri untuk Kesehatan
1)
Manfaat daun
seledri untuk mengobati rematik
Mengobati rematik sangat urgent buat yang sudah terkena penyakit
satu ini. Di samping menganggu aktivitas sehari-hari yang menumpuk, rematik
juga kuasa menjadikan kita kesakitan sepanjang hari. Penyakit rematik hadir
karena kelebihan asam urat. Asam urat ini lalu menumpuk di sendi dan lambat
laun mengkristal. Akibatnya, menggunakan tubuh menjadi sulit. Lambat laun,
rematik juga mengancam gerak kita dengan kelumpuhan. Daun seledri bisa membantu
masalah rematik satu ini. Hal yang dilakukan juga sangat mudah. Persering saja
mengonsumsi daun seledri mentah. Pengonsumsian ini dilakukan dengan menjadikan
daun seledri sampingan untuk lalapan makanan lauk kita sehari-hari.
2)
Khasiat daun
seledri untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah
Kolesterol memiliki jumlah yang harus dibatasi di dalam tubuh.
Jumlah yang tidak dibatasi nantinya akan berakibat pada penumpukan dan
penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat nantinya akan
mengundang banyak penyakit. Cara mengenyahkannya adalah dengan daun seledri. Cara
alternatif ini mudah saja. Cukup rebus daun seledri dengan 3 gelas air hingga
susut menjadi 1 gelas air setelah daun seledri dicuci bersih dan
dipotong-potong kasar. Sisanya tunggu agak mendingin lalu diminum rutin.
Dijamin kolesterol akan bubar.
Seledri (Apium graveolens
L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu
masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian
tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh
penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai
lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun,
buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.
b.
Kapolaga
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) : Angiosperms
(tidak termasuk) : Monocots
(tidak termasuk) : Commelinids
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Karakteristik :
Kapulaga adalah sejenis
rempah yang dihasilkan dari biji beberapa tanaman dari genera Elettaria dan
Amomum dalam keluarga Zingiberaceae (keluarga jahe-jahean). Kedua genera ini
adalah tanaman asli Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Nepal, dan Pakistan;
biji kapulaga dapat dikenali dari biji polongnya yang kecil, penampang irisan
segitiga, dan berbentuk gelendong kumparan, dengan kulit luar yang tipis, dan
biji hitam yang kecil.
Kapulaga sering digunakan
sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu atau
obat-obatan herbal tradisional. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di
Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga seberang atau
kapulaga india (Elettaria cardamomum); keduanya termasuk ke dalam suku
jahe-jahean atau Zingiberaceae.
Kapulaga India
diperkenalkan ke Guatemala oleh pengusaha perkebunan kopi asal Jerman, Oscar
Majus Kloeffer, sebelum Perang Dunia I.[1] Kini Guatemala menjadi penghasil
kapulaga terbesar di dunia, diikuti oleh India. beberapa negara seperti Sri
Lanka dan Indonesia juga membudidayakannya. Polong biji Elettaria berwarna
hijau terang, sementara polong biji Amomum lebih besar dan berwarna cokelat
tua.
Kini kapulaga adalah
rempah termahal ketiga di dunia, setelah saffron dan vanilla.
Khasiat dan kegunaan :
1. Dapat menurunkan resiko kanker
Kandungan anti-karsinogenik dalam kapulaga merupakan
properti pencegah kanker yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di
seluruh dunia. Dalam studi yang dilakukan oleh Sengupta et al. di Chittaranjan
National Cancer Institute di Kolkata telah menunjukkan bahwa menggunakan
kapulaga memiliki hasil positif dalam menangkal kanker kolorektal hingga 48%.
2.
Baik untuk kesehatan jantung
Dalam studi penelitian yang dilakukan di Departemen
Farmakologi dan Farmasi di College of Pharmacy Raja Saud University, Arab Saudi
menunjukkan bahwa penggunaan kapulaga pada pasien penderita kardiovaskular
dapat mengendalikan irama detak jantung serta mengendalikan hipertensi.
3.
Mengontrol kolesterol
Mikronutrien yang ditemukan dalam kapulaga dipercayai dapat
membantu mengatasi lonjakan lipid dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan di
Toxicology Divisi Farmakologi dan di Hindustan India oleh Dhuley dengan
percobaan enzim antioksidan hati dan jantung dari kapulaga pada tikus, yang
diberi makan diet tinggi lemak menunjukkan bahwa enzim antioksidan memiliki
pengaruh pada tingkat kolesterol dengan membantu mengendalikannya secara
signifikan.
Cara pengolahan minyak atsiri kapulaga :
a. Buah
yang akan disuling, dijemur terlebih dahulu agar uap air hilangdan tidak
mengganggu proses penyulingan.
b. Biji-bijinya
dilepaskan dari kulit atau kapsulnya. Biji itu digiling atau ditumbuk sampai
lumat dan segera sesudah itu dimasukkan ke dalam ketel.
c. Dalam
ketel, bahan yang telahdilumatkan itu dihamparkan merata (tidak boleh terlalu
tebal) di atas wadah-wadah.
d. Wadah
menyerupai saringan berlubang-lubang. Letak wadah di dalam ketel
bertingkat-tingkat atau berlapis-lapis. Supaya lumatan-lumatan tadi tidak lolos
dari lubang-lubangnya.
e. Wadah
tadi dialasisaringan-saringan terbuat dari kawat aluminium halus atau memakai
kain kasa yang jarang. Antara wadah yang satu dengan wadah yang lainnya
sejak dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas berongga-rongga. Cerobong
pipa yang sekelilingnya berlubang-lubang dipasang di tengah sehingga menembus
semua wadah. Cerobong ini dibuat dari logam stainless atau aluminium,dipasang
terpadu, berpangkal pada tengah wadah yang terbawah. Sewaktu penyulingan,
melalui lubang-lubang cerobong itu uap dalam ketel dapatmerata mengenai semua
bahan yang disuling, hingga proses pembuatanminyak lebih sempurna.
f.
Uap bercampur minyak pun
bebas menuju pipa pengeluaran. Penyulingan selama 4 jam dapat menunda
seluruh kandungan ester yangterdapat dalam minyak tersebut.
Buah kapulaga segar yang cukup umur
dikupas dulu kulit buahnyauntuk dipisahkan dengan bijinya. Kemudian dicuci
bersih, dan dikeringkan di bawah sinar matahari tidak langsung dengan
ditutup kain selama 3 hari. Buah dan biji diblender menjadi serbuk dan disimpan
dalam wadah tertutup untuk mengurangi penguapan minyak atsiri. Serbuk akan
digunakan untuk distilasiminyak atsiri dan pembuatan ekstrak kasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar