Selasa, 24 April 2018

Pembahasan Laporan Ureum


Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian kadar ureum dalam darah.Sampel yang digunakan adalah berupa serum seorang wanita. Penentuan urea berdasarkan reaksi antara urea dengan urease membentuk ammonium hidroksida (NH 4 OH). Senyawa tersebut di dalam air akan terhidrolisis menjadi ion ammonium dan ion hidroksida. Senyawa NH 4 OH yang terdapat dalam larutan akan membentuk keseimbangan pada permukaan membran. Hal ini disebabkan oleh proses homogenisasi dalam larutan untuk mencapai keseimbangan dan selanjutnya dapat dijadikan dasar penentuan kuantitas urea dalam sampel.. Ammonia yang dihasilakan selanjutnya akan mengalami reaksi kombinasi dengan 2-oxoglutarate menghasilkan glutamate. Glutamate sebagai produk akhir atau indikator akan dihitung dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Kadar normal urea dalam darah bagi perempuan adalah 15 - 40 mg/dL, sedangkan pada laki-laki 19 - 44 mg/dL. Kadar ureum dalam darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea. Jika kuantitas urea melebihi batas normal akan mengakibatkan tingginya kandungan urea dalam darah dan umumnya terjadi pada penderita gagal ginjal. banyak mengandung protein, ureum biasanya berada di atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma. Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati.
Selanjutnya dilakukan pengujian dimana sampel berupa serum dicampurkan dengan monoreagen dan diinkubasi selama 60 detik, hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang optimal dimana reagen dan serum bereaksi secara optimal. Kemudian dispektrofotometri uv-vis untuk mengetahui absorbansinya. Hasil dari pengukuran ini dinyatakan dalam A1. Kemudian 60 detik setelah pengukuran absorbansi larutan sampel (A1) sampel  tersebut kembali diukur absorbansinya dengan alat spektrofotometer yang sama dan nilai absorbansi yang dihasilkan dianggap sebagai nilai absorbansi kedua (A2). Dilakukan dua kali pengukuran karena untuk pengujian ureum waktu tersebut merupakan waktu dimana kadar ureum akan berbeda. diperoleh A1 yaitu 0,064 dan A2 0,088. Diperolehlah nilai absorbansi sampel setelah  dua kali pengukuran yaitu 0,024. Hasil tersebut adalah hasil dari |A1-A2| Untuk konsentrasi standar yaitu 50 mg/dL, dan untuk absorbansi sampel yaitu 0,023. Setelah itu makan dapat diketahui kadar urea dari sampel, dan setelah dilakukan perhitungan hasilnya adalah 52,17 mg/dL. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam sampel memiliki kadar ureum yang tinggi, terlebih sampel yang digunakan adalah dari seorang wanita. Peningkatan kadar ureum tersebut dikenal dengan uremia. Adanya kadar ureum dalam darah yang tinggi mengindikasikan pasien mengalami disfungsi ginjal karena ginjal tidak dapat lagi membuang urea keluar dari tubuh, sehingga urea terakumulasi dalam darah.


Kesimpulan
Dilakukan pengujian kadar ureum dalam darah dengan menggunakan serum seorang wanita. Diperoleh kadar ureum dalam sampel yaitu 52,17 mg/dL yang artinya hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar ureum dalam sampel tinggi.

Tidak ada komentar: