LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINK
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Praktikum Kimia Klinik)
- Praktikum ke : 2
- Tanggal Praktikum : 11 September 2017
- Tujuan Praktikum : Menentukan kadar glukosa dalam darah
dengan menggunakan metode enzimatik dan menginterpretasikan hasil serta
menghubungkan dengan keadaan patologi klinik.
- Landasan Teori :
Glukosa darah adalah istilah yang mengacu
kepada kadar glukosa dalam darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh.
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel
tubuh. Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8
mmol/L/hari (70-150 mg/dL), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya
berada pada level terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi
makanan (Mayes, 2001).
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat
glukosa, tubuh mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan, yaitu
sekitar 80-100 mg/dl bagi dewasa dan 80-90 mg/dl bagi anak, walaupun pasokan
makanan dan kebutuhan jaringan berubah-ubah sewaktu kita tidur, makan, dan
bekerja (Cranmer H. et al., 2009).
Proses ini disebut homeostasis glukosa. Kadar
glukosa yang rendah, yaitu hipoglikemia dicegah dengan pelepasan glukosa dari
simpanan glikogen hati yang besar melalui jalur glikogenolisis dan sintesis
glukosa dari laktat, gliserol, dan asam amino di hati melalui jalur
glukonoegenesis dan melalui pelepasan asam lemak dari simpanan jaringan adiposa
apabila pasokan glukosa tidak mencukupi. Kadar glukosa darah yang tinggi yaitu
hiperglikemia dicegah oleh perubahan glukosa menjadi glikogen dan perubahan
glukosa menjadi triasilgliserol di jaringan adiposa. Keseimbangan antar
jaringan dalam menggunakan dan menyimpan glukosa selama puasa dan makan
terutama dilakukan melalui kerja hormon homeostasis metabolik yaitu insulin dan
glukagon (Mayes, 2001).
Glukosa tebentuk dari karbohidrat dalam
makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka (Joyce,
2007). Glukosa adalah suatu gula enam
karbon yang sederhana. Glukosa dalam makanan sebagian besar terdapat dalam
bentuk disakarida (secara kimiawi terikat ke molekul gula lain) dan sebagai
kanji polisakarida kompleks. Dalam mukosa usus halus, disakarida diuraikan
menjadi monosakarida oleh enzim yang disebut disakaridase. Kanji diuraikan oleh
amilase yang dikeluarkan oleh pankreas dan juga oleh kelenjar air liur. Gula
diserap di usus dalam bentuk monosakarida (Irawan, 2007).
Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia)
terjadi akibat asupan makanan yang tidak kuat atau darah terlalu banyak
mengandung insulin. Jika terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia),
berarti insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik
(resisten) dan kondisi inilah yang disebut sebagai DM. Kadar gula darah puasa
yang mencapai lebih dari 125 mg/dL biasanya menjadi indikasi terjadinya
diabetes (Joyce, 2007).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh. Salah satu hasil pencernaan karbohidrat adalah glukosa. Setelah diserap
oleh usus halus, glukosa akan segera masuk ke dalam darah. Dari darah, sebagian
besar glukosa akan dibawa ke hati, dan sebagian kecil disimpan dalam otot
(Sumardjo, 2006).
Glukosa yang terabsorbsi dalam usus halus
ditransport ke hati melalui vena porta hepatica. Di dalam hati, glukosa
disimpan dalam bentuk glikogen atau dilepas ke dalam darah untuk ditransport ke
sel-sel lain. Glukosa dapat diubah menjadi lemak oleh hati dan jaringan adipose
jika ada kelebihan glukosa (Sloan, 2004). Selain berperan sebagai sumber energi
utama bagi tubuh, glukosa juga berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja
otak (Irawan, 2007).
Glukosa dalam tubuh dapat berasal dari
beberapa sumber. Pertama, glukosa berasal dari makanan yan berupa gula atau
karbohidrat yang kemudian dicerna
menjadi glukosa dan gula sederhana lain. Kedua, glukosa disintesa dari sumber
energi lain terutama oleh hati yang dikenal dengan gluconeogenesis. Ketiga,
guloksa yang tersimpan dalam hati, otot, dan jaringan lain dalam bentuk
glikogen (Irawan, 2007).
Proses metabolisme glukosa dibantu oleh
beberapa hormon, terutama insulin. Insulin disintesis oleh sel ß Langerhans
pankreas dan dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh jika dalam tubuh
terjadi peningkatan kadar glukosa dengan cara membawa glukosa ke dalam hati,
otot dan jaringan adipose (Irawan,2007).
Proses metabolisme glukosa yang terjadi sesaat
setelah kita makan yaitu konsentrasi glukosa dalam darah akan meningkat. Hal
ini akan menyebabkan sel ß memproduksi hormon insulin sehingga konsentrasi
insulin dalam darahpun akan meningkat. Selanjutnya, glukosa akan ditransport ke
dalam sel. Di dalam sel, sebagian glukosa dimetabolisme, sedangkan sebagian
lagi dibawa ke hati untuk dibentuk menjadi glikogen melalui proses yang bernama
glikogenesis. Setelah proses tersebut, kadar glukosa dalam tubuh akan kembali
menurun dan kembali menjadi normal (Irawan, 2007).
Macam-macam pemeriksaan glukosa darah :
1.
Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan
setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan
dan kondisi tubuh orang tersebut (Depkes RI, 1999).
2.
Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah
pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam,
sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang
dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan (DepkesRI, 1999).
E.
Prinsip Percobaan :
Pemeriksaan menggunakan metode GOD-PAP adalah
glukosa dalam sampel dioksidasi membentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida 4-Aminoatypirene dengan indikator fenol dikatalisis dengan
POD membentuk quinonemin dan air.
Reaksi
:
Glukosa + O2 + H2O
Asam glukonik +H2O2
2H2O2 +
4-Amino phenazone + phenol
quinomine + 4H2O
F. Alat dan Bahan :
1.
Alat
No.
|
Nama Alat
|
Gambar
|
1.
|
Spektrofotometer
|
|
2.
|
Micro pipet (ukuran 10 μl dan 1000 μl)
|
|
3.
|
Tabung reaksi
|
|
4.
|
Tabung Ependrorf
|
|
5.
|
Kuvet
|
|
6.
|
Sentrifugator
|
|
7.
|
Timer
|
|
8.
|
Kapas Alkohol
|
|
9.
|
Tissue
|
|
10.
|
Spuit (3mL)
|
|
2.
Bahan
No.
|
Nama Bahan
|
Gambar
|
1.
|
Sampel Serum
|
|
2.
|
Reagen GOD-PAP
|
|
3.
|
Larutan Standar
|
|
Disiapkan larutan blanko, standar dan sampel
seperti tertera pada tabel di bawah ini.
|
G. Prosedur
:
Ependorf/kuvet
|
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
Serum
|
-
|
-
|
10 µL
|
Standar
|
-
|
10 µL
|
-
|
Reagen
|
1000µL
|
1000 µL
|
1000 µL
|
Hitung konsentrasi / kadar glukosa dalam sampel.
|
Diukur
absorban sampel dan standar, lalu dibaca terhadap
reagen blanko dalam
waktu kurang dari
60 menit pada panjang
gelombang 546 nm.
|
Dicampur
dan diinkubasi selama 15 menit
pada suhu 27°C.
|
H. Data Pengamatan :
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Hasil serum
|
2
|
|
Pengambilan serum dari tabung efendorf ke tabung
reaksi menggunakan mikropipet
|
3
|
|
Memasukan serum dari tabung reaksi ke kuvet
|
4
|
|
Serum di kuvet yang akan dianalisis
|
5
|
|
Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Absorbansi sampel 1 = 0,102
Absorbansi sampel 2 = 0,106
|
I.
Perhitungan :
Sampel 1 =
x konsentrasi
standar
=
x 100 mg/dL
= 43,965 mg/dL
Sampel 2 =
x konsentrasi
standar
=
x 100 mg/dL
= 45,689 mg/dL
Rata-rata kadar
glukosa =
=
=
= 44,827 mg/dL
Pembahasan