LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS II
SENYAWA TURUNAN GOLONGAN XANTIN
(Caffein)
A. No Sampel
: 17 A
B. Tanggal Praktikum
: 14 Maret 2017
C. Tujuan Praktikum
Mampu
menentukan kadar caffein dalam sediaan farmasi dengan menggunakan metode
titrasi.
D. Prinsip percobaan
Sampel ditambahkan asam klorida (HCl) dan kalium iodida (KI) berlebih
sehingga dapat mengalami oksidasi menghasilkan iodium (I2) dalam
suasana asam. Sampel akan breaksi dengan I2 membentuk endapan
periiodida yang dititrasi dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
E. Metode analisis
Metode titrasi
iodometri. Bila caffein dalam suasana asam direaksikan dengan iodium I2
akan membentuk endapan periiodida atau tetra iodida yang kemudian dititrasi
dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
F. Dasar Teori
Kafein adalah senyawa alkaloida turunan
xantine (basa purin) yang berwujud kristal berwarna putih. Kafein bersifat
psikoaktif, digunakan sebagai stimulan sistem saraf pusat dan mempercepat
metabolisme (diuretik). Senyawa kimia yang dijumpai secara umum alami terdapat
didalam makanan contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola, guarana dan
mate. Kafein terkenal dengan rasanya yang pahit dan berlaku sebagai perangsang
sistem saraf pusat, jantung, dan pernafasan.
Kafein merupakan alkaloid yang tergolong turunan
dari purin dalam keluarga methylxanthine bersama-sama senyawa terfilin
teobromin. Pada keadaan asal kafein adalah serbuk putih yang pahit. Rumus
kimianya ialah C6H10N4O2 dan nama
sistematik kafein adalah: 1,3,7-trimetilxanthine dan 3,7-dihidro-1,3,7-trimetil-1-H-purin-2,6-dione.
Iodometri
merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa
yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium
iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO45H2O.
Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida
berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan
larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang
digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan
banyaknya sampel (Gandjar, 2015).
Sebagai contoh
adalah penentuan kandungan klorin (Cl2) dalam agen pemutih. Klorin
akan mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Cl2 +
2I- → 2Cl- + I2
Selanjutnya iodium
yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat menurut reaksi
:
2S2O32-
+ I2 → S4O62- + 2I-
(Gandjar, 2015).
Titrasi
dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna
khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi
pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji
sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan I2
yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati
titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amilum tidak membungkus I2
yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna biru sukar
hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam.
Indikator
kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji
yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji
mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan
lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet
yang biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam
formiat. Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh
beberapa bahan organik seperti metil dan etil alkohol.
G. Monografi Bahan
1. Nama :
Caffeine
2. Struktur :
3. Pemerian :
serbuk putih, bentuk jarum mengkilat, biasanya menggumpal; tidak berbau; rasa
pahit; larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus; bentuk hidratnya mengembang
diudara.
4. Kelarutan :
agak sukar larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam kloroform; sukar
larut dalam eter.
5. Rumus Kimia : C8H10N4O2
6. BM :
194,19 (KEMENKES, 2014)
H. Alat dan Bahan
a. Alat
- Erlenmeyer - Buret
- Gelas
kimia - Pipet ukur
- Labu ukur - Pipet volume
- Statif - Corong
- Spatula - Sentrifuge
- Pipet
tetes - Vortex
- Tabung sentrifuge
b. Bahan
- Sampel - Na2S2O3
-HCl 0,1 N -
CHCl3
-KI - Indikator Amylum
-K2Cr2O7 -Aquadest
-KIO3 -H2SO4
I.
Prosedur
Kerja
1.
Isolasi
caffeine (serbuk)
2.
Pembakuan Larutan Na2S2O3
3.
Penetapan Kadar Kafein (17A)
J.
Data
Hasil Pengamatan
1.
Pembakuan Na2S2O3
Berat
kalium dikromat (mg)
|
Volume
Na2S2O3 (mL)
|
49
|
11,6
|
49
|
11,7
|
49
|
11,6
|
Rata-rata
|
11,63 mL
|
2.
Penetapan Kadar Sampel
Volume
sampel (mL)
|
Volume
Na2S2O3 (mL)
|
10
|
15,4
|
10
|
15,5
|
10
|
15,5
|
Rata-rata
|
15,46 mL
|
K. Pembahasan
Untuk pembahasan KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar