Kamis, 19 April 2018

Laporan Kimia Farmasi Analisis Kafein


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS II
SENYAWA GOLONGAN XANTHIN
(Penentuan Kadar kafein dalam Bentuk Sediaan Serbuk)

A.    Nomer Sampel           : 5A
B.     Tujuan Praktikum
1.      Untuk mengisolasi Kafein dari sampel 5A dengan bentuk sampel berupa serbuk.
2.      Untuk menetapkan kadar Kafein dari sampel 5A dengan menggunakan metode Titrasi Iodometri.

C.    Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar kafein dari bentuk sediaan berupa serbuk adalah  metode titrasi Iodometri. Dengan menggunakan metode ini, kafein dalam suasana asam akan bereaksi dengan iodium (yang terbentuk dari KIO3 dengan suatu asam) membentuk endapan tetraiodida atau periiodida.

D.    Prinsip Percobaan
Prinsip dari titrasi iodometri dalam penentuan kadar kafein adalah, sampel ditambahkan KIO3 yang dalam suasana asam akan mengalami reaksi oksidasi menghasilkan I2 (iodium). Iodium yang terbentuk atau iodium yang dibebaskan akan bereaksi dengan sampel membentuk endapan tetraiodida yang selanjutnya akan dititrasi dengan Na2S2O3 (natrium tiosulfat) dengan penambahan kloroform (sebagai indikator) akan menghasilkan dua fase, fase kloroform yang berwarna violet dititrasi dengan larutan pentiter tersebut sampai warna violet hilang, dan itulah titik akhir titrasinya.

E.     Dasar Teori
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefinisikan sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan analisis secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat dalam jaringan tubuh, dan sebagainya (Gandjar dan Abdul Rohman, 2007).
Dalam banyak hal, sediaan obat atau sampel secara umum tidak dapat dianalisis secara langsung. Maka dilakukanlah sebuah sampling atau langkah pembersihan sampel dari pengotor yang akan mengganggu analisis lebih lanjut. Selain itu, proses sampling juga sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap data hasil analisis (Gandjar, dan Abdul Rohman 2007).
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan (DepKes RI, 2014).
Kafein merupakan senyawa golongan xanthin. Xanthin merupakan senyawa organik heterosiklik yang dibangun dari gabungan cincin pirimidindion dan imidazol. Xanthin merupakan turunan alamiah purina, yang diisolasi dari bahan tanaman. Senyawa xanthin merupakan basa lemah dengan pKb antara 13 sampai 14. Kafein memiliki 3 metil di setiap rantai sampingnya, maka dari itu kafein mempunyai nama kimianya sebgai 1,3,7 trimetil xanthin. Kafein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hidrogen yang dapat dilepaskan, sehingga kafein merupakan basa yang sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, sehingga kafein dapat di sari dari larutan asam atau basa dengan kloroform. Tetapi kafein mudah terurai oleh basa kuat (Sudjadi dan Abdul Rohman, 2015).
Titrasi iodometri merupakan salah satu metode untuk penentuan kadar senyawa golongan xanthin (kafein). Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator akan direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel (Gandjar dan Abdul Rohman, 2007).

F.     Reaksi Kimia

1.      Reaksi pembentukan endapan tetraiodida (Sudjadi dan Rohman, 2013)







2.      Reaksi pembentukan I2 (Iodium)



3.      Reaksi titrasi I2 dengan natrium tiosulfat




G.    Alat dan Bahan
Alat :
1.      Buret
2.      Statif dan klem
3.      Labu ukur 10 ml, 100 ml, 1000 ml
4.      Pipet volume 10 ml
5.      Erlenmeyer
6.      Gelas ukur
7.      Pump pipet
8.      Corong
9.      Beaker glass
10.  Kertas perkamen
11.  Kaca arloji
12.  Neraca digital
13.  Tabung sentrifugasi
14.  Magnet stirrer
15.  Sentrifugasi

Bahan :
1.      Sampel (serbuk kafein)
2.      KIO3 (iodat-iodida)
3.      Natrium tiosulfat (Na2S2O3)
4.      Asam sulfat (H2SO4)
5.      Kloroform (CHCl3)
6.      Kalium dikromat (K2Cr2O7)
7.      Asam klorida (HCl)

H.    Monografi Bahan
1.      Kafein (Farmakope Indonesia Edisi V, hal.728)
Rumus molekul     : C8H10N4O2 (anhidrat)
Bobot molekul       : 194,19
Pemerian               : Serbuk putih, bentuk jarum mengkilat, biasanya menggumpal, tidak berbau, rasa pahit, larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus, bentuk hidratnya mengembang diudara.
Kelarutan              : Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, sukar latut dalam eter.
2.      Natrium Tiosulfat (Farmakope Indonesia Edisi V, hal.927)
Rumus molekul     : Na2S2O3.5H2O
Bobot molekul       : 248,19
Pemerian               : Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33o. Larutan netral atau basa lemah terhadap lakmus.
Kelarutan              : Sangat mudah larut dalam air, tidak larut dalam etanol
3.      Asam Sulfat (Farmakope Indonesia Edisi V, hal.165)
Rumus Molekul     : H2SO4
Berat Molekul       : 98,07
Pemerian               : Cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif, bobot jenis lebih kurang 1,84.
Kelarutan              : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas.
4.      Kloroform (Farmakope Indonesia Edisi V, hal.707)
Rumