Kamis, 22 Februari 2018

Minyak Atsiri





A.      Definisi Minyak Atsiri
Minyak atsiri di definisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya.
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun-daunan dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak yang terdapat di dalam bahan bakunya.
Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Minyak atsiri biasanya tidak berwarna, terutama bila masih segar (baru saja diperoleh dari isolasi), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara lain isimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat.
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil. Minyak atsiri merupakan golongan monoterpenoid yang memiliki jumlah atom C sebanyak 10 buah dan juga merupakan golongan seskuiterpenoid yang memiliki jumlah atom sebanyak 15 buah.
Semua minyak atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir tiap jenis senyawa organik dapat ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol, keton, aldehid, eter, ester, dan lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai komponen tunggal dalam persentase (minyak cengkeh mengandung tidak lebih dari 85% subtansi fenolik, sebagian besar eugenol).
Akan tetapi tidaklah mengherankan jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen, dan seringkali trace constituent-nya mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap keseluruhan minyak atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen yang dapat mengubah aroma. Tanaman dari spesies yang sama yang tumbuh pada tempat tumbuh yang berbeda, biasanya mempunyai komponen yang sama, tetapi persentasenya mungkin berbeda.
Minyak atsiri bersifat  mudah menguap  karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya   kuat  mempengaruhi  saraf  manusia (terutama   di  hidung)   sehingga seringkali   memberikan   efek   psikologis   tertentu   (baunya   kuat).   Setiap   senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun kenyataan untuk memperoleh minyak atsiri dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik.


B.       Sifat-sifat Minyak Atsiri
Sifat-sifat minyak atsiri tersusun bermacam-macam komponen senyawa yang memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lainnya berbeda-beda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyusunnya. Minyak atsiri mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.
Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen, udara, sinar matahari (terutama gelombang ultra violet) dan panas, karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun. Bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusunnya memiliki atom C asimetrik, juga mempunyai indeks bias yang tinggi. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, dapat larut walaupun kelarutannya sangat kecil, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut organik.
1.    Sifat Fisika
Seperti bahan-bahan lain yang memiliki sifat fisik, minyak atsiri juga memiliki sifat fisik yang bisa di ketahui melalui beberapa pengujian. Sifat fisik dari setiap minyak atsiri berbeda satu sama lain. Sifat fisik terpenting dari minyak atsiri adalah dapat menguap pada suhu kamar sehingga sangat berpengaruh dalam menentukan metode analisis yang dapat digunakan untuk menentukan komponen kimia dan komposisinya dalam minyak asal. Sifat-sifat fisika minyak atsiri yaitu sebagai berikut :
a.    Bau yang karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu, seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
b.    Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari ukuran bahan dan lama penyulingan yang di lakukan.
c.       Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan alat Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan (perubahan arah sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian.
Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan karena penguapan minyak dari bahan berukuran kecil berlangsung lebih mudah sehingga fraksi berat minyaknya lebih banyak terkandung dalam minyak, yang mengakibatkan kerapatan molekul minyak lebih tinggi dan sinar yang menembus minyak sukar diteruskan. Semakin sukar sinar diteruskan dalam suatu medium (minyak) maka nilai indeks bias medium tersebut semakin tinggi.
d.      Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis minyak atsiri, konsentrasi senyawa, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter. Besar putaran optik minyak merupakan gabungan nilai putaran optik senyawa penyusunnya.
Penyulingan bahan berukuran kecil akan menghasilkan minyak yang komponen senyawa penyusunnya lebih banyak (lengkap) dibanding dengan bahan ukuran besar, sehingga putaran optik yang terukur adalah putaran optik dari gabungan (interaksi) senyawa-senyawa yang biasanya lebih kecil dibanding putaran optik gabungan senyawa yang kurang lengkap (sedikit) yang dihasilkan bahan berukuran besar.
e.       Kelarutan Dalam Alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak atsiri. Minyak atsiri banyak yang mudah larut dalam etanol dan jarang yang larut dalam air, sehingga kelarutannya mudah diketahui dengan menggunakan etanol pada berbagai tingkat konsentrasi.
Untuk menentukan kelarutan minyak atsiri juga tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri tersebut. Kelarutan minyak juga dapat berubah karena lamanya penyimpanan. Hal ini disebabkan karena proses polimerisasi menurunkan daya kelarutan, sehingga untuk melarutkannya diperlukan konsentrasi etanol yang tinggi. Kondisi penyimpanan kurang baik dapat mempercepat polimerisasi diantaranya cahaya, udara, dan adanya air bisa menimbulkan pengaruh yang tidak baik.
f.        Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna menjadi kuning tua hingga coklat muda.


2.    Sifat Kimia
a.       Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak.
b.      Bilangan Ester
Bilangan ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak tersebut mempunyai aroma yang baik.  Minyak atsiri juga dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi, hidrolisa, dan resinifikasi.
1)        Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki
2)        Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator.
3)        Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan. Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi saat :
a)    Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu rendah.
b) Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi terlalu tinggi.
c)    Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
d)   Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena minyak atsiri berkontak dengan udara.

C.      Sumber Minyak Atsiri
Tanaman   yang   menghasilkan   minyak   atsiri   diperkirakan  berjumlah   150-200 spesies tanaman, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang   atau kulit dan akar atau rhizome. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.

D.      Fungsi Minyak Atsiri
Dalam industri farmasi minyak atsiri digunakan sebagai antibakteri, antifungi,
antiseptik, pengobatan lesi, antinyeri, dapat digunakan sangat luas dan spesifik,
khususnya dalam berbagai bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak
atsiri, antara lain dalam industri kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo dan lotion) dalam industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam industri bahan pengawet bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena itu,  tidak heran jika minyak atsiri banyak diburu oleh berbagai Negara.

E.       Klasifikasi Minyak Atsiri
1.      Berdasarkan Mudah atau Tidaknya Dipisahkan
a.       Minyak atsiri yang dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya.
Komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-produk lain.
Contohnya : minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak terpentin.
Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan atau diisolasai dengan penyulingan bertingkat atau dengan proses kimia yang sederhana.
Pada saat isolasi dengan penyulingan bertingkat selalu dilakukan dalam keadaan vakum. Isolasi yang dilakukan berdasarkan reaksi kimia hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri.
Contoh : isolasi Eugenol dari komponen yang lain yang terdapat di dalam minyak daun cengkeh.
b.      Minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen murninya. Contoh : minyak akar wangi, minyak nilam, dan minyak kenanga. Lazimnya minyak atsiri tersebut langsung dapat digunakan sebagai pewangi berbagai produk, tanpa diisolasi komponen-komponenya.




2.      Berdasarkan Komponen Kimianya
Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan oleh perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak.
Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut :
a.       Minyak atsiri hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri dari monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren), diterpen (4 unit isopren) dan politerpen.
Misalnya minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus (famili Pinaceae). Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin (hingga 90%), ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral disebut resena. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat.
b.      Minyak atsiri hidrokarbon teroksigenasi
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini adalah persenyawaan alcohol, aldehid, keton, ester, eter, dan fenol. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal.
c.       Minyak atsiri alkohol
Minyak pipermin dihasilkan oleh daun tanaman poko atau Mentha piperita Linn. Daun poko segar mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin dan tanin. Sementara daun yang telah dikeringkan mengandung 2% minyak permen. Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat. Sementara pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi.
d.      Minyak atsiri fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian yang dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih utama dimanfaatkan karena mengandung minyak atsiri sampai 20%.
Minyak cengkeh tersusun eugenol yaitu sampai 95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseton-eugenol, beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta bahan-bahan yang tidak mudah menguap seperti tanin, lilin, dan bahan serupa damar. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah.
e.       Minyak atsiri eter fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan felandrena. Miyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan farfum.
f.        Minyak atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).
g.      Minyak atsiri ester
Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae). Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan farfum, dalam industri permen, dan minuman tidak beralkohol.

F.       Kelarutan Minyak Atsiri
Banyaknya minyak atsiri yang larut dalam alkohol dan jarang yang larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi. Menentukan kelarutan minyak, tergantung juga kepada kecepatan daya larut dan kualitas minyak. Biasanya minyak yang kaya akan komponen oxygenated lebih mudah larut dalam alkohol dari pada yang kaya terpen.

G.      Cara Memperoleh Minyak Atsiri
Minyak atsiri diperoleh dengan cara ekstraksi, yang meliputi beberapa tahap yaitu :
1.    Perajangan
Sebelum bahan obat tersebut di suling, sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan-potongan ke   cil. Proses perajangn ini bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dari bahan, dan untuk mengurangi sifat kamba bahan oral. Besar ukuran partikel hasil rajangan bervariasai, tergantung dari jenis bahan itu sendiri.
Selama proses perajangan akan terjadi penguapan komponen minyak bertitik didih rendah, dan jika dibiarkan beberapa menit akan terjadi penyusutan bahan sekitar 0,5 % akibat penguapan minyak. Oleh karena itu, jika di inginkan rendemen dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus di masukkan dalam ketel suling. Kelemahan bahan yang di rajang karena :
a.       Jumlah total minyak berkurang, akibat penguapan selama perajangan.
b.      Komposisi minyak akan berubah, dan akan mempengaruhi bau.
2.    Penyimpanan Bahan Olah
Tempat dan kondisi bahan olah sebelum perajangan mempengaruhi penyusutan minyak atsiri, namun pengaruhnya tidak begitu besar seperti pada perajangan. Penyimpanan bahan olah dengan cara penimbunan sering di lakukan akibat terhambatnya proses penyulingan atau karena kapasitas ketel suling yang kurang besar. Jika bahan olah harus di simpan sebelum di proses, maka harus di simpan dalam udara kering yang bersuhu rendah, dan udara tidak d sirkulasi. Jika mungkin ruangan di lengkapi dengan “air conditioner”.
Sirkulasi dan kelembaban udara yang ekstrim selama penyimpanan mengakibatkan proses resinifikasi, penguapan dan proses oksidasi. Penyusutan minyak selama penyimpanan dalam udara kering tergantung dari beberapa faktor, yaitu : kondisi bahan, metode dan lama penyimpanan, dan komposisi kimia minyak dalam bahan. Bahan olah berupa daun dan bunga tidak dapat disimpan lama, namun sebaliknya bahan berupa kulit pohon, akar, kayu lebih tahan disimpan lama, karena jumlah minyak yang menguap lebih kecil.
3.    Pelayuan dan Pengeringan
Sebagian bahan olah memerlukan proses pengeringan, sebelum di simpan atau disuling. Tujuan dari pelayuan dan pengeringan bahan olah adalah:
a.         Menguapkan sebagian air dalam bahan, sehingga proses penyulingan mudah dan singkat.
b.        Untuk menguraikan zat tidak berbau sehingga berbau wangi. Sebagai contoh ialah untuk memecahkan glikosida (amigdalin) menjadi benzaldehid yang berbau wangi pada minyak almon dan akar orris. Hal yang sama terjadi pula pada minyak nilam dan vanila.
Kehilangan minyak selama periode pelayuan dan pengerian lebih besar dari kehilangan minyak selama proses penyimpanan. Hal ini terjadi karena proses pengeringan, air dalam tanaman akan berdifusi sambil mengangkut minyak atsiri dan akhirnya menguap. Bahan yang mengandung fraksi minyak yang mudah menguap, biasanya hanya dilayukan atau dikeringkan pada tingkat kering udara, sedangkan bahan yang mengandung minyak atsiri yang sukar menguap, biasanya dikeringkan lebih lanjut.
Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam pelarut air. Berdasarkan sifat tersebut, isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1.        Penyulingan (distilatiom)
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan uap air ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
a)      Besarnya tekanan uap yang digunakan
b)      Berat molekul masing-masing komponen dalam minyak
c)      Kecepatan minyak yang keluar dari bahan yang mengandung minyak
Proses penyulingan minyak dapat dipercepat dengan menaikkan suhu dan tekanan atau dengan menggunakan sistem “ superheated steam “. Akan tetapi hal ini hanya dapat dilakukan terhadap minyak atsiri yang sukar mengalami dekomposisi pada suhu yang lebih tinggi.
Ekstraksi minyak atsiri dengan penyulingan mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a)         Tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya panas dan air.
b)        Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas.
c)         Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi.
d)        Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan mempunyai daya fiksasi terhadap bau sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal dalam bahan.
e)         Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah dari bau wangi alamiah.
Macam-macam metode penyulingan :
a)         Penyulingan dengan air
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air atau terendam secara sempurna tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Penyulingan dengan metode ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen minyak yang hilang dan terjadi pula penurunan mutu minyak yang diperoleh.
b)        Penyulingan dengan uap
Metode ini disebut juga penyulingan tak langsung. Pada prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung, hanya saja air penghasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel penyulingan. Uap yang digunakan berupa uap jenuh atau uap kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1 atm.
c)         Penyulingan dengan air dan uap
Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan disuling diletakkan diatas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel penyulingan diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.
2.        Pengepresan ( pressing )
Ekstrak minyak atsiri dengan pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan beruba biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan. Akibat tekanan pengepresan, maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir kepermukaan bahan.
Beberapa jenis minyak yang dapat diekstraksi dengan cara pengepresan adalah minyak almond, apricot, lemon, minyak kulit jeruk, mandarin, grape fruit dan beberapa jenis minyak lainnya. Berdasarkan tipe, maka alat pengepresan ada 2 macam, yaitu hydraulic pressing dan expeller pressing.
3.        Pelarut menguap ( solvent extraction )
Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan  dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu wadah ( ketel ) yang disebut Extractor. Berbagai tipe extractor yang telah dikenal adalah Bonotto extractor, Kennedi extractor Bpllsman extractor, De Smet extractor, dan Hilderbrandt extractor.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstrasi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, dan lain-lain. Salah satu proses yang menentukan keberhasilan proses ekstraksi adalah jenis dan mutu pelarut yang digunakan. Pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.       Harus dapat melarutkan semua zat wangi dalam bunga secara sempurna, dan tidak dapat melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, dan senyawa albumin.
b.      Mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan, namun titik didih pelarut tersebut tidak boleh terlalu rendah, karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya sebagian pelarut pada waktu pemisahan pelarut.
c.       Pelarut tidak boleh larut dalam air.
d.      Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereak si dengan komponen minyak bunga.
e.       Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, sehingga jika diuapkan tidak tertinggal dalam minyak.
f.        Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar
Penggunaan campuran berbagai pelarut dapat menghasilkan rendemen dan mutu minyak yang cukup baik, dibandingkan dengan pelarut murni. Beberapa jenis pelarut yang biasa dipergunakan dalam proses ekstraksi minyak atsiri antara lain petroleum ether, benzene dan alcohol.
4.        Lemak Padat
Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-bungaan. Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat.
Kegiatan bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jika terkena panas, kontak atau terendam dalam pelarut organik. Dengan demikian pelarut hanya dapat mengekstraksi minyak yang terdapat dalam sel bunga yang terbentuk pada saat bahan tersebut kontak dengan pelarut.
Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan mutu yang lebih baik, maka selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar proses fisiologi dalam bunga tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin, sehingga bunga tetap dapat memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi minyak bunga menggunakan lemak hewani atau nabati.
Keuntungan dan kerugian metode absorbs oleh lemak, yaitu sebagai berikut :
a.         Keuntungan :
1)      Rendemen minyak yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan cara “ solvent ectraction “.
2)      Minyak yang dihasilkan berbau lebih wangi karena kerusakannya relative kecil.
b.         Kerugian :
1)      Metode tersebut penggunaannya terbatas pada beberapa jenis bunga saja.
2)      Lemak yang mengandung antioksidan, dapat merubah bau minyak atsiri.
3)      Ekstraksi minyak atsiri dari “ pomade “ dengan menggunakan alcohol akan mengekstrak lemak dalam jumlah kecil.
4)      Lemak dapat digunakan hanya untuk satu periode ekstraksi, yaitu sampai lemak sudah jenuh oleh minyak atsiri
Ekstraksi minyak dari bunga-bungaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Enfleurage da  macerate :
a.     Enfleurasi ( enfleurage)
Pada proses ini, absorbs minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah ( keadaan dingin ) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas. Proses enfleurasi menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Kelemahan proses ini adalah karena memerlukan waktu yang lebih lama, dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.
Akhir dari proses ekstraksi ini ditandai dengan jika lemak telah jenuh dengan minyak bunga dan selanjutnya minyak bunga dalam pomade diekstraksi dengan menggunakan alcohol, dan menghasilkan campuran minyak bunga dengan alcohol. Jika alcohol tersebut dipisahkan, maka akan diperoleh minyak bunga yang larut dalam sejumlah kecil alcohol yang disebut dengan ekstrait.
Lemak mempunyai sifat dapat mengabsorbsi bau disekitarnya dan prinsip ini digunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak dari tanaman bunga. Adapun syarat-syarat lemak akan digunakan adalah sebagai berikut :
1)        Lemak tidak berbau
Lemak yang berbau tidak dikehendaki, karena dapat mencemari bau minyak atsiri yang dihasilkan. Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses deodorisasi.
2)        Konsistensi lemak
Konsistensi lemak yang digunakan perlu diatur, karena lemak yang terlalu keras mempunyai daya absorbs yang rendah. Jika konsistensi lemak terlalu lunak, maka lemak banyak melekat pada bunga sehingga sukar dipisahkan.
Konsistensi lemak dapat diatur dengan cara hidrogenasi atau mencampur 2 macam lemak yang titik cairnya berbeda, sehingga didapatkan lemak dengan konsistensi dan titik cair tertentu. Lemak yang sudah sekali dipakai pada proses ekstraksi tidak dapat dipakai kembali dan biasanya dijadikan sabun dan kosmetik.

