Minggu, 21 Januari 2018

Laporan kadar HDL



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK
PENGUKURAN HDL
PEMERIKSAAN HDL

A.    Tanggal Praktikum        : Senin, 25 September 2017
B.     Tujuan Praktikum
Menganalisis kadar HDL dalam darah dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik.
C.    Landasan Teori
High-Density Lipoprotein (HDL) merupakan salah satu dari lima kelompok utama Lipoprotein yaitu : kilomikron, VLDL, IDL, LDL, dan HDL, yang memungkinkan tranportasi lemak seperti kolesterol dan trigliserida sekitar sel, termasuk darah. Kolesterol HDL juga dikenal dengan kolesterol “baik”. Kadar kolesterol merupakan ukuran penting kesehatan jantung, yaitu dengan menurunkan kolesterol, akan tetapi penting untuk diingat bahwa meningkatkan kolesterol HDL dapat mengurangi resiko penyakit jantung. Kolestrol HDL disebut lemak yang baik karena bisa membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. Kolestrol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk laki-laki, atau di atas 50 mg/dl untuk perempuan. Penyebab kolestrol HDL yang rendah adalah kurang gerak badan, terlalu gemuk, serta kebiasaan merokok. Selain itu hormon testosteron pada laki-laki, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan kolesterol HDL, sedangkan hormon estrogen perempuan menaikkan HDL (Dali, 1992).
HDL merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein, kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh arteri. Endapan atherosklerotik yang mengandung kolesterol dan lemak bersifat tidak stabil dan mudah pecah. Pada saat plak pecah, akan terbentuk luka terbuka pada dinding arteri. Luka terbuka dapat menyebabkan darah dan protein menutup bagian terbuka dan membentuk gumpalan darah yang disebut thrombus. Gumpalan tersebut dapat membesar dan menutup lubang arteri dan menghentikan aliran darah ke jantung atau otak. Bila pembuluh darah arteri tersumbat ke jantung maka dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung coroner (Sumardjo, 2008).
HDL-kolesterol sering disebut sebagai kolesterol baik karena dalam operasinya HDL membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat dan mampu membawa kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan mencegah terjadinya atherosklerosis. Peranan HDL atau Lipoprotein berkepadatan tinggi, yang berperan sebagai pembersih lemak di dalam aliran darah, dan merupakan kunci bagi pengangkutan kolesterol LDL itu, tampaknya memang sangat berguna untuk membantu mencegah timbulnya penyakit jantung. Dewasa ini telah diketahui bahwa seorang penderita dengan kadar kolesterol darah yang tinggi, tidak akan jatuh lagi ke dalam risiko yang dapat membahayakan keselamatan hidupnya, terlebih bila ia cukup memperoleh HDL (Sumardjo, 2008).

D.    Prinsip Percobaan
HDL dipindahkan dari komponen kolesterol lain. Kolesterol/HDL ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroxidase dan 4-aminoantipyrine dengan adanya phenol dan peroxidase.
                                       Kolesterol esterase
Kolesterol ester + H2O                             kolesterol + asam lemak
                           Kolesterol oksidase
Kolesterol + O2                             4-kolesten-3-one + H2O2
         Peroksidase
2H2O2 + Fenol + 4-aminoantipyrine                       quinoneimine + 4H2O

E.     Alat dan Bahan
1.    Alat
No.
Nama Alat
Gambar
1.
Spektrofotometer
Description: 2633a61a-24e6-41a8-a848-cabd996d2d73w.jpg
2.
Mikropipet
Description: micro_pipette1.jpg
3.
Tabung reaksi
Description: index.jpg
4.
Tabung Ependorf
Description: lnknk.jpg
5.
Kuvet
Description: 450px-Spectrophotometer_cuvettes.JPG
6.
Sentrifugator
Description: 41iQYfykjRL.jpg
7.
Timer
Description: ldsc.jpg
8.
Kapas Alkohol
Description: 304-Stainless-Steel-kapas-desinfeksi-alkohol-yodium-kasa-tabung-Obat-silinder-sampah-kotak.jpg
9.
Tissue
Description: sjdhi.jpg
10.
Spuit (3mL)
Description: images.jpg
12.
Vortex mixer
Description: C:\Users\diana meilana\Downloads\Vortex-Mixer-300x300-300x300.jpg

2.      Bahan
No.
Nama Bahan
Gambar
1.
Sampel Serum
Description: IMG20170911135137.jpg
2.
Reagen Cholesterol
Description: C:\Users\diana meilana\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG20170925142141.jpg
3.
Larutan Standar
Description: 7-0.jpg

F.     Rounded Rectangle: 50 µL serum dimasukan ke dalam tabung ependorf dan ditambahkan   100 µL reagen HDLProsedur









Rounded Rectangle: Tabung dihomogenisasi dengan vortex, diinkubasi selama 10 menit





Rounded Rectangle: Sentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 1000 rpm





 










Rounded Rectangle: Disiapkan larutan blanko, standar dan sampel seperti tertera pada tabel di bawah ini :
 
Ependorf/kuvet
Blanko
Standar
Sampel
Serum
-
-
5 µL
Standar
-
5 µL
-
Reagen
500 µL
500 µL
500 µL

           










Rounded Rectangle: Dicampur dan diinkubasi selama 10 menit pada  suhu 25°C







Rounded Rectangle: Hitung konsentrasi/kadar HDL dalam sampel
 









G.    Hasil Pengamatan
No.
Gambar
Keterangan
1.
Description: 1506438356838.jpg
Preparasi Sampel
2.
Description: f47735fd-301f-4380-9099-9aadc2270601.jpg
Hasil Preparasi
3.
Description: 1506438378867.jpg
Pengambilan 5µL serum yang telah dipreparasi dari tabung ependorf ke kuvet menggunakan mikropipet
4.
Description: 1506438367439.jpg
Menambahkan 500µL reagen ke dalam kuvet yang telah berisi serum
5.
Description: 1506438394125.jpg
Sampel siap dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer pada l = 546 nm
6.
Description: 1506438372092.jpg
Hasil analisis spektrofotometri UV-Visible
Absorbansi sampel = 0,313





H.    Perhitungan
Kadar HDL          =  x Konsentrasi Standar
= x 200 mg/dL
                                    = 178,86 mg/dL

I.       Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pemeriksaan kadar HDL dalam darah. Dimana tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisis kadar HDL dalam darah dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik.
HDL ( High Density Lipoprotein ) adalah kompleks lipid dan protein yang didominasi protein dan berfungsi mengikat kolesterol dan trigliserida dalam sistem sirkulasi darah. Kolesterol yang berikatan dengan HDL sebagai pembawa memiliki efek positif bagi tubuh, sehingga disebut kolesterol baik. Kolesterol HDL dapat membersihkan plak yang berada di arteri dan membawanya ke hati untuk dikeluarkan dan digunakan kembali oleh tubuh (Gani,dkk. 2013). HDL kolesterol adalah lipoprotein yang mengandung banyak protein dan sedikit lemak. HDL bertindak seperti vacum cleaner yang menghisap sebanyak mungkin kolesterol berlebih. HDL memungut kolesterol ekstra dari sel-sel dan jaringan-jaringan untuk kemudian dibawa ke hati, dan menggunakannya untuk membuat cairan empedu atau mendaur ulangnya (Sumardjo, 2008). Kadar HDL <40 mg/dL yang berarti rendah dan kadar HDL ≥60 mg/dL berarti tinggi.
Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah darah yang telah di sentrifugasi dan diambil dalam bentuk serum. Serum ini kemudian akan direaksikan dengan reagen. Serum merupakan darah yang telah dipisahkan dari sel-sel darah merah dan zat-zat koagulan serta biasanya berwarna kuning pucat. Larutan reagen merupakan campuran dari beberapa enzim yang dapat mengubah HDL menjadi suatu senyawa berwarna sehingga dapat dideteksi oleh spektrofotometri UV-Visible. Dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan teliti dan berhati-hati agar sampel tidak terkontaminasi oleh zat lain yang akan mempengaruhi hasil.
Pada pengukuran kadar kolesterol ini dilakukan beberapa tahap, dimana kadar HDL ini ditetapkan langsung dalam serum dengan satu sisi reaksi dimana ester kolesterol dihidrolisis, kolesterol dan O2 dioksidasi, kemudian hidrogen peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik.
Pertama blangko reagen diukur terlebih dahulu panjang gelombangnya untuk memastikan bahwa panjang gelombang yang dimiliki oleh blangko reagen sesuai dengan panjang gelombang menurut literatur yaitu 546 nm. Pengukuran pada panjang gelombang tersebut adalah karena pada panjang gelombang tersebut hasilnya akan terdeteksi. Kemudian setelah diukur panjang gelombang dari blangko reagen dilanjutkan dengan mengukur absorbansi larutan standar pada panjang gelombang yang sama yaitu 546 nm.
Kemudian dibuat larutan sample dengan perlakuan yang pertama yaitu memipet serum dengan mikro pipet kedalam tabung effendorp sebanyak 50 ml dan 100 ml reagen HDL, pemipetan ini dilakukan dengan menggunakan mikro pipet bertujuan agar jumlah larutan yang dipipet sesuai dengan yang diminta karena pada mikro pipet ini terdapat settingan volume yang akan digunakan untuk memipet sehingga larutan yang akan kita pipet akan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Lalu vortex selama 1 menit kemudian diinkubasi selama ±10 menit, alasan dilakukannya inkubasi ini adalah karena pada reagen yang terdapat dalam larutan standar tersebut mengandung enzim yang  memerlukan waktu tertentu untuk bereaksi secara optimum, sehingga dibutuhkan waktu inkubasi.
Setelah di inkubasi, langsung di sentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Supernatan yang dihasilkan sebanyak 5 ml diambil dan dipindahkan kedalam kuvet, lalu ditambah reagen HDL sebanyak 500 ml dicampurkan dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37oC. Pada saat memegang kuvet harus diperhatiakan cara memegangnya. Kuvet harus dipegang pada bagian yang buram, karena jika dipegang pada bagian bening kuvet maka dikhawatirkan akan mengganggu absorbansi, disebabkan oleh adanya protein dari tangan kita yang mungkin tertinggal pada kuvet. Pada saat penyimpanan kuvet didalam spektro pun harus diperhatikan. Setelah itu lalu di ukur nilai absorban nya terhadap sampel tersebut pada panjang gelombang 546 nm.
Dari hasil pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, didapat hasil nilai absorbansi untuk larutan standar adalah sebesar 0,350. Lalu dari larutan sampel didapat hasil nilai absorbansi yang pertama sebesar 0,313. Selanjutnya dilakukan perhitungan dan didapat hasil nilai kadar HDL dari sampel yaitu sebesar 178,86 mg/dL. Hasil ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki kadar HDL yang tinggi. Pada literatur dijelaskan bahwa kadar HDL yang tinggi adalah ≥60  mg/dL. Apabila kadar HDL didalam darah diatas normal maka semakin bagus melindungi kita dari penyakit jantung. Kadar HDL normal berada pada rentang 40-60 mg/dL, kadar HDL tinggi berada pada ≥60 mg/dL, dan kadar HDL rendah yaitu sebesar <40 mg/dL.

J.      Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa relawan memiliki kadar HDL sebesar 178,86 mg/dL, yang artinya kadar HDL tersebut tinggi karena ≥60 mg/dL. Semakin tinggi kadar HDL dalam tubuh maka semakin bagus melindungi kita dari penyakit jantung.

K.    Daftar Pustaka                                                          
Dali S. Naga. 1992. Pengantar Teori kolesterol. Jakarta: Besbats.
Gani H, Djon Wongkar, dan Shane H. 2013. Perbandingan Kadar Kolesterol High Density Lipoprotein Darah Pada Wanita Obes Dan Non Obes. Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi, Manado. Volume 1 Nomor 2.
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.

1 komentar:

Milenial Health mengatakan...

Wahh.. Terima kasih banyak, admin.. Bacaan yang berkualitas :D