Kamis, 19 April 2018

Laporan KFA Teofilin


PERCOBAAN IV
PENETAPAN KADAR TEOFILIN DALAM SEDIAAN SERBUK MENGGUNAKAN METODE TITRASI ARGENTOMTERI VOLHARD

A.           Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilakukan di Laboratorium Kimia I kampus STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, pada tanggal 17 Maret 2017.

B.            Tujuan Praktikum
Untuk menentukan kadar Teofilin dalam sediaan farmasi (serbuk) menggunakan metode Titrasi Argentometri Volhard.

C.           No Sampel dan Bentuk Sediaan
Serbuk nomor 6B.

D.           Prinsip Percobaan
Prinsip metode titrasi argentometri metode volhard yaitu, di mana dilakukan penambahan AgNO3 berlebih yang menyebabkan proton H+ pada gugus amin sekunder teofilin akan lepas, dan N akan berikatan dengan Ag (reaksi substitusi). Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan ammonium tiosianat dengan menggunakan indicator Fe(NH4)SO4. Setelah semua perak nitrat terendapkan kelebihan ammonium tiosianat akan bereaksi dengan besi (III) amonium sulfat membentuk besi (III) tiosianat yang berwarna merah.

E.            Alasan Metode Yang Digunakan
Alasan menggunakan metode titrasi argentometri volhard ini karena, dalam struktur teofilin mengandung proton H+ yang mudah lepas sehingga atom N pada teofilin akan berikatan dengan Ag (Reaksi substitusi).



F.            Dasar Teori
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentomteri disebut juga metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah:
AgNO3 + Cl- → AgCl(s) + NO3-
Sebagai indicator dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+. Metode argentomteri yang lebih luas digunakan adalah metode titrasi kembali. Perak nitrat berlebihan ditambahkan ke sampel yang mengandung ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3 selanjutnya dititrasi kembali dengan ammonium tiosianat menggunakan indicator besi (III) ammonium sulfat (Gandjar dan Rohman 2007).
Metode volhard dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromide, dan iodide dalam suasana asam. Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku kalium atau ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13. Kelebihan tiosianat dapat dittapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) ammonium sulfat sebagai indicator yang membentuk warna merah dari kompleks besi (III)-tiosianat daam lingkungan asam nitrat 0,5 – 1,5 N. titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukan. pH larutan harus di bawah 3. Pada titrasi ini terjadi perubahan warna 0,7 – 1% sebelum titik ekivalen. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan dicapai titik akhir, titrasi digojog kuat-kuat supaya ion perak yang diabsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat beraksi dengan tiosianat (Gandjar dan Rohman 2007).
Dalam analisis klorida, sebuah kesalahan dapat terjadi jika endapan AgCl dibolehkan beraksi dengan ion tiosianat:
AgCl(s) + SCN- AgSCN(s) + Cl-
Mengingat AgSCN kurang dapat larut dibandingkan dengan AgCl, reaksi ini cenderung untuk bergeser dari kiri ke kanan dan akan menyebabkan hasil-hasil yang rendah dalam analisis klorida. Reaksi ini dapat dicegah dengan menyaring penuh AgCl atau menambahkan nitrobenzene sebelum titrasi dengan tiosianat. Nitrobenzene terlihat membentuk sebuah lapisan berminyak di atas permukaan AgCl, yang mencegah reaksi dengan tiosianat (J.R, Underwood, 2001).

G.           Reaksi Kimia
Teofilin + AgNO3


 






(Sudjadi Dan Rohman, 2013).

H.           Alat dan Bahan
1)      Alat
Labu ukur
Beaker glass
Rak dan Tabung reaksi
Pipet volume 10 mL
Pipet ukur 10 mL

Botol semprot



Tabung Sentrifuga
Buret, klem, statif
Vortex
sentrifugasi
Kaca arloji
Pump pipet


2)      Bahan
Teofilin:

Gambar 1. Struktur Teofilin (USP, 2007)
Pemerian     : Serbuk Hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil
diudara;
kelarutan     : Sukar Larut dalam air, tetapi mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam alkali hidroksida, ammonia, agak sukar larut dalam etanol, dalam klorofom dan eter;
BM             : 180,17 (DepKes RI, 2014)
pKa             : 8,9



I.              Prosedur Kerja
a.       Perhitungan Pembuatan AgNO3 0,05 N dalam 1000mL (1 liter)
            Gram   =  Nx BExV
                       
                       
b.      Perhitungan Pembuatan NaCl 0,05 N dalam 10ml
                    
                                
                                
                                
c.       Perhitungan Pembuatan NH4SCN 0,05 N dalam 500 ml
 
                                               
                                

d.     
Pipet NaCl sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer
 
Pembakuan AgNO3






 









e.       Pembakuan Larutan NH4SCN
 









f.        Isolasi Teofilin dari sediaan Serbuk








 












                                       pisahkan









Residu



 




 












g.      Penetapan Kadar Teofilin













Tambahkan HNO3 6 N sampai pH <3
 
 











 
















Cuci dengan HNO3 encer sampai tidak mengandung ion perak (tetesan terakhir ditetesi dengan HCl. Jika tidak ada endapan maka tidak mengandung ion perak

 









Sampai terbentuk endapan merah kecoklatan

 



 





















J.             Data Hasil Pengamatan
1.      Pembakuan AgNO3
Volume NaCl (mg)
Volume AgNO3 (ml)
29
10
29
10
29
10
Rata-rata
10

2.      Pembakuan KSCN
Volume AgNO3 (ml)
Volume KSCN (ml)
10
10,9
10
10,9
10
10,8
Rata-rata
10,87
   mgrek KSCN ≈  mgrek AgNO3 
            V KSCN x N KSCN = V AgNO3 x N AgNO3
    10,87 x N KSCN = 10 x 0,0496
   N KSCN =
   N KSCN= 0,0456 N

3.      Kadar Sampel Teofilin No. 6B
Volume Sampel (ml)
Volume KSCN (ml)
10
26,7
10
26,7
10
26,7
Rata-rata
26,7
Volume AgNO3 yang bereaksi dengan KSCN
V AgNO3 x N AgNO3 = V KSCN x N KSCN
  V AgNO3 x 0,0496 = 26,7 x 0,0456
    V AgNO3 =
    V AgNO3 = 24, 5463 mL
Volume AgNO3 yang bereaksi dengan sampel
= Volume AgNO3 berlebih – (Volume AgNO3-KSCN)
= 25 – (24,5463)
= 0,4537 mL
   mgrek sampel ≈ mgrek AgNO3-Sampel
Vsampel x Nsampel = V AgNO3-sampel x N AgNO3
      10 x Nsampel = 0,4537 x 0,0496
  Nsampel  =
  Nsampel = 0,0023 N
Menghitung berat analit
   
      
      
% Kadar Teofilin =
                             =
                             = 1,656%



PEMBAHASAN
Untuk pembahasan KLIK DISINI

Tidak ada komentar: