Selasa, 24 April 2018

Laporan Kimia KLinik Glukosa Darah


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINK
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Kimia Klinik)




  1. Praktikum ke            : 2
  2. Tanggal Praktikum   : 11 September 2017
  3. Tujuan Praktikum    : Menentukan kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan metode enzimatik dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik.
  4. Landasan Teori         :
Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dL), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Mayes, 2001).
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glukosa, tubuh mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan, yaitu sekitar 80-100 mg/dl bagi dewasa dan 80-90 mg/dl bagi anak, walaupun pasokan makanan dan kebutuhan jaringan berubah-ubah sewaktu kita tidur, makan, dan bekerja (Cranmer H. et al., 2009).
Proses ini disebut homeostasis glukosa. Kadar glukosa yang rendah, yaitu hipoglikemia dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan glikogen hati yang besar melalui jalur glikogenolisis dan sintesis glukosa dari laktat, gliserol, dan asam amino di hati melalui jalur glukonoegenesis dan melalui pelepasan asam lemak dari simpanan jaringan adiposa apabila pasokan glukosa tidak mencukupi. Kadar glukosa darah yang tinggi yaitu hiperglikemia dicegah oleh perubahan glukosa menjadi glikogen dan perubahan glukosa menjadi triasilgliserol di jaringan adiposa. Keseimbangan antar jaringan dalam menggunakan dan menyimpan glukosa selama puasa dan makan terutama dilakukan melalui kerja hormon homeostasis metabolik yaitu insulin dan glukagon (Mayes, 2001).
Glukosa tebentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka (Joyce, 2007).  Glukosa adalah suatu gula enam karbon yang sederhana. Glukosa dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk disakarida (secara kimiawi terikat ke molekul gula lain) dan sebagai kanji polisakarida kompleks. Dalam mukosa usus halus, disakarida diuraikan menjadi monosakarida oleh enzim yang disebut disakaridase. Kanji diuraikan oleh amilase yang dikeluarkan oleh pankreas dan juga oleh kelenjar air liur. Gula diserap di usus dalam bentuk monosakarida (Irawan, 2007).
Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak kuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Jika terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), berarti insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik (resisten) dan kondisi inilah yang disebut sebagai DM. Kadar gula darah puasa yang mencapai lebih dari 125 mg/dL biasanya menjadi indikasi terjadinya diabetes (Joyce, 2007).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Salah satu hasil pencernaan karbohidrat adalah glukosa. Setelah diserap oleh usus halus, glukosa akan segera masuk ke dalam darah. Dari darah, sebagian besar glukosa akan dibawa ke hati, dan sebagian kecil disimpan dalam otot (Sumardjo, 2006).
Glukosa yang terabsorbsi dalam usus halus ditransport ke hati melalui vena porta hepatica. Di dalam hati, glukosa disimpan dalam bentuk glikogen atau dilepas ke dalam darah untuk ditransport ke sel-sel lain. Glukosa dapat diubah menjadi lemak oleh hati dan jaringan adipose jika ada kelebihan glukosa (Sloan, 2004). Selain berperan sebagai sumber energi utama bagi tubuh, glukosa juga berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak (Irawan, 2007).
Glukosa dalam tubuh dapat berasal dari beberapa sumber. Pertama, glukosa berasal dari makanan yan berupa gula atau karbohidrat  yang kemudian dicerna menjadi glukosa dan gula sederhana lain. Kedua, glukosa disintesa dari sumber energi lain terutama oleh hati yang dikenal dengan gluconeogenesis. Ketiga, guloksa yang tersimpan dalam hati, otot, dan jaringan lain dalam bentuk glikogen (Irawan, 2007).
Proses metabolisme glukosa dibantu oleh beberapa hormon, terutama insulin. Insulin disintesis oleh sel ß Langerhans pankreas dan dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh jika dalam tubuh terjadi peningkatan kadar glukosa dengan cara membawa glukosa ke dalam hati, otot dan jaringan adipose (Irawan,2007).
Proses metabolisme glukosa yang terjadi sesaat setelah kita makan yaitu konsentrasi glukosa dalam darah akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan sel ß memproduksi hormon insulin sehingga konsentrasi insulin dalam darahpun akan meningkat. Selanjutnya, glukosa akan ditransport ke dalam sel. Di dalam sel, sebagian glukosa dimetabolisme, sedangkan sebagian lagi dibawa ke hati untuk dibentuk menjadi glikogen melalui proses yang bernama glikogenesis. Setelah proses tersebut, kadar glukosa dalam tubuh akan kembali menurun dan kembali menjadi normal (Irawan, 2007).
Macam-macam pemeriksaan glukosa darah :
1.         Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut (Depkes RI, 1999).
2.         Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan (DepkesRI, 1999).
E.       Prinsip Percobaan :
Pemeriksaan menggunakan metode GOD-PAP adalah glukosa dalam sampel dioksidasi membentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida 4-Aminoatypirene dengan indikator fenol dikatalisis dengan POD membentuk quinonemin dan air.
            Reaksi :
Glukosa + O2 + H2O                            Asam glukonik +H2O2
                 2H2O2 + 4-Amino phenazone + phenol    quinomine + 4H2O

F.    Alat dan Bahan :
1.    Alat
No.
Nama Alat
Gambar
1.
Spektrofotometer
2.
Micro pipet (ukuran 10 μl dan 1000 μl)
3.
Tabung reaksi
4.
Tabung Ependrorf
5.
Kuvet
6.
Sentrifugator
7.
Timer
8.
Kapas Alkohol
9.
Tissue
10.
Spuit (3mL)










2.    Bahan
No.
Nama Bahan
Gambar
1.
Sampel Serum
2.
Reagen GOD-PAP
3.
Larutan Standar

Disiapkan larutan blanko, standar dan sampel seperti tertera pada tabel di bawah ini.
G.   Prosedur :

 

Ependorf/kuvet
Blanko
Standar
Sampel
Serum
-
-
10 µL
Standar
-
10 µL
-
Reagen
1000µL
1000 µL
1000 µL



Hitung konsentrasi / kadar glukosa dalam sampel.

Diukur absorban sampel  dan  standar, lalu dibaca  terhadap  reagen  blanko  dalam  waktu  kurang  dari  60 menit pada panjang gelombang 546 nm.
Dicampur dan diinkubasi selama 15 menit pada  suhu 27°C.
 










H.  Data Pengamatan :

No
Gambar
Keterangan
1
Hasil serum
2
Pengambilan serum dari tabung efendorf ke tabung reaksi menggunakan mikropipet
3
Memasukan serum dari tabung reaksi ke kuvet
4
Serum di kuvet yang akan dianalisis
5
Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Absorbansi sampel 1 = 0,102
Absorbansi sampel 2 = 0,106







I.         Perhitungan :
Sampel 1 =  x konsentrasi standar
     =  x 100 mg/dL
     = 43,965 mg/dL

Sampel 2 =  x konsentrasi standar
     =  x 100 mg/dL
     = 45,689 mg/dL

Rata-rata kadar glukosa =
                           =
                           =
                           = 44,827 mg/dL


Pembahasan
Untuk Pembahasan KLIK DISINI 

Tidak ada komentar: