LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS II
GOLONGAN XANTIN
(Penentuan
Kadar Aminophylin dalam Sediaan Serbuk dengan
Metode
Titrasi Argentometri (Volhard))
A.
Tanggal
Praktikum
14 Maret 2017
B.
No.
Sampel
2C
C.
Tujuan
Praktikum
Untuk menentukan kadar aminophylin
dalam sampel sediaan farmasi berupa serbuk dengan menggunakan metode Titrasi
Argentometri.
D.
Metode
Analisis
Metode analisis yang digunakan
dalam menentukan kadar aminophylin dalam sampel adalah Titrasi Argentometri
(Volhard).
E.
Prinsip
Percobaan
Pada metode argentometri ini Ag+
akan berikatan dengan atom N yang memiliki elektron bebas pada struktur
aminophylin sehingga membentuk endapan. Prinsip dari titrasi argentometri
volhard adalah adanya penambahan AgNO3 berlebih ke dalam sampel.
Setelah terbentuk endapan, sisa AgNO3 yang tidak bereaksi dengan
analit dititrasi dengan larutan tiosianat kemudian membentuk endapan AgSCN dan
kelebihan SCN- akan bereaksi dengan Fe3+ dari indikator
ferriaulin yang nantinya akan menbentuk warna merah coklat.
F.
Dasar
Teori
Aminophylin merupakan suatu garam
yang terbentuk dari teofilin dan etilendiamin yang mempunyai nilai pKa 8,6-9
dan pada strukturnya memiliki atom N heterosiklik.
Argentometri merupakan metode umum
untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri
memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Sebagai
indikator, dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan
adanya kelebihan ion Ag+ (Gandjar, 2012).
Metode argentometri yang lebih
luas lagi digunakan adalah metode titrasi kembali. Perak nitrat (AgNO3)
berlebihan ditambahkan ke sampel yang mengandung ion klorida atau bromida. Sisa
AgNO3 selanjutnya dititrasi kembali dengan amonium tiosianat
menggunakan indikator besi(III) ammonium sulfat (Gandjar, 2012).
Ada beberapa metode dalam titrasi
argentometri yaitu:
1. Metode
Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan
terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen, maka
penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk
endapan perak kromat yang berwarna merah.
2. Metode
Volhard
Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam
dengan larutan baku kalium atau amonium tiosianat. Kelebihan tiosianat dapat
ditetapkan secara jelas dengan garam besi(III) nitrat atau besi(III) amonium
sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dari kompleks
besi(III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5 – 1,5 N (Gandjar, 2012).
G.
Monografi
Bahan
1. Aminophylin
(Farmakope Indonesia Edisi V, hal 111)
Rumus Molekul : C16H24N10O4
BM : 420,43
Pemerian : Butir atau serbuk; putih
atau agak kekuningan; bau
ammonia lemah, rasa pahit. Jika dibiarkan di udara terbuka,
perlahan-lahan kehilangan etilendiamin dan menyerap karbon dioksida dengan
melepaskan teofilin. Larutan bersifat basa terhadap kertas lakmus.
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol
dan dalam eter; Larutan 1
g dalam 25 ml air menghasilkan larutan jernih; larutan 1 g
dalam 5 ml air menghablur jika didiamkan dan larut kembali jika ditambah
sedikit etilendiamin.
2. Asam
Nitrat (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal 50)
Rumus Molekul : HNO3
BM : 63,01
Pemerian : Cairan berasap, sangat
korosif, bau khas, sangat
merangsang. Mendidih pada suhu lebih kurang 120°;
bobot jenis lebih kruang 1,41. Merusak jaringan hewan menjadi kuning.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. Perak
Nitrat (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal 113)
Rumus Molekul : AgNO3
BM : 169,87
Pemerian : Hablur; tidak berwarna
atau putih; bila dibiarkan
terpapar cahaya dengan adanya zat organik, menjadi berwarna
abu-abu atau hitam keabu-abuan. pH larutan lebih kurang 5,5.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam
air, terlebih dalam air
mendidih; agak sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam
etanol mendidih; sukar larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
4. Natrium
Klorida (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal 584)
Rumus Molekul : NaCl
BM : 58,44
Pemerian : Hablur bentuk kubus,
tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air;
sedikit lebih mudah larut
dalam air mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam
etanol.
H.
Alat
dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
-
Neraca Analitik
|
-
Aquadest bebas Cl-
|
-
Tabung sentrifugasi
|
-
Sampel Aminophylin
|
-
Vortex
|
-
AgNO3 0,1
N
|
-
Labu ukur
|
-
HNO3 0,1
N
|
-
Erlenmeyer
|
-
HNO3 0,1
N
|
-
Gelas kimia
|
-
KSCN 0,1 N
|
-
Pipet volume
|
-
FeCl3
|
-
Ball pipet
|
-
NaCl
|
-
Buret
|
-
Indikator Ferriaulin
|
-
Statif dan klem
|
-
K2CrO4
|
I.
Prosedur
Kerja
1. Isolasi
Aminophylin dari sediaan serbuk
2. Pembakuan
larutan AgNO3 0,1 N
3. Pembakuan
larutan KSCN 0,1 N
4. Penetapan
kadar aminophylin dalam sampel serbuk
J.
Data
Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1. Pembakuan
AgNO3
Berat NaCl (mg)
|
Volume AgNO3 (mL)
|
29
|
10
|
29
|
10
|
29
|
10
|
Rata-rata
|
10
|
2. Pembakuan
KCNS
Volume AgNO3 (mL)
|
Volume KSCN
(mL)
|
10
|
10,9
|
10
|
10,9
|
10
|
10,8
|
Rata-rata
|
10,87
|
3. Penentuan
Kadar Aminophylin
Volume Sampel (mL)
|
Volume KSCN
(mL)
|
10
|
20,6
|
10
|
20,6
|
10
|
20,5
|
Rata-rata
|
20,57
|
Perhitungan
1. Pembakuan
AgNO3
N AgNO3
=
=
= 0,0496 N
2. Pembakuan
KSCN
VKSCN x N
KSCN = V AgNO3 x N AgNO3
NKSCN =
=
=
0,0456 N
3. Penentuan
Kadar Sampel
·
Volume AgNO3
yang bereaksi dengan KSCN
VAgNO3 x NAgNO3 = VKSCN x NKSCN
VAgNO3 =
=
= 18,9111 mL
·
Volume AgNO3
yang bereaksi dengan sampel
VAgNO3 yang bereaksi dengan sampel = VAgNO3
berlebih – VAgNO3 yang bereaksi dengan KSCN
= 25 – 18,9111
= 6,0889 mL
·
Kadar Sampel
Vsampel x Nsampel = VAgNO3 x
NAgNO3
Nsampel
=
= 0,0302 N
·
Gram Analit
Nsampel =
Gram = N x BE x V
= 0,0302 X 420,43 X 0,05
= 0,6348 g
·
% Kadar
% Kadar =
=
= 25,39%
PEMBAHASAN
Untuk pembahasan KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar