1.
SISTEM PEMBAURAN
Perhatikan
eksperimen factorial yang menyangkut dua faktor A dan B dengan desain
berdasarkan adanya pemblokan. Kita ingin mendesain eksperimen ini dengan
ketentuan bahwa banyak perlakuan yang dapat dikerjakan dalam sebuah bloklebih
sedikit bila dibanding dengan keseluruhan kombinasi perlakuan. Hal ini
menyebabkan kita untuk terlebih dahulu menentukan efek-efek apa saja yang perlu
dibuat baur dengan blok. Pililhan yang tersedia adalah apakah membaurkan efek
utama A, efek utama B atau efek interaksi AB dengan blok. Biasanya, dalam
banyak hal, lebih baik membaurkan interksi dengan blok daripada membaurkan efek
utama dengan blok, apalagi jika efek interaksi tidak signifikan. Dengan
demikian, eksperimen yang kita lakukan masih memberikan informasi tentang keberartian
efek-efek utamanya. Jika interaksi sudah kita tetapkan mwnjadi baur dengan blok
(dikatakan bahwa kontras penutup telah ditetapkan), maka langkah selanjutnya
adalah menentukan kombinasi perlakuan mana
saja yang harus ditempatkan dalam satu blok yang sama.
Untuk menjelaskan
kenapa hal ini harus di lakukan, marilah kita tinjau desain eksperimen
faktorial 22 dan marilah pula
kita gunakan notasi yang dijelaskan dalam Bab VI, Bagian VI.2. Dalam bagian itu
telah telah kita ketahui bahwa efek interaksi AB dengan faktor A bertaraf a dan
faktor B bertaraf b, adalah\
Jika AB dibaurkan dengan blok, jadi
AB sebagai kontras penentu, bagaimanakah kombinasi-kombinasi perlakuan harus
ditempatkan dalam blok?
Dari persamaan di
atas, tampak bahwa ada dua perlakuan yang bertanda positif, ialah (1) dan ab.
Kedua perlakuan ini dapat di tempatkan dalam satu blok. Perlakuan-perlakuan
lainnya, a dan b yang keduanya betanda negatif, di tempatkan dalam blok lain.
Dengan jalan begini kita peoleh desain (dengan kontras penentu AB) sebagai
berikut
Blok 1
|
|
Blok 2
|
(1)
ab
|
|
a
b
|
Sayang cara ini
hanya benar untuk desain faktorial 2k. cara yang lebih umum, yang dikemukakan oleh
kemptorne [9] adalah sebagai berikut.
Perhatikan bentuk linier L dengan
model
Dengan Ei = eksponen faktor ke i yang ada dalam
tiap kontras penentu.
Xi = taraf faktor ke i yang ke dalam
sebuah kombinasi perlakuan.
Aturannya
adalah, tiap kombinasi perlakuan dengan harga L yang sama di tempatkan dalam
sebuah blok.
Untuk
contoh kita di atas, dengan kontras penentu AB, maka =1, =1 sedangkan lainnya sama dengan nol. Jadi diperoleh bentuk
linear
L=1.+1.
Harga-harga
L untuk masing-masing kombinassi perlakuan diturunkan dari
L=
1.+1., adalah:
(1): L=1.0 + 1.0 = 0
a: L= 1.1 + 1.0 =
1
b : L= 1.0 + 1.1 =
1
ab: L= 1.1 + 1.1 =
2
Dengan menggunakan aljabar modulo
kita tahu bahwa 2=0 modulo 2. Ini berarti 0 dan 2 kedua-duanya berharga 0
sehingga untuk L= 0, dan L=2, kombinasi-kombinasi perlakuannya ialah (1) da
nab, ditempatkan dalam satu blok. Jelas bahwa kombinasi-kombinasi perlakuan a
dan b harus ditempatkan dalam satu blok tersendiri karena kedua-duanya
memiliiki harga-harga L = 1. Cara di atas memberikan hasil
Untuk L = 0 Blok I
Untuk L = 1
Blok II
(Catatan:
penentuan blok dengan cara Kempthorne ini dan cara pemiliha tanda kombinasi-kombinasi perlakuan, untuk
faktorial , ternyata hasilnya
sama)
Mari kita lihat bagaimna penentuan
blok bisa dilakukan untuk desain eksperimen faktorial (untuk tiga faktor yang masing-masing bertaraf
dua) A, B, C apabila kita ambil kontras
penentuan ABC. Bentuk linier untuk penentuan blok yang diturunkan dari kontras
penentu ABC ini adalah
L = 1. + 1. + 1. = + +
Untuk
kedelapan buah kombinasi perlakuan akan diperoleh harga-harga L sebagia berikut:
(1)
: L = 0 + 0 + 0 = 0
a
: L = 1 + 0 + 0 = 1
b : L = 0 + 1 + 0 = 1
ab : L = 1 + 1 + 0 = 2 = 0 modulo 2
c : L = 0 + 0 + 1 = 1
ac : L = 1 + 0 + 1 = 2 = 0 modulo 2
bc : L = 0 + 1 + 1 = 2 = 0 modulo 2
abc : L = 1 + 1 + 1 = 3 = 1 modulo 2
Dari
harga-harga L yang diperoleh jelas bahwa akan terjadi blok-blok
L
= 0 Blok I
L = 1 Blok II
Blok yang berisikan kombinasi perlakuan (1)
dinamakan blok pokok. Kombinasi-kombinasi perlakuan dalam blok ini adalah
elemen-elemen seebuah grup dengan operasi multiplikasi modulo 2.
Elemen-elemen
dalam blok pokok atau dalam blok-blok lain dapat diturunkan dari elemen-elemen
bloko pokok dengan jalan mengalikan sebuah elemen dalam blok baru dengan tiap elemen dalam bolk pokok.
Untuk faktorial di atas misalnya, dengan blok pokok berisikan
elemen-elemen (1), ab ac, bc, dan misalkan untuk blok II telah ditemukan elemen
lain a, maka elemen-elemen lain untuk blok II ditentukan sebagai berikut:
a.(1) = a
a.ab
= b = b = b (bekerja dengan
modulo 2)
a.ac = c = c = c
a.ab = abc
yang
menghasilkan elemen a, b, c, abc seperti tercantum dalam blok II.
Penentuan
elemen-elemen lain dalam blok pook dapat pula dilakukan dengan cara ini apabila
paling sedikit dua elemen selain daripada (1) telah didapat. Demikianlah
misalnya, jika dalam blok I telah ditemukan elemen-elemen ab dan ac maka dengan
mengalikan keduanya, yakni ab.bc = bc = bc = bc, diperoleh
elemen lainnya. Cara yang dijelaskan ini dapat diperluas dan dipergunakan untuk
sistem pembauran yang lebih sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar