PENETAPAN KADAR
IBUPROFEN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI
UV-Vis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tanggal Praktikum : 10 Maret 2017
1.2 Nomor Sampel : 8B
1.3 Tujuan
Praktikum
Untuk mengetahui cara
preparasi sampel yang benar, mengisolasi zat Iboprofen dengan matriksnya serta
menetapkan kadar Ibuprofen dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis.
1.4 Prinsip
Percobaan
Berdasarkan Hukum
Lambert-Beers, spektrofotometri UV-Vis digunakan terutama untuk analisi
kuantitatif, nilai absorbansi berbanding lurus dengan absorpsi cahaya,
ketebalan kupet, dan konsentrasi analit.
Rumus: A=a x b x c
Spektrofotometri UV-Vis
menggunakan sumber cahaya dari sinar UV dan sinar tampak dengan pengaturan
berkas vahaya menggunakan monokromator spektrofotometer tersusun atas sumberr
spektrum yang kontinyu, monikromator sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau
blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko
ataupun pembanding.
1.5 Metode Analisis
Menggunakan Spektrofotometri
UV-Vis karena Ibuprofen mengandung gugus kromoform diantaranya gugus benzen,
gugus karboksil dan gugus karbonil yang dapat menyerap cahaya elektromagnetik
Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang tertentu.
1.6 Dasar Teori
Ibuprofen merupakan serbuk
bentuk hablur berwarna putih hingga hampir putih, berbau khas lemah. Memiliki
kelarutan yang sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan
dalam kloroform, sukar larut dalam etil asetat dan praktis tidak larut dalam
air (Depkes RI, 2014)
Ibuprofen merupakan
obat analgetik golongan Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) turunan asam
arilasetat. Obat ini terutama digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat
peradangan pada berbagai kondisi rematik dan arthritis. Ibuprofen menimbulkan
efek analgesik dengan mengambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada
sistem saraf pusat yang mengkatalis biosintesis prostaglandin seperti
siklooksigenase. Penghambatan tersebut menyebabkan pencegahan sensitasi
reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa skait seperti bradikinin,
histamin, serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan kalium yang
dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi (Katzung, 2001;
Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Ibuprofen terutama digunakan
untuk mengobati artritis rematik yang bekerja dengan cara memasuki ruang
sinovial secara lambat dan terakumulasi dalam konsentrasi tinggi. Untuk
mengatasi rasa nyeri seperti ”dysmenorrhea” dan antipiretik diberikan dalam
dosis 400 mg setiap 4-6 jam. Pengobatan artritis rematik dan artritis tulang
dapat mencapai 2400 mg walaupun dosis lazim sehari hanya 1200-1600 mg.
Ibuprofen menyebabkan efek samping gastritis, konstipasi, nausea, dan pusing.
Ibuprofen diserap dengan
mudah dari dinding saluran pencernaan. Kadar puncak dalam darah dicapai dalam
waktu 1-2 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paruh eliminasi selama dua
jam. Ekskresi ibuprofen terjadi dengan cepat dan sempurna. Lebih dari 90% dari
dosis yang diberikan diekskresi melalui urin sebagai metabolit asam konjugatnya
Spektroskopi UV–VIS
adalah tekhnik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi
elektromagnetik dan sinar tampak dengan mengunakan instrumen.
Spektrofotometri adalah penyerapan sinar tampak untuk ultraviolet dengan suatu
molekul yang daat menyebabkan eksitasi molekul dan tingkat dasar ke
tingkat energi yang paling tinggi (Sumar, 1994).
Panjang gelombang cahaya UV dan VIS
bergantung pada mudahnya promo elektron. Molekul-molekul yang memerlukan
lebih banyak energi untuk promosi elektron akan menyerap pada panjang gelombang
yang lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang.
Cahaya yang menyerap cahaya pada daerah tampak (yakni mudah dipromosikan
dan pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek (Day
and Underwood, 2002).
Ada beberapa yang harus
diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV-VIS terutama untuk senyawa yang
semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan senyawa spektrofotometri
visibel karena senyawa tersebut harus diubah menjadi senyawa yang berwarna
pembentukan molekul yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut.
Spektrofotometri yang sesuai denga pengukuran di daerah spektrum ultraviolet
dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan
sianr monokromtis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm. Dengan
komponen-komponen meliputi sumber-sumber sinar, monokromator dan sistem optik
(Ibnu Ghalib, 2012).
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat
dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Beaker glass
2. Pipet volume
3. Ball pipet
4. Labu ukur
5. Gelas ukur
6. Pemanas
spirtus
7.
Spektrofotometri UV-Vis
2.1.2
Bahan
1
Sampel Ibuprofen
2
NaOH
3
Aquadest
2.2
Prosedur Kerja
2.2.1 Isolasi Sampel
2.2.2 Larutan Stok 500 ppm dalam 100mL
2.2.3 Penetapan Kadar Sampel
BAB III
HASIL
PENGAMATAN
Konsentrasi
(ppm)
|
Absorbansi
(ppm)
|
100
|
0,271
|
150
|
0,356
|
200
|
0,444
|
250
|
0,529
|
300
|
0,616
|
Nilai Absorbansi Sampel
A = 0,56
Perhitungan
1. Pembuatan Larutan Standar Ibupropen
1)
Pembuatan Larutan Ibupropen (teknis) 5000 ppm dalam 10 mL
2)
Pengenceran larutan standar dari 5000 ppm
a.
100 ppm
V1
x N1 = V2 x N2
V1 x 5000 ppm = 5 mL x 100 ppm
V1 = 0.1 mL
b.
150 ppm
V1
x N1 = V2 x N2
V1 x 5000 ppm = 5 mL x 150 ppm
V1 = 0.15 mL
c.
200 ppm
V1
x N1 = V2 x N2
V1 x 5000 ppm = 5 mL x 200 ppm
V1 = 0.2 mL
d.
250 ppm
V1
x N1 = V2 x N2
V1 x 5000 ppm = 5 mL x 250 ppm
V1 = 0.25 mL
e.
300 ppm
V1
x N1 = V2 x N2
V1 x 5000 ppm = 5 mL x 300 ppm
V1 = 0.3 mL
3) Faktor pengenceran larutan sampel
Isolat dilarutkan dalam 50 ml NaOH 0,1N
Diambil 0.05 mL =
100 x Pengenceran
Dilarutkan dalam 5 mL
diketahui y = 0,505
b = 0,0017 a = 0,098
y = bx + a
0,505 = 0,0017x + 0,098
0,0017x =
0,505 – 0,098
x =
x = 239,4118 ppm . faktor pengenceran
x = 239,4118 . 100
x = 23941,18 ppm
Kadar dalam 50 mL
x 23941,18 = 1197,059 mg
%
Kadar analit = x 100%
= x
100% = 59,85%
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktikum yang ketiga ini adalah penetapan kadar pada ibuprofen
dalam sediaan tablet yang sudah berbentuk serbuk. Kelompok kami mendapatkan
sampel dengan nomor 8B dengan menggunakan metode spektorofotometri uv-vis dengan panjang
gelombang 265 nm.
Sampel dalam
bentuk serbuk pertama ditimbang sebanyak 2 gram dan diisolasi untuk memisahkan
zat dengan matriksnya dengan dilarutkan oleh NaOH kedalam tabung sentrifuse
karena ibuprofen memiliki kelarutan yang sangat baik dalam larutan NaOH.
Setelah itu di vortex, fungsi vortex untuk memperluas permukaan tumbukan zat
dengan larutan NaOH, sehingga utnuk mempercepat proses kelarutan ini dilakukan
dalam waktu 20 menit.
Hasil vortex
kemudian dimasukkan kedalam sentrifugasi, tujuan disentrifugasi yaitu untuk
mengendapkan residu yang tidak larut terhadap larutan NaOH. Sentrifugasi
dilakukan dalam waktu 20 menit pada kecepatan 2000 rpm yang setelah diamati
terdapat dua fase yakni filtrate dengan residunya. Teknik
sentrifuge digunakan untuk mempercepat proses pengendapan dengan
memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugasi
menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu.
Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran
cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi,
namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju
kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya
sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding
tabung dan terakumulasi membentuk
endapan.
Proses
sentrifugasi selesai dilakukanlah tahap selanjutnya yaitu melakukan dekantasi
tujuannya untuk memisahkan filtrate yang akan diuji dengan residunya. Untuk
memastikan filtrate mengandung zat ( ibuprofen ) yang akan ditetapkan kadarnya
maka harus di pastikan terlebih dahulu dengan cara uji kualitatif dengan
penambahan pereaksi Lieberman-Burchard. Disini dipilihnya reagen tersebut
karena mampu memberi ciri yang cukup spesifik dengan terbentuknya reaksi warna
menjadi warna coklat.
Setelah analit didapatkan kemudian
proses selanjutnya yaitu dilakukan uji kuantitaif dengan menggunkan metode
spektrofotometri uv-vis. Yang telah diketahui bahwa dalam strukutur ibuprofen
terdapat gugus-gugus yang dpat menyerap cahaya elektromagnetik dengan panjang
gelombang tertentu yaitu gugus kromofor dan gugus ausokrom. Pada ibuprofen
terdapat gugus benzene, gugus karbonil, gugus karboksil serta gugus-gugus
ausokromnya. Kromofor adalah suatu gugus fungsi, tidak
terhubung dengan gugus lain, yang menampakan spectrum.
Struktur
kimia ibuprofen :
Sebelum analit di analisis, terlebih dahulu
dilakukan analisis dengan larutan standar ibuprofen, larutan induk dibuat 5000
ppm dimana menunjukan panjang gelombang 265 nm dengan nilai absorbansi 0,6.
Selanjutnya dilakukan pengenceran terhadap larutan standar untuk mengetahui
nilai absorban dari masing masing pengenceran sehingga dapat dibuat kurva.
dilakukan pengenceran 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, dan 300 ppm. (dapat
dilihat di tabel pengamatan)
Setelah
dilakukan perhitungan dari data yang sudah didapat dan dibuat kurva kalibrasi
standar. Dari kurva kalibrasi standar didapatkan persamaan linear y = 0,0017x +
0,098 . Persamaan ini digunakan untuk menghitung kadar ibupropen dalam sampel.
Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi dan (x) menyatakan kadar
ibuprofen dalam sampel. Absorbansi
dari sampel ibuprofen diperoleh nilai 0,505 dengan panjang gelombang
maksimalnya yaitu 265 nm. Selanjutnya penentuan kadar
atau konsentrasi sampel ibuprofen ditentukan dengan cara memasukan nilai
absorbansi dari analit yang telah di analisis ke dalam persamaan linier yang
diperoleh dari kurva kalibrasi ibuprofen. Setelah itu dilakukan perhitungan persen
kadar dan diketahui kadar dari sampel ibuprofen adalah sebesar 59,85 %.
Dalam
praktikum kali ini menggunkan prinsip percobaan penentuan kadar ibuprofen dalam sediaan tablet yang sudah
diserbukkan secara spektrofotometri uv-vis yaitu mengukur transmitan atau
absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi, sehingga akan
didapatkan konsentrasi ibuprofen yang terkandung dalam sampel.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil praktikum sampel kadar ibuprofen dalam sediaan serbuk dengan nomor sampel
8B pada kelompok 7 yang melakukan
analisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis adalah sebesar
59,85%.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2014. Farmakope Inonesi, edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ghalib, Ibnu
Ganjar dan Abdul Rahman. 2007. Kimia
Farmasi Analisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Katzung, B.G.
2001. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi
ke-8. Jakarta: Salemba Medika.
R.A.Day, Dr Jan
dan Al-Underwood. 2002. Analisis Kimia
Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Siswandono dan
Soekardjo B. 2000. Kimia Medisinal,
Jilid 1. Edisi II. Surabaya: Airlangga University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar