Rabu, 11 April 2018

Laporan Asam Mefenamat Metode Spektrofotometri Uv-vis


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II
PENETAPAN KADAR IBUPROPEN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS


C.    Tujuan
Mengetahui kadar ibupropen dalam sampel dengan metode Spektroskopi UV-VIS

D.    Metode Analisis
Metode yang digunakan yaitu metode spektroskopi uv-vis karena sampel atau zat yang di analisis memiliki gugus kromofor yang terdiri dari ikatan rangkap terkonjugasi.

E.     Prinsip Praktikum
Penentuan ibuprofen menggunakan spektrofotometri Uv-Vis yang disinari dengan cahaya tampak pada panjang gelombang (200-800 nm) yang akan mengenai gugus kromofor dari ibupropen yang mempunyai panjang gelombang 263-265 nm sehingga akan menyebabkan elektron yang ada pada orbital terluar tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi sambil menyerap energi. Karena tidak stabil maka elektron itu akan kembali ke tingkat semula dengan jumlah molekul dalam ibupropen yang akan terbaca sebagai absorbansi pada spektrofotometer.

F.     Dasar Teori
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefinisikan sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan analisis secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat dalam jaringan tubuh, dan sebagainya (Gandjar, 2007).
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsobsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding sedangkan pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu (khopkar, 2010).
Aspek kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis yaitu, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga (Gandjar, 2007).
Ibupropen merupakan obat anti radang non steroid, turunan asam arilasetat yang mempunyai aktivitas antiradang dan analgesik yang tinggi, terutama digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan pada berbagai kondisi rematik dan arthritis. Ibupropen dapat menimbulkan efek samping iritasi saluran cerna, diabsorpsi cepat dalam saluran cerna, kadar serum tertinggi terjadi dalam 1-2 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paruh 1.8-2 jam, dosis: 400 mg.
Ibupropen menimbulkan efek analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada system saraf pusat yang mengkatalis biosintesis prostaglandin seperti siklooksigenase sehingga mencegah sensitasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit seperti bradikinin, histamin, serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan kalium yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi.

G.    Alat dan Bahan
a.      Alat

1.      Spektrofotometer uv-vis
2.      Labu ukur 5 ml
3.      Kuvet
4.      Vortex
5.      Gelas piala
6.       Neraca analitik
7.       Spatula
8.      Pipet volume
9.      Labu ukur 100 mL
10.  Gelas ukur
11.  Batang pengaduk
12.  Erlenmeyer



b.      Bahan

1.      Sampel : Ibupropen (Serbuk)
2.      NaOH 0,1 N







H.    Monografi
1.      Ibupropen
Nama                                :Ibupropen atau asam 2-(4-isobutilfenil) propionat
Pemerian                         :Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah.
Kelarutan                        :Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam klorofom, sukar larut dalam etil asetat.
Rumus Kimia                   : C13H18O2
BM                                   : 206,28
Titik Lebur                       : 75,0 - 77,5oC
PKa                                  : 4,1 – 5,8
Serapan                           :Dalam NaOH 0,1 N menunjukan panjang gelombang maksimum kurang lebih 263-265nm.


2.      NaOH (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                      : Natrii Hydroxydum
Nama Lain                        : Natrium Hidroksida
BM                                    : 40,00 g/mol
Rumus Molekul                 : NaOH
Pemerian                           :Bentuk batang, butiran masa hablur atau keping, rapuh dan mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera menyerap CO2
Kelarutan                          :sangat mudah larut dalam air, dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan                     :dalam wadah tertutup baik
Kandungan                       :mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
I.       Prosedur Kerja
1.    Isolasi Sampel








 






















                                                                                                     



2.    Rectangle: Rounded Corners: Dibuat larutan Ibupropen 5000 ppm dalam 10 mL (ditimbang 50mg Ibuprofen)Pembuatan Larutan Standar Ibupropen



 




 



Rectangle: Rounded Corners: Kemudian lakukan  5x pengenceran dengan konsentrasi 100, 150, 200, 250, 300 ppm dalam 5 ml NaOH 0,1 N
 




3.    Pembuatan Kurva Kalibrasi






 



























4.     Penetapan Kadar Analit (15B)







 





















J.      Data Hasil Pengamatan
1.      Nilai Absorbansi dari Hasil Pengenceran Larutan Baku Standar Ibupropen
No.
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
1
100 ppm
0,271
2
150 ppm
0,356
3
200 ppm
0,444
4
250 ppm
0,529
5
300 ppm
0,616
Didapatkan panjang gelombang maksimal : 264 nm

2.      Kurva Kalibrasi Larutan Standar Ibupropen
3.      Nilai Absorbansi Sampel
A = 0,568







K.    Perhitungan
1.    Pembuatan Larutan Standar Ibupropen
1)      Pembuatan Larutan Ibupropen (teknis) 5000 ppm dalam 10 mL

2)      Pengenceran larutan standar dari 5000 ppm
a.       100 ppm
                              V1 x N1    = V2 x N2
                          V1 x 5000 ppm  = 5 mL x 100 ppm
                                             V1 = 0.1 mL
b.      150 ppm
                  V1 x N1   = V2 x N2
              V1 x 5000 ppm  = 5 mL x 150 ppm
                                                         V1 = 0.15 mL

c.       200 ppm
                  V1 x N1   = V2 x N2
              V1 x 5000 ppm  = 5 mL x 200 ppm
                                                         V1 = 0.2 mL
d.      250 ppm
                  V1 x N1    = V2 x N2
              V1 x 5000 ppm  = 5 mL x 250 ppm
                                                         V1 = 0.25 mL
e.       300 ppm
                  V1 x N1    = V2 x N2
              V1 x 5000 ppm  = 5 mL x 300 ppm
                                                         V1 = 0.3 mL


3)      Faktor pengenceran larutan sampel
Isolat dilarutkan dalam 50 ml NaOH 0,1N
                          Diambil 0.05 mL      = 100 x Pengenceran
Dilarutkan dalam 5 mL
                       
Jadi pengencerannya : 100 x Pengenceran

2.    Penentuan Kadar Sampel
Dari data absorbansi tiap pengenceran larutan baku standar Ibuprofen dibuat kurva kalibrasi dan didapatkan persamaan regresinya yaitu :
R2 : 1
a : 0.098
b : 0.0017
y = 0.568 (Abs sampel)
100 x Pengenceran
V pelarut isolate : 50 ml
penimbangan sampel : 2,5 gram



 
y   = bx + a
0.568  = 0.0017x + 0.098
0.0017x = 0.568 – 0.098
x = 276.471 ppm x faktor pengenceran
x = 276.471 x 100
x = 27,647.059 ppm

Kadar dalam 50 ml pelarut isolat :
 1,382.353 mg atau
                                           =  1.382 gram

% kadar analit       :
 
                                  = 55, 28%




L.    Pembahasan
            Praktikum kimia farmasi analisis II kali ini yaitu menentukan kadar senyawa Ibuprofen dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Ibuprofen yang akan ditentukan kadarnya berada dalam suatu sediaan farmasi berbentuk tablet yang telah di gerus (serbuk). Metode Spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menentukan kadar ibupropen ini karena dalam struktur kimia ibuprofen terdapat gugus kromofor. Dimana gugus kromofor yang terdapat pada struktur ibupropen mampu menyerap sinar UV-Vis.
Prinsip percobaan ini yaitu ketika ibupropen dilarutkan dalam NaOH 0,1N dan dianalisis dengan Spektrofotometer UV-Vis, maka gugus kromofor yang terdapat pada ibupropen akan mengabsorpsi sinar elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu. Sehingga nilai absorbansinya dapat diketahui dan kadar dari nipagin dapat dihitung. Larutan ibupropen dalam NaOH 0,1N memperlihatkan serapan maksimum pada panjang gelombang 265 dan 273 nm.
  Sebelum melakukan analisis, harus diketahui sifat fisika dan kimia dari senyawa ibupropen ini untuk mempermudah dalam hal analisisnya. Ibupropen atau asam 2-(-4-Isobutilfenil) propionat dengan rumus molekul C13H18O2 dan bobot molekul 206.28, rumus bangun dari ibuprofen adalah sebagai berikut :
Ibupropen berupa serbuk hablur putih hingga hampir putih, berbau khas lemah dan tidak berasa dengan titik lebur 75 – 77.5oC. Ibupropen praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam klorofom serta sukar larut dalam etil asetat (Ditjen POM, 1995).
Setelah mengetahui sifat fisika kimianya maka dilakukan isolasi senyawa ibupropen dari sediaan tablet yang sudah dihaluskan (serbuk). Maka dilakukan pengisolasian sampel. Isolasi sampel ibupropen dilakukan dengan cara ekstraksi padat cair, yaitu sebanyak 2,5 gram sampel ditimbang lalu ditambahkan 10 ml pelarut NaOH 0,1N. Untuk menghomogenkan campuran dilakukan proses penghomogenan dengan alat vortex dan setelah dihasilkan larutan homogen maka dilakukan pemisahan antara fasa NaOH (pelarut) yang melarutkan zat aktif ibupropen dan fasa yang tidak larut dalam pelarut NaOH yang berisi matriks tablet. Dari hasil sentrifugasi akan diperoleh filtrat dan residu. Filtrat merupakan fasa NaOH dan ibupropen, dan residu adalah matriks tablet.
Pelarut yang digunakan untuk memisahkan ibupropen pada saat ekstraksi adalah larutan NaOH 0,1N. Alasan pemilihan larutan tersebut karena senyawa ibuprofen dapat larut dalam larutan NaOH dan juga memiliki serapan maksimum nya yaitu sebesar 264 nm. Reaksi yang terjadi adalah :

setelah dilakukan pemisahan terhadap senyawa ibupropen kemudian dilakukan pengujian kualitatif yaitu dengan cara diuji dengan larutan marquis akan membentuk warna kompleks denan pereaksi marquis. Jika terbentuk warna coklat berarti masih terdapat ibupropen dalam matriks nya. Maka dilakukan penambahan pelarut NaOH kembali, sampai ketika filtratnya dilakukan pengujian kualitatif tidak terbentuk warna kompleks. Penambahan pelarut NaOH yang telah kami lakukan sebanyak 4 kali dengan volume 10 mL. Kemudian hasil isolat tersebut di ad sampai 50 mL lalu kocok sampai homogen.
Untuk analisis menggunakan spektofotometri UV-Vis sebelumnya blanko NaOH 0,1N diukur absorbansinya terlebih dahulu. Tujuannya sebagai baseline agar NaOH tidak terdeteksi. Selanjutnya dilakukan scanning untuk mencari panjang gelombang maksimum dari sampel ibupropen. Setelah ditemukan panjang gelombang maksimumnya, kemudian pembakuan dan analisis sampel ibupropen dapat dilakukan.
Dari hasil rentang absorbansi ibupropen dapat dihitung persamaan regresi liniernya kemudian dapat dihitung pula kadar sampel ibuprofen nya. Dari hasil perhitungan didapat sampel no. 15 B  mempunyai kadar ibuprofen sebesar 55, 28%.

M.  Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa dalam penentuan metode untuk melakukan analisis suatu senyawa harus diketahui terlebih dahulu sifat fisikokimianya dari senyawa tersebut. Dan sampel no 15B yang berbentuk tablet yang sudah di gerus (serbuk) mengandung ibuprofen dengan kadar 55,28% yang dianalisis menggunakan metode spektrofotometri Uv-vis.











Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
British Pharmacopoeia. 2009. British Pharmacopoeia, Volume I & II. London: Medicine and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA).
Day, R A dan Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2015. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Khopkar, S. M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Sarker, Satyajit dan Lutfun Nahar. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjadi., Rahman Abdul. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada Univrsity Press.






Tidak ada komentar: