Kamis, 19 April 2018

Laporan Praktikum KFA Kafein


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS II
SENYAWA TURUNAN GOLONGAN XANTIN
(Caffein)
A.      No Sampel : 17 A
B.       Tanggal Praktikum : 14 Maret 2017
C.      Tujuan Praktikum
Mampu menentukan kadar caffein dalam sediaan farmasi dengan menggunakan metode titrasi.
D.      Prinsip percobaan
Sampel ditambahkan asam klorida (HCl) dan kalium iodida (KI) berlebih sehingga dapat mengalami oksidasi menghasilkan iodium (I2) dalam suasana asam. Sampel akan breaksi dengan I2 membentuk endapan periiodida yang dititrasi dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
E.       Metode analisis
Metode titrasi iodometri. Bila caffein dalam suasana asam direaksikan dengan iodium I2 akan membentuk endapan periiodida atau tetra iodida yang kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
F.       Dasar Teori
Kafein adalah senyawa alkaloida turunan xantine (basa purin) yang berwujud kristal berwarna putih. Kafein bersifat psikoaktif, digunakan sebagai stimulan sistem saraf pusat dan mempercepat metabolisme (diuretik). Senyawa kimia yang dijumpai secara umum alami terdapat didalam makanan contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola, guarana dan mate. Kafein terkenal dengan rasanya yang pahit dan berlaku sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan pernafasan.
Kafein merupakan alkaloid yang tergolong turunan dari purin dalam keluarga methylxanthine bersama-sama senyawa terfilin teobromin. Pada keadaan asal kafein adalah serbuk putih yang pahit. Rumus kimianya ialah C6H10N4O2 dan nama sistematik kafein adalah: 1,3,7-trimetilxanthine dan 3,7-dihidro-1,3,7-trimetil-1-H-purin-2,6-dione.
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO45H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel (Gandjar, 2015).
Sebagai contoh adalah penentuan kandungan klorin (Cl2) dalam agen pemutih. Klorin akan mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Cl2 + 2I- → 2Cl- + I2
Selanjutnya iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat menurut reaksi :
2S2O32- + I2 → S4O62- + 2I- (Gandjar, 2015).
Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan I2 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amilum tidak membungkus I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam.
Indikator kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam formiat. Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa bahan organik seperti metil dan etil alkohol.
G.      Monografi Bahan
1.      Nama               : Caffeine
2.      Struktur           :
Hasil gambar untuk analisa kafein metode iodometri
3.      Pemerian         : serbuk putih, bentuk jarum mengkilat, biasanya menggumpal; tidak berbau; rasa pahit; larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus; bentuk hidratnya mengembang diudara.
4.      Kelarutan        : agak sukar larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
5.      Rumus Kimia  : C8H10N4O2
6.      BM                  : 194,19 (KEMENKES, 2014)

H.      Alat dan Bahan
a. Alat          
- Erlenmeyer                       - Buret
- Gelas kimia                      - Pipet ukur
- Labu ukur                        - Pipet volume
- Statif                                - Corong
- Spatula                             - Sentrifuge
- Pipet tetes                        - Vortex
- Tabung sentrifuge           
b. Bahan
- Sampel                            - Na2S2O3
-HCl 0,1 N                        - CHCl3
-KI                                    - Indikator Amylum
-K2Cr2O7                          -Aquadest
-KIO3                                -H2SO4
I.         Prosedur Kerja
1.      Rectangle: Rounded Corners: Timbang 2,25 g sampelRectangle: Rounded Corners: Masukan ke dalam tabung sentrifugasiRectangle: Rounded Corners: Tambahkan 10 mL HCl 0,1 NRectangle: Rounded Corners: SentrifugasiIsolasi caffeine (serbuk)














 






2.      Pembakuan Larutan Na2S2O3
Rectangle: Rounded Corners: Timbang kalium dikromat sebanyak 49 mg  

Rectangle: Rounded Corners: Masukkan kedalam erlenmeyer    



 


Rectangle: Rounded Corners: Tambahkan KI 2 gram dan H2SO4 8 mL 









 








3.      Penetapan Kadar Kafein (17A)
Rectangle: Rounded Corners: Pipet 5 mL sampel, masukkan kedalam erlenmeyer

Masukkan kedalam corong pisah, tambahkan kembali eter.
                                                                                                                       


















Rectangle: Rounded Corners: Kemudian diambil 10 mL filtratnya masukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 10 mL kloroform lalu dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna violet hilang
 











J.        Data Hasil Pengamatan
1.      Pembakuan Na2S2O3
Berat kalium dikromat (mg)
Volume Na2S2O3 (mL)
49
11,6
49
11,7
49
11,6
Rata-rata
11,63 mL

 
 
 
2.      Penetapan Kadar Sampel
Volume sampel (mL)
Volume Na2S2O3 (mL)
10
15,4
10
15,5
10
15,5
Rata-rata
15,46 mL
 
  
K.      Pembahasan
Untuk pembahasan KLIK DISINI

Tidak ada komentar: