LAPORAN KIMIA FARMASI ANALITIK II
PENETAPAN
KADAR PARACETAMOL DENGAN METODE TITRASI NITRIMETRI
10 MARET 2017
A.
Tanggal
Praktikum
Jum’at, 10 Maret 2017
B.
Tujuan
Praktikum
Untuk mengetahui
cara dan kadar Paracetamol dengan metode Nitrimetri
C.
No Sampel
A6
D.
Prinsip
Kerja
Prinsipnya adalah reaksi
diazotasi.
1.
Pembentukan garam
diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus
nitro aromatic).
2.
Pembentukan senyawa
nitrosamine dari amin alifatik sekunder.
3.
Pembentukan senyawa
azidari gugus hidrazida.
4.
Pemasukan gugus nitro yang
jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam
suasana asam.
E.
Dasar
Tori
Paracetamol
(chemical
properties from ChemLab Apps)
Nama
resmi :
Acetaminophenum
Nama
lain :
Paracetamol
RM
/ BM : C8H9NO2
/ 151,56
Pemerian :
Hablur atau hablur serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70
bagian air, dlam 7 bagian etanol 95 % p,
dalam
17 bagian aseton p, dalam 40 Bagian gliserol.
Khasiat : Analgetikum
antipiretikum.
Kegunaan
: Sebagai
sampel.
Persyaratan
kadar : Mengandung tidak
kurang dari 98 % dan tidak lebih dari 101,0
%
C8H9NO2 dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik.
Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan
oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu, paracetamol juga
dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan intensitas ringan sampai
sedang. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis
obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Obat yang mempunyai nama
generik acetaminophen ini, dijual di pasaran dengan ratusan nama dagang.
Beberapa diantaranya adalah Sanmol, Pamol, Fasidol, Panadol, Itramol dan lain
lain.
Parasetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat
anti demam, anti pegel linu dan anti-inflammatory. Inflammation adalah
kondisi pada darah pada saat luka pada bagian tubuh (luar atau dalam) terinfeksi,
sebuah imun yang bekerja pada darah putih (leukosit). Contoh pada bagian luar
tubuh jika kita terluka hingga timbul nanah itu tandanya leukosit sedang
bekerja, gejala inflammation lainnya adalah iritasi kulit.
Nitritrimetri merupakan
penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium
nitrit. Nitritrimetri disebut juga dengan metode titrasi diazotasi.
Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya dengan metode nitritrimetri
diantaranya adalah penisilin dan sulfamerazin. Penetapan kadar senyawa ini
dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat tersebut dalam satu sample.
Reaksi diazotasi telah
digunakan secara umum untuk penetapan gugusan amino aromatis dalam industri zat
warna dan dapat dipakai untuk penetapan sulfanilamida dan semua senyawa-senyawa
yang mengandung gugus amino aromatis.
Titrasi redoks banyak
digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat organik dan zat anorganik
dapat ditentukan dengan cara ini. Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi
redoks adalah diazotasi (nitritometri).
Titrasi diazotasi
berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam
nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit
dengan suatu asam.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada reaksi diazotasi :
a. Suhu
Titrasi diazotasi
sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil dari 15°C karena asam nitrit
yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah
terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak
stabil.
b. Kecepatan
reaksi
Reaksi titrasi amin
aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak lambat, titrasi sebaiknya
dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi diazotasi dapat dikatalisa dengan
penambahan natrium dan kalium bromida sebagai katalisator.
Dalam titrasi redoks ada
dua jenis indikator, indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen
yang bereaksi, dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak tergantung
dari salah satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi.
Pemilihan indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan
titrat, dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila
potensial peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus diusahakan
agar pH tidak berubah selama titrasi berlangsung.
Dalam titrasi diazotasi,
digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar.
Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin oo dan metilen
biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan.
Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodide.
Penetapan kadar
paracetamol berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin primer
aromatis bebas yang direaksikan dengan NaNO2 yang diperoleh dari
hasil reaksi antara natrium nitrit dan asam klorida dengan penentuan titik
akhir menggunakan indicator kertas kanji dengan perubahan menjadi warna biru
segera ketika dioles.
Reaksi yang
terjadi :
Pemakaian
indicator luar sering timbul warna biru setelah disimpan lama, hal ini terjadi
karena oksidasi oleh udara. Pasta KI harus dibuat segar setiap kali titrasi.
F.
Alat
dan Bahan
Alat :
|
Bahan :
|
o Buret
o Klem
buret dan statif
o Labu
takar
o Gelas
ukur
o Beaker
Glass
o Erlenmeyer
o Pipet
volume
o Pipet
tetes
o Botol
semprot
o Tempat
es
|
o Paracetamol
o Larutan
baku NaNO2 0,1N
o HCl
0,1N
o KBr
o Etanol
96%
o Pasta
kanji
o Es
batu
o Aquadest
|
G.
Prosedur
Kerja
1. Isolasi
Paracetamol
2. Titrasi
Nitrimetri
a. Pembakuan
NaNO2
b. Penetapan
Kadar Paracetamol
H.
Hasil
Pengamatan
a. Pembakuan
NaNO2
Berat Asam Sulfanilat
|
Volume NaNO2
|
50
mg
|
3
mL
|
50
mg
|
3,1
mL
|
50
mg
|
3
mL
|
Rata-rata
|
3,0333
mL
|
b. Penetapan
Kadar Paracetamol pada sampel
Volume Analit
|
Volume NaNO2
|
10
mL
|
5 mL
|
10
mL
|
5
mL
|
10
mL
|
5
mL
|
Rata-rata
|
5
mL
|
I.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini telah dilakukan analisis kuantitatif yaitu penentuan kadar parasetamol dengan menggunakan metode titrasi nitrimetri.
Struktur Parasetamol
Nitrimetri
adalah metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan
baku natrium nitrit (NaNO2). Metode ini didasarkan pada reaksi
diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam (HCl) membentuk garam diazonium.Dilakukannya pembentukan asam
nitrit dari natrium nitrit ini karena asam nitrit sangat tidak stabil dan mudah
teroksidasi oleh udara menjadi HNO3 (asam nitrat).
Reaksi
ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsung dalam
dua tahap seperti dibawah ini :
NaNO2
+ HCl → NaCl + HNO2
J.
K.
L.
M.
Ar-
NH2 + HNO2 + HCl → Ar-N2Cl + 2H2O
(Zulfikar, 2010)
Zat
yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus–NH2
(amina) aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis atau direduksi
menjadi amin aromatis primer (Setyawati et al, 2010).
Parasetamol memiliki gugus amin aromatis yang terikat dengan gugus
lain. Oleh karena itu untuk penetapan kadarnya parasetamol harus dihidrolisis terlebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk selanjutny abereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.
Karena
alas an tersebut maka parasetamol dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode nitrimetri.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Reaksi
ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium terbentuk pada suhu rendah (0-5 °C), tetapi bias juga berlangsung pada suhu
5-15°C
dengan adanya penambahan KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak
dapat dilakukan pada suhu tinggi karena HNO2 yang terbentuk akan
menguap pada suhu tinggi sehingga nantinya hasil yang didapatkan tidak stoikiometri.
Selain
itu dapat mengganggu pembentukan garam diazonium sehingga akan terurai dengan melepaskan
gas nitrogen dan menjadi fenol dengan adanya H2O yang mampu bereaksi dengan asam nitrit.Untuk mendapatkan suhu
dibawah 15°C dapat dilakukan dengan merendam erlenmeyer yang berisi sampel
dalam bejana berisi batu es.
|
|||
|
|
|
Proses pendinginan sampel sebelum
titrasi
Prosedur yang pertama kali dilakukan adalah isolasisampel.
Parasetamol
dilarutkan dalam etanol karena parasetamol mudah larut dalam etanol lalu di vortex. Parasetamol yang dilarutkan dalam etanol divortex untuk melarutkan
partikel-partikel parasetamol
agar larut dalam etanol sehingga komposisinya menjadi rata, kemudian disentrifugasi dengan alat sentrifuge. Sentrifuge
berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel dalam suatu larutan yang mempunyai
berat molekul yang berbeda. Sentrifuge bekerja dengan menggunakan prinsip
sedimentasi, dimana percepatan sentripetal menyebabkan zat yang lebih padat
akan mengendap di dasar tabung. Dengan cara yang sama, benda ringan akan
cenderung bergerak ke atas tabung (melayang di dalam tabung). Gaya sentrifugal
yang dihasilkan berasal dari putaran motor listrik yang mendapat supply.
Semakin tinggi putaran motor maka semakin besar gaya sentrifugal yang
dihasilkan, begitu juga sebaliknya.Filtrat
yang dihasilkandari proses sentrifuge diambil kemudian di refluks dengan ditambahkan larutan HCl untuk
membentuk suasana asam dan sebagai penghidrolisis amina sekunder yang terkandung dalam parasetamol menjadi
amina primer yang nantinya
dapat bereaksi dengan natrium nitrit membentuk garam diazonium. Parasetamol
adalah senyawa yang memiliki gugus fenol, sehingga dalam perlakuannya, titrasi
ini dilakukan pada suhu rendah (kurang dari 15oC) demi mencegah
terbentuknya fenol dan gas nitrogen dari hasil reaksi asam nitrit dengan
parasetamol.
Sebelum
digunakan untuk mentritasi sampel
parasetamol, larutan NaNO2 harus distandarisasi
terlebih dahulu, karena NaNO2 merupakan larutan standar sekunder
yang bersifat higroskopis sehingga mudah menarik uap air dari udara dan mudah
bereaksi dengan CO2 dalam udara. Hal ini mengakibatkan penimbangan
sejumlah NaNO2 tertentu tidak dapat memberikan kepastian massa yang
sesungguhnya akibat jumlah air dan CO2 yang diserap oleh NaNO2
tidak tepat sehingga konsentrasinya dapat berubah. Dengan demikian apabila
menggunakan NaNO2 sebagai pereaksi dalam suatu titrasi maka zat
tersebut harus distandarisasi sebelumnya oleh larutan standar primer.
Larutan
standar primer yang digunakan adalah asam sulfanilat
karena asam sulfanilatt
tidak bersifat higroskopis dan memiliki berat ekivalen (BE) yang besar sehingga
tidak mudah terpengaruh kemurniannya dan dapat mengurangi kesalahan dalam
penimbangan.Larutan NaNO2 perlu distandarisasi terlebih dahulu untuk
mengetahui normalitas NaNO2 yang sesungguhnya yang akan
digunakan sebagai titran sehingga perhitungan yang didapat akan lebih akurat.
Asam sulfanilat
ditimbang seksama sebanyak 50
mg, lalu dilarutkan dalam ammonium
hidroksida (NH4OH). Penambahan ammonium hidroksida
dimaksudkan untuk memperbesar kelarutan asam sulfanilat karena pada dasarnya
asam sulfanilat sukar larut dalam air.
Amonium hidroksida yang digunakan untuk melarutkan jangan
terlalu banyak, karena dapat mempengaruhi pH. Untuk mengakali masalah ini, maka
pada saat memasukkan asam sulfanilat kedalam erlenmeyer usahakan terlokalisasi
pada satu titik, agar tidak diperlukan banyak ammonium hidroksida untuk melarutkan.
Setelah seluruh asam sulfanilat larut, larutan kemudian diasamkan dengan HCl
sampai pH 1, karena asam nitrit terbentuk pada suasana asam. Kemudian ditambahkan KBr yang digunakan sebagai katalisator.
Penetesan NaNO2
dari buret jangan terlalu cepat (dilakukan perlahan-lahan, setetes demi setetes
sambil digojog kuat-kuat), karena pembentukan garam diazonium memerlukan waktu
yang lama. Bila penetesan terlalu cepat NaNO2 belum bereaksi dengan
sampel sehingga ketika diteteskan
dengan indikator luar akan menimbulkan warna biru, maka hasil tidak akurat.
Reaksi diazotasi sangat lambat sekali maka reaksi berjalan sempurna.Reaksi
diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan kataliskalium bromida (Hamdani,
2013).
KBr ditambahkan
sebagai katalisator dan stabilisator yang bekerja dengan memperkecil energi
aktivasi sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat.Pada nitrimetri KBr diperlukan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi karena KBr dapat mengikat NO2 membentuk nitrosobromida yang akan meniadakan reaksi tautomerisasi dari bentuk keto langsung membentuk enol.Selain itu digunakan sebagai stabilisator, yaitu
untuk mengikat NO2 agar asam nitrit tidak terurai atau menguap.
Titrasi harusberlangsung padapH 1-2 (asam), kondisi ini diperlukan untuk mengubah
NaNO2 menjadi
HNO2 sehingga nantinya membentuk garam diazonium.
Apabila
keasaman kurang maka titik akhir titrasi tidak jelas dan garam diazonium yang
terbentuk tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil pada suasana
netral atau basa.
Indikator
yang digunakan pada titrasi ini adalah indicator luar yaitu pasta kanji-iodida.
Ketika larutan digoreskan pada pasta kanji-iodida,
adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodida menjadi iodium dan dengan
adanya kanji atau amilum akan menghasilkan warna biru segera. Indikator
kanji-iodida ini peka terhadap kelebihan 0,05 – 0,10 ml natrium nitrit dalam
200 mL larutan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
NaNO2 +
HCl →
HNO2 + NaCl
KI +
HCl →
KCl + HI
2
HI +
2 HONO → I2 + 2 NO
+ 2H2O
I2 + kanji
→
kanji iod ( biru)
Titik
akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada
pasta kanji-iodida akan terbentuk warna biru segera sebab warna biru juga
terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan diudara, hal ini disebabkan karena
oksidasi iodida oleh udara (O2) menurut reaksi
4
KI + 4 HCl + O2→ 2H2O + 2I2 + 4 KCl
I2 + kanji
→
kanji iod (biru)
Untuk
menyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi, maka
pengujian seperti di atas dilakukan lagi setelah dua menit (GandjardanRohman, 2007).
Kelebihan
dari indikator luar
yaitu untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih
jelas.Adapunkekurangannyayaitucara kerja tidak praktis,
titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15oC serta harus diketahui
perkiraan jumlah titran yang diperlukan, jika tidak diketahui perkiraan jumlah
titran yang dibutuhkan maka akan sering melakukan pengujian apakah sudah
tercapai titik akhir titrasi atau belum. Semakin sering melakukan pengujian,
maka cenderung akan banyak sampel yang hilang pada saat pengujian TAT.
J.
Kesimpulan
Penetapan kadar paracetamol kode sampel 6A
sebesar 7,1952%
K.
Daftar
Pustaka
Day, R.A., Jr, 1991, KIMIA ANALISIS – KUANTITATIF. Penerbit : Englewood Cliffs, N.J. :
Prentice-Hall International.
Farmakope Indonesia Edisi III.1979.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Gholib Ganjar, Ibnu dan Rohman, Abdul.
2009. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka pelajar
Zulfikar . 2010. Titrasi Nitrimetri.
[http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/titrasi-nitrimetri/]
diakses pada 30-12-2010
1 komentar:
Download ebook florey full 1-38 volume pdf
Download ebooks florey Analytical Profiles of Drug Substances and Excipients Full Volume Pdf
Posting Komentar