PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BETALAKTAM
Pedahuluan
Maraknya
kegiatan pembangunan yang dilakukan saat ini merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan mutu kehidupan manusia. Berbagai pembangunan dilakukan dengan jalan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk keperluan dan
kepentingan pembangunan industry. Disatu sisi pesatnya pembangunan dan
perkembangan dunia industri memang sangat menguntungkan, namun disisi lain juga
dapat menyebabkan efek negatif yang cukup besar karena akan dihasilkannya
limbah baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas yang dapat menyebabkan
kualitas lingkungan mengalami penurunan. Untuk menjaga agar kualitas lingkungan
tetap stabil dan tidak mengalami penurunan, maka limbah-limbah tersebut harus
diolah atau setidaknya dikendalikan antara lain dengan cara mengelola dan
mengolah limbah secara baik dan sesuai dengan karakteristiknya, sehingga limbah
yang akan dibuang ke lingkungan telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan baku
mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Saat ini,
masalah limbah telah menjadi perhatian serius. Hal ini ditunjukkan dengan
semakin banyaknya masalah yang memaparkan tentang betapa pengelolaan limbah
belum menjadi perhatian bagi sebagian besar industri yang ada di Indonesia.
Bahwa perkembangan industri tidak sejalan dengan penanganan limbahnya karena
pengadaan sarana pengelolaan dan pengolahan limbah masih dianggap memberatkan
bagi sebagian industri. Industri obat merupakan penghasil sediaan variasi obat.
Limbah yang dihasilkan bersifat toksik maupun non toksik dan berpotensi
mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
Beta laktam
merupakan salah satu jenis limbah industri obat. Jenis limbah beta laktam dapat
berupa limbah cair, padat, udara, dan suara. Pada pengolahannya limbah beta
laktam perlu penanganan khusus dan sistematis agar tidak lagi berbahaya dan
dapat menghasilkan hasil yang optimal bagi semua pihak yang terkait dan
berdampak positif bagi lingkungan.
Pembahasan
Jenis limbah beta laktam dapat berupa limbah cair, padat,
udara, dan suara. Limbah cair berasal dari gedung produksi beta laktam berupa
pencucian alat/mesin. Limbah padat berupa wadah bekas bahan baku antibiotik
beta laktam, bahan baku beta laktam yang rusak, tong plastik, buangan proses
produksi, dan produk jadi antibiotik beta laktam yang rusak. Limbah udara
berupa debu produksi antibiotik beta laktam. Limbah suara berasal dari mesin
produksi, genset, mesin sistem penunjang (AHU).
Pengelolaan Limbah Beta Laktam adalah sebagai berikut:
a. Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari gedung beta laktam dialirkan
ke bak/kolam perusakan cincin beta laktam dengan menggunakan larutan NaOH,
setelah itu dialirkan/digabung dengan limbah cair non beta laktam di bak
penampungan, dan seterusnya diolah bersama.
b. Limbah Padat
Limbah padat yang berupa wadah yang mengandung bahan
antibiotik beta laktam dicuci dan dibilas bersih dengan air bersih di ruang
pencucian di dalam gedung beta laktam. Air pencucian tersebut merupakan limbah
cair dari gedung beta laktam yang dialirkan ke bak perusak cincin beta laktam,
sedangkan wadah yang telah dicuci dan dibilas bersih tersebut dikeluarkan dari
gedung beta laktam dan ditangani limbahnya seperti pada pengelolaan limbah
padat non beta laktam.
c. Limbah Udara
Limbah udara berupa debu produksi disedot dan dikumpulkan
oleh dust collector.
d. Limbah Suara
Limbah suara ini berasal dari mesin produksi, genset, mesin
sistem penunjang (AHU, mesin boiler). Cara pengendalian limbah suara ini
dapat diatasi dengan menggunakan ear insert oleh pekerja. Tolak ukur
yang digunakan untuk pemantauan limbah suara adalah angka kebisingan dan
getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diukur sesuai dengan angka
kebisingan maksimum 65 dB dan getaran maksimum 7,5 Hz.
Prinsip utama dalam pengolahan limbah beta laktam adalah
pemecahan cicncin beta laktam. Beberapa cara pemecahan cicncin beta laktam
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Encyclopedia of Chemical
Technology, 1952) :
1.
Hidrolisa dengan menaikkan pH sampai
10-12 (bisa denganNaOH)
2.
Hidrolisa dengan penambahan asam
3.
Hidrolisa dengan penambahan mercuri
chloride
Penggunaan cara dengan hidrolisa dengan pH sampai 10-12
menjadi salah satu alternative sebagian besar perusahaan karena dianggap lebih
aman bagi peralatan unit pengolahan dan juga aman bai lingkungan serta mudah
dalam penangannya. Jika hidrolisa dengan asam dikhawatirkan dapat merusak
peralatan unit pengelohan karena sifat asam yang dapat mengakibatkan korosif,
dan jika dengan mercuri chloride dikhawatirkan mercurynya tidak ramah atau
tidak aman bagi lingkungan.
Hasil dari
tangki hidrolisa dialirkan ke tangki netralisasi untuk menetralisasi basa
sesudah hidrolisa dengan NaOH dengan penambahan HCl sehingga pH yang dihasilkan
adalah sesuai dengan ketentuan pH normal yaitu 6-9. Setela proses netralisasi
maka dilanjutkan dengan proses proses pengendapan. Untuk mengadsorbsi zat
organik dan cicin beta laktam yang mungkin masih ada pada air limbah, serta
untuk menghilangkan kemungkinan terdapatnya kandungan logam berat, pada unit
pengolahan beta laktam dilengkapi dengan bak filtrasi. Hasil olahan dari unit
pengolahan limbah beta laktam kemudian dapat diukur dengan HPLC (hig
Performance Liqiud Cromatography).
dan Beracun)
d. Sistem Pengolahan Limbah
· Limbah kantin diolah dengan cara pemisahan lemak pada
instalasi penyaringan khusus untuk lemak, dimana padatannya diambil secara
berkala untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa penyaluran limbah dan
alat penyaringan.
· Limbah domestik ditampung pada bak khusus, cairannya
dialirkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Sentral, sedangkan padatannya
diendapkan dan dilakukan penyedotan setiap sekali setahun.
· Limbah B3 dari sisa produksi dan debu dust colector disimpan
digudang khusus limbah B3, untuk penanganannya, industri bekerja sama dengan
pihak ketiga.
· Limbah sisa produksi Betalaktam ditampung pada kolam khusus,
untuk selanjutnya dilakukan treatment pemecahan cincin betalaktam dengan
menambahkan larutan NaOH Teknis, kemudian dialirkan ke Instalasi Pengolahan
Limbah Sentral.
· Limbah Non-Betalaktam dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Limbah Sentral ditampung pada bak utama, disatukan dengan limbah
lainnya, untuk kemudian dialirkan ke bak 2 dan 3 yang berisi bakteri anaerob,
kemudian dialirkan ke bak 4 untuk di aerasi dan penguraian oleh bakteri aerob,
selanjutnya air pengolahan limbah dialirkan ke bak sedimentasi, lalu ke bak
yang berisi ikan sebagai indikator hayati.
Sistem pengolahan limbah akan
diperiksa berkala oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk diberikan penilaian
berupa :
1) Proper Hitam :
Harus dilakukan penegakan hukum, karena ada indikasi kesengajaan terkait
kelalaian yang dapat membahayakan lingkungan.
2) Proper Merah :
Dilakukan pembinaan, karena ada kekurangan terkait pengelolaan limbah
3) Proper Biru :
Pengolahan limbah cukup bagus tapi masih ada kekurangan.
4) Proper Hijau :
Pengolahan limbah disertai CSR.
5) Proper Emas :
Pengolahan limbah sudah sangat baik.
NB : Ini hanya gambaran satu dari
sekian banyak industri farmasi, antara satu industri farmasi dan yg lainnya
mungkin saja ada beberapa perbedaan namun pada hakikatnya secara prinsipil
tidak akan jauh berbeda.
1 komentar:
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Posting Komentar