H.      Simplisia dari Minyak Atsiri
Beberapa sumber minyak atsiri, yaitu :
Nama Minyak
Tanaman Penghasil
Bagian Tanaman
Negara Asal
Sereh wangi
Cymbopogon nardus R
Daun
Srilanka
Nilam (patchouli)
Pogostemon cablin Benth
Daun
Malaysia, Indonesia
Kayu Putih (cajuput)
Melaleuca Leucadenron
Daun
Indonesia
Sereh dapur
(lemon grass)
Cymbopogon citrates
Daun
Madagaskar, Guetemala
Lada (pepper)
Piper nigrum L
Daun/buah
India Timur, Cina, Srilanka
Kenanga (cananga)
Cananga odorata Hook
Bunga
Indonesia
Cengkeh (clove)
Caryophyllus
Bunga atau Daun
Zanzibar, Indonesia, Madagaskar
Lavender
Lavandula offcinalis Chaix
Bunga
Perancis, Rusia
Mawar (rose)
Rosa alba L
Bunga
Bulgaria, Turki
Melati (jasmine)
Jasminumofficinale L
Bunga
Perancis selatan
Kapolaga (cardamom)
Elettaria cardamomun L
Biji
India, amerika
Seledri (celery seed)
Apium graveolen L
Biji
Inggris, India
Sitrun (lemon)
Citrus medica
Buah/Kulit Buah
Kalifornia
Adas (fennel)
foeniculum fulgares Mill
Buah/Kulit Buah
Eropah, tengah, Rusia
Akar wangi (Vetiver)
Vetiveria zizanioides Stap
Akar/rhizoma
Indonesia, Lousiana
Kunyit (Turmeric)
Curcuma longa
Akar/rhizoma
Amerika selatan
Jahe (ginger)
Zingiber officinale Roscoe
Akar/rhizoma
Jamaika
Camphor
Cinnamomun Camphora L
Batang/kulit buah
Formosa, Jepang
Kayu Manis (Cinnamon)
Cinnamomun zeylanicum Ness
Batang/kulit batang
Prancis, Indo Cina
Cendana (sandal wood)
Santalum Album L
Batang/kulit batang
Mysole, Inggris

1.     Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari bunga
a.       Cengkeh
Nama simplisia                 : Caryophylli flos
Nama Tanaman asal        : Eugenia caryophyllus ( spreng )
Famili                               : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama        : Minyak atsiri yang mengandung eugenol. Zat serupa damar, tidak berasa, hablurnya berupa jarum yang disebut kariofilin, zat penyamak dan Gom.
Kegunaan                         : Stimulansia, obat mulas, antiemetikum.
Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah yang cukup besar, baik dalam bunga tangkai maupun daun (1-4 %). Penggunaan senyawa eugenol yang terdapat  dalam daun, gagang, dan bunga telah banyak dilaporkan efektif  untuk mengendalikan beberapa patogen penyebab penyakit. Senyawa-senyawa dalam daun cengkeh berperan aktif dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti senyawa eugenol dan eugenol asetat.
Eugenol berperan aktif dalam menghambat pertumbuhan koloni, sporulasi, pigmentasi dan pertumbuhan spora abnormal dari Fusarium oxysporum, selain itu pestisida nabati dari serasah daun cengkeh kering yang telah dihancurkan menjadi serbuk dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk buah, batang vanili yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Senyawa yang lain seperti eugenol-isoeugenol yang terdapat pada daun cengkeh bersifat fungitoksik terhadap Hemileia vastatrix. Interval aplikasi yang singkat dan konsentrasi yang tinggi akan lebih efektif dalam mengendalikan patogen penyebab penyakit.
Minyak cengkeh atau minyak cengkih adalah minyak atsiri yang dihasilkan dari Penyulingan bagian tanaman cengkeh, terutama daun dan bunga cengkeh Secara umum, daun dan ranting cengkeh mengandung eugenol dengan konsentrasi lebih banyak dibandingkan bunga cengkeh. Minyak yang dihasilkan dari daun cengkeh keringterdapat 82-88% eugenol.
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif. Banyak zat terkandung dalam minyak cengkeh yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan lain yang terdapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3, magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan oleh tubuh juga ada di dalamnya, terutama vitamin C dan vitamin K.
Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang cukup banyak dihasilkan di Indonesia dengan cara penyulingan air dan uap. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai kekuning-kuningan, mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.
Minyak atsiri cengkeh dapat diperoleh dengan berbagai teknik penyulingan, yaitu :
1)      Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor.
Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah, selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja.
2)      Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi.
Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air.Melihat dari beberapa keadaan, tekanan uap yang rendah akan menghasilkan minyak atsiri berkualitas baik.
3)      Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku.
Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metodei ni biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi.
b.      Lavender
Nama simplisia                 : Lavandulae flos
Nama Tanaman asal        : Lavandula angustifolia
Famili                               : Lamiaceae
Zat berkhasiat utama        : Minyak atsiri yang mengandung linalyl acetate dan linalool.
Kegunaan                          : Sedatif, hypnotic, dan antineurodepresive.
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas beberapa kandungan, seperti: minyak esensial (1-3%), alpha-pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol (1,21%), terpinen-4-ol (4,64%), linalyl acetate (26,32%), geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool 7(C10H18O).
Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat dengan bau wangi yang sangat khas. Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive baik pada hewan maupun pada manusia. Karena minyak lavender dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres.
Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Dikatakan juga linalool menunjukkan efek hypnotic dan anticonvulsive pada percobaan menggunakan tikus. Karena khasiat inilah bunga lavender sangat baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi.
Cara memperoleh minyak atsiri bunga lavender ini, dapat kita lakukan dengan cara sederhana yaitu :
1)      Tahap pertama
Yang harus kita lakukan sebelum penyulingan adalah memotong bunga lavender menjadi bagian yang lebih kecil. Hal ini bertujuan agar kelenjar minyak pada bunga dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga memaksimalkan produksi minyak esensial.
2)      Tahap kedua
Yaitu, mengeringkan bunga lavender pada tempat yang teduh atau ruang tertutup selama kurang lebih dua hari. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyulingan dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Jangan langsung mengeringkan di bawah sinar matahari karena dapat mengakibatkan sebagian minyak dari bunga ikut menguap. Selain itu, pengeringan yang terlalu cepat dapat mengakibatkan bunga menjadi rapuh dan sulit untuk disuling. Bila dua tahap di atas telah dikerjakan, bunga lavender siap untuk disuling menjadi minyak esensial.
3)      Tahap ketiga
Tahap terakhir adalah penyulingan. Teknik penyulingan minyak esensial dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air (direbus), penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan uap (diuapkan)
c.       Melati
Nama simplisia                 : Lavandulae flos
Nama Tanaman asal        : Lavandula angustifolia
Famili                               : Lamiaceae
Zat berkhasiat utama   : Minyak atsiri yang mengandung linalool, citronellol dan dihydromethyl jasmonate
Kegunaan                          : Sedatif, hypnotic, dan antineurodepresive.
Minyak melatia dalahminyak yang dihasilkandari bunga melati (Jasmine Sambac). Pada umumnya bunga melati setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga melati terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri lalu minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. minyak atsiri yang terkandung dalam bunga melati tidak bisa dilakukan dengan cara penyulingan/destilasi seperti halnya pada cengkeh, nilam, ataupun kenanga. Hal ini disebabkan oleh penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relative lamacenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisa, polimerisasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah. Oleh karena itu minyak melati harus diproses dengan metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk melati adalah metode Enfleurasi. Pada proses ini, adsorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah (keadaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas. Walaupun telah dikenal sistem ekstraksi dengan pelarut mudah menguap yang menggunakan cara modern, namun metode kuno yaitu enfleurasi masih memeg  dan selalu disempurnakan. Prinsip kerja proses Enfleurasi cukup sederhana. Me dengan lemak yang mempunyai daya adsorbsi tinggi. Pada akhir proses, lemak akan jenuh dengan minyak bunga. Kemudian minyak bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol ik pemisahan distilasi vakum supaya alkohol menguapdan dihasilkan absolut.
2.      Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari daun
a.       Tanaman Kayu Putih

Nama simplisia                 : Melaleuca folium
Nama Tanaman asal         : Melaleuca leucadendra (L)
Famili                               : Myrtaceae
Zat berkhasiat                   : Minyak atsiri ,sineol.
Kegunaan                         : Perdaraham stomachichum, spasmolika.
Khasiat                             : diaforetik, Analgesik , Desinfektan ; Ekspektoran ; Antispasmodik
Zat Berkhasiat                  : kayu putih mengandung zat kimia minyak atsiri yang terdiri dari sienol 44-55% terpineol, alddehid valerat, butorat, benzoat, L-pinen dan limonen.
Penyimpanan                   : wadah tertutup rapat
Cara pengelolahan            :
1. Daun kayu putih dipetik terlebih kayu putih dipetik terlebih dahulu dari pohonnya kemudian baru dilakukan penyulingan secara sederhana.
2. Setelah itu daun minyak kayu putih dimasukkan diatas rak dalam ketel tempat perebusan dan pada dasar ketel diisi air yang dibakar menggunakan tungku,ketel ditutup rapat agar uapnya tidak keluar. Disebelah ketel tersebut ada bak penampung air yang merupakan salah satu tahap penyulingan.

3. Uap dari daun yang direbus didinginkan hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa penyulingan dengan sendirinya.penyulingan berlangsung kurang lebih 20 menit.
4. Setelah minyak kayu putih keluar dilakukan pengemasan, namun sebelum dilakukan pengemasan. Minyak kayu putih disaring terlebih dulu dengan kapas, kemudian baru dimasukkan dalam botol dan ditutup dengan rapat.selain dapat menghasilkan minyak kayu putih, batang dan daun yang telah dimasak dikeringkan kembali yang kemudian bisa digunakan untuk pembakaran minyak kayu putih tersebut.kemudian minyak kayu putih siap untuk dipakai
b.       Lada
Kingdom         : Plantae (Plants)
Divison            : Spermatophyta (Seed plants)
Class                : Angiospermae
Subclass          : Monocotyledonae
Order               : Piperales
Family             : Piperaceae
Genus              : Piper
Species            : Piper Nigrum L.
Kandungan lada   : Lada mengandung Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, dan minyak lemak.
Khasiat dan manfaat lada :
1)      Membantu menurunkan berat badan
Lada mengandung capsaicin yang merupakan senyawa yang membuat rasa pedas seperti pada cabai. Capsaicin juga berguna untuk membantu menurunkan berat badan.

2)      Radang sendi
Capsaicin juga berkhasiat sebagai zat anti-inflamasi yang akan membantu meringankan kondisi peradangan, seperti pembengkakan dan rasa sakit pada menderita arthritis .
3)      Kanker
Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Inggris di University of Nottingham, dan studi lain oleh American Association of Cancer Research melaporkan bahwa capsaicin yang ditemukan dalam paprika sebenarnya mampu membunuh sel kanker tertentu, terutama sel kanker prostat.
Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu komoditi ekspor potensial di Indonesia. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan. Pada masa lampau harga lada sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan bangsa Eropa ke Asia Timur untuk menguasai perdagangan, dan merupakan bagian dari sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika (Sarpian, 2003).
Indonesia mulai mengembangkan usaha tani lada dalam skala besar dengan pusat produksi di daerah Lampung, Pulau Bangka, dan Belitung. Lada disebut sahang dalam bahasa Melayu Lokal seperti, bahasa Banjar, Melayu Belitung, Melayu Sambas, dan lain-lain.
3.      Contoh tanaman yang diambil dari buah atau kulit buah:
a.       Tanaman Adas Manis

Nama simplisia                 : Anisi fructus
Nama Tanaman Asal       : Pimpinella anisum
Famili                               : Apiaceae
Zat berkhasiat                   : Minyak atsiri yang mengandung anetol,metilkavinol,anis-keton, asetal dehida, minyak lemak, zat putih telur, hidrat arang.
Kegunaan                         : Karminativa, obat mulas.
Adas manis atau anis (Pimpinella anisum) merupakan sejenis tumbuhan berbunga dari famili Apiaceae yang be rasal dari kawasan Laut Tengah bagian timur dan Asia barat daya. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan semusim berupa terna yang tingginya dapat mencapai satu meter. Daun pada bagian dasar tumbuhan ini berbentuk sederhana, panjangnya 2-5 cm, dan bercuping dangkal, sementara daun pada bagian batang yang lebih tinggi berbentuk menyirip seperti bulu dan terbagi-bagi menjadi banyak anak daun. Bunganya berwarna putih, berdiameter 3 mm, dan bergerombol banyak dalam payungan bunga. Buahnya merupakan skizokarp kering berbentuk lonjong dengan panjang 3-5 mm

4.      Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari akar atau rhizome
a.       Tanaman Jahe
Nama simplisia                 : Zingiberis rhizoma
Nama Tanaman Asal       : Zingiber officinnale ( Roscoe )
Famili                               : Zingiberaceae
Zat berkhasiat                  : Pati, damar,oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer,sineol, dan felandren.
Kegunaan                         : Karminativa, stimulansia, diaforetika.
Cara pengolahan minyak atsiri jahe :
Ada beberapa teknik penyulingan minyak atsiri pada rimpang jahe yang dapat dilakukan, yaitu; metode perebusan. Bahan baku dalam hal ini rimpang jahe direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus.
Setelah perebusan, dilanjutkan dengan metode pengukusan. Rimpang jahe (bahan baku) dikukus di dalam ketel yang konstruksinya hampir sama dengan dandang. Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut suling pengukus.
Kemudian metode uap langsung, dimana bahan baku (rimpang jahe) dialiri dengan uap yang berasal dari ketel pembangkit uap. Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling uap langsung.
Pada umumnya yang dilakukan oleh kebanyakan petani, adalah metode pengukusan karena mutu produk cukup baik, proses cukup efisien, dan harga alat tidak terlalu mahal, sedangkan untuk untuk skala besar, metode uap langsung yang paling baik karena paling efisien dibanding cara lainnya.
Bahan yang diperlukan dalam proses produksi minyak atsiri jahe, yakni rimpang jahe, air serta kertas saring berlapis magnesium karbonat.
Sedangkan peralatan yang diperlukan dalam pengolahan rimpang jahe menjadi minyak atsiri jahe, dibutuhkan seperti alat suling pengukus. Alat ini digunakan untuk menyuling minyak atsiri dengan metode pengukusan. Lalu ketel suling, pengembun uap (kondensor) serta penampung hasil pengembunan dan botol kaca berwarna gelap, atau jerigen plastik kualitas tinggi.
Sebelum dilakukan poses pengolahan rimpang jahe, perlu dilakukan beberapa persiapan, yaitu; rimpang jahe dicuci sampai bersih, kemudian dipotong kecil-kecil (dirajang) dengan ketebalan berkisar antara 2 sampai 4 mm. Atau rimpang jahe dapat juga digeprak (dipukul sampai memar dan pecah, tapi tidak sampai hancur). Tahap pembersihan ini jahe yang akan disuling tidak perlu dikuliti karena pengulitan akan menurunkan rendeman minyak atsiri jahe. Ukuran potongan (rimpang) harus diusahakan seseragam mungkin. Ukuran yang tidak seragam akan meyulitkan penyusunan bahan di dalam ketel secara baik.
Setelah bahan baku (jahe) siap, dilakukan persiapan alat, dengan terlebih dahulu membersihkan bagian dalam ketel. Setelah itu, ketel diisi dengan air bersih, dengan permukaan air berada 3-5 cm di bawah plat berpori yang menjadi alas irisan jahe. Air yang paling baik diisikan adalah air hujan, karena air ini tidak akan menimbulkan endapan atau kerak pada dinding dalam ketel.
Saat pengisian bahan ke dalam ketel, rimpang jahe yang sudah dirajang, dimasukan ke dalam ketel. Bahan disusun dengan formasi seragam dan mempunyai cukup rongga untuk penetrasi uap secara merata ke dalam tumpukan bahan. Perlu diperhatikan, tumpukan bahan yang terlalu padat dapat menyebabkan terbentuk rat holes, yaitu suatu jalur uap yang tidak banyak kontak dengan bahan yang disuling. Tentu saja hal ini menyebabkan rendemen dan mutu minyak akan rendah. Lalu tutup ketel dengan rapat sehingga tidak ada celah sekecil apapun yang memungkinkan uap lolos dari celah tersebut.
Proses penyulingan ini dilakukan selama kurang lebih 16-30 jam. Minyak jahe yang baik berwarna kuning kecoklat-coklatan. Dari hasil proses penyulingan tersebut, minyak jahe yang diperoleh masih mengandung sejumlah kecil air. Kandungan air ini dapat dikurangi dengan cara menyaring minyak melalui kertas saring berlapis magnesium karbonat.
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
b.      Akar wangi

Nama Tanaman           : Akar wangi
Nama Latin                 : Vetiveriae zizanoides
Nama Lokal                : Larasetu (Jawa), Usar (Sunda)
Family                        : Graminae atau rumput-rumputan
Sumber minyak          : Akar
Komponen  minyak    : Vetiveron, vetiverol, vetivenil, vetivenal, asam palmitat, asam benzoate, dan vetivena.
Klasifikasi            : Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akar serabut bercabang banyak berwarna merah tua.
Khasiat : Menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi, mengobati rematik, pegal linu, dan encok.
Rumput menahun yang membentuk rumpun yang besar, padat dengan arah tumbuh tegak lurus, kompak, beraroma, bercabang-cabang, memiliki rimpang dan system akar serabut yang dalam. Rumpun tumbuh hingga mencapai tinggi 1-1,5m, berdiameter 2,8mm. Daun berbentuk garis, pipih, kaku, permukaan bawah daun licin. Perbungaan malai (tandan majemuk) terminal, tiap tandan memiliki panjang mencapai 10cm, ruas yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang, namun di bagian apeksnya tampak menebal.

5.      Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari batang atau kulit batang.
a.       Tanaman Kayu Manis

Nama simplisia                 : Cinnamomi cortex
Nama Tanaman Asal       : Cinnamomum zeylanicum (BI).
Famili                               : Lauraceae
Zat berkhasiat                   : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat penyamak, pati, lendir.
Kegunaan                         : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan adstringensia lainnya untuk obat mencret.
Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas.

6.      Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari biji
a.       Tanaman Seledri
Nama simplisia                 : Apii semen
Nama Tanaman Asal       : Apium graviolens (L).
Famili                               : Apiaceae
Zat berkhasiat                   : apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid
Khasiat Daun Seledri untuk Kesehatan
1)      Manfaat daun seledri untuk mengobati rematik
Mengobati rematik sangat urgent buat yang sudah terkena penyakit satu ini. Di samping menganggu aktivitas sehari-hari yang menumpuk, rematik juga kuasa menjadikan kita kesakitan sepanjang hari. Penyakit rematik hadir karena kelebihan asam urat. Asam urat ini lalu menumpuk di sendi dan lambat laun mengkristal. Akibatnya, menggunakan tubuh menjadi sulit. Lambat laun, rematik juga mengancam gerak kita dengan kelumpuhan. Daun seledri bisa membantu masalah rematik satu ini. Hal yang dilakukan juga sangat mudah. Persering saja mengonsumsi daun seledri mentah. Pengonsumsian ini dilakukan dengan menjadikan daun seledri sampingan untuk lalapan makanan lauk kita sehari-hari.
2)      Khasiat daun seledri untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah
Kolesterol memiliki jumlah yang harus dibatasi di dalam tubuh. Jumlah yang tidak dibatasi nantinya akan berakibat pada penumpukan dan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat nantinya akan mengundang banyak penyakit. Cara mengenyahkannya adalah dengan daun seledri. Cara alternatif ini mudah saja. Cukup rebus daun seledri dengan 3 gelas air hingga susut menjadi 1 gelas air setelah daun seledri dicuci bersih dan dipotong-potong kasar. Sisanya tunggu agak mendingin lalu diminum rutin. Dijamin kolesterol akan bubar.
Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.


b.      Kapolaga
Kerajaan               :           Plantae
(tidak termasuk)   :           Angiosperms
(tidak termasuk)   :           Monocots
(tidak termasuk)   :           Commelinids
Ordo                     :           Zingiberales
Famili                   :           Zingiberaceae
Karakteristik :
Kapulaga adalah sejenis rempah yang dihasilkan dari biji beberapa tanaman dari genera Elettaria dan Amomum dalam keluarga Zingiberaceae (keluarga jahe-jahean). Kedua genera ini adalah tanaman asli Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Nepal, dan Pakistan; biji kapulaga dapat dikenali dari biji polongnya yang kecil, penampang irisan segitiga, dan berbentuk gelendong kumparan, dengan kulit luar yang tipis, dan biji hitam yang kecil.
Kapulaga sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu atau obat-obatan herbal tradisional. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga seberang atau kapulaga india (Elettaria cardamomum); keduanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae.
Kapulaga India diperkenalkan ke Guatemala oleh pengusaha perkebunan kopi asal Jerman, Oscar Majus Kloeffer, sebelum Perang Dunia I.[1] Kini Guatemala menjadi penghasil kapulaga terbesar di dunia, diikuti oleh India. beberapa negara seperti Sri Lanka dan Indonesia juga membudidayakannya. Polong biji Elettaria berwarna hijau terang, sementara polong biji Amomum lebih besar dan berwarna cokelat tua.
Kini kapulaga adalah rempah termahal ketiga di dunia, setelah saffron dan vanilla.
Khasiat dan kegunaan :
1.      Dapat menurunkan resiko kanker
Kandungan anti-karsinogenik dalam kapulaga merupakan properti pencegah kanker yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dalam studi yang dilakukan oleh Sengupta et al. di Chittaranjan National Cancer Institute di Kolkata telah menunjukkan bahwa menggunakan kapulaga memiliki hasil positif dalam menangkal kanker kolorektal hingga 48%.
2.      Baik untuk kesehatan jantung
Dalam studi penelitian yang dilakukan di Departemen Farmakologi dan Farmasi di College of Pharmacy Raja Saud University, Arab Saudi menunjukkan bahwa penggunaan kapulaga pada pasien penderita kardiovaskular dapat mengendalikan irama detak jantung serta mengendalikan hipertensi.
3.      Mengontrol kolesterol
Mikronutrien yang ditemukan dalam kapulaga dipercayai dapat membantu mengatasi lonjakan lipid dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan di Toxicology Divisi Farmakologi dan di Hindustan India oleh Dhuley dengan percobaan enzim antioksidan hati dan jantung dari kapulaga pada tikus, yang diberi makan diet tinggi lemak menunjukkan bahwa enzim antioksidan memiliki pengaruh pada tingkat kolesterol dengan membantu mengendalikannya secara signifikan.
Cara pengolahan minyak atsiri kapulaga :
1.      Cara Membuat Minyak Atsiri Kapulaga dengan penyulingan
a.       Buah yang akan disuling, dijemur terlebih dahulu agar uap air hilangdan tidak mengganggu proses penyulingan.
b.      Biji-bijinya dilepaskan dari kulit atau kapsulnya. Biji itu digiling atau ditumbuk sampai lumat dan segera sesudah itu dimasukkan ke dalam ketel.
c.       Dalam ketel, bahan yang telahdilumatkan itu dihamparkan merata (tidak boleh terlalu tebal) di atas wadah-wadah.
d.      Wadah menyerupai saringan berlubang-lubang. Letak wadah di dalam ketel bertingkat-tingkat atau berlapis-lapis. Supaya lumatan-lumatan tadi tidak lolos dari lubang-lubangnya.
e.       Wadah tadi dialasisaringan-saringan terbuat dari kawat aluminium halus atau memakai kain kasa yang jarang. Antara wadah yang satu dengan wadah yang lainnya sejak dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas berongga-rongga. Cerobong pipa yang sekelilingnya berlubang-lubang dipasang di tengah sehingga menembus semua wadah. Cerobong ini dibuat dari logam stainless atau aluminium,dipasang terpadu, berpangkal pada tengah wadah yang terbawah. Sewaktu penyulingan, melalui lubang-lubang cerobong itu uap dalam ketel dapatmerata mengenai semua bahan yang disuling, hingga proses pembuatanminyak lebih sempurna.
f.        Uap bercampur minyak pun bebas menuju pipa pengeluaran. Penyulingan selama 4 jam dapat menunda seluruh kandungan ester yangterdapat dalam minyak tersebut.
2.  Cara Membuat Minyak Atsiri Kapulaga dengan distilasi dengan pelarut ethano
Buah kapulaga segar yang cukup umur dikupas dulu kulit buahnyauntuk dipisahkan dengan bijinya. Kemudian dicuci bersih, dan dikeringkan di bawah sinar matahari tidak langsung dengan ditutup kain selama 3 hari. Buah dan biji diblender menjadi serbuk dan disimpan dalam wadah tertutup untuk mengurangi penguapan minyak atsiri. Serbuk akan digunakan untuk distilasiminyak atsiri dan pembuatan ekstrak kasar.

Tidak ada komentar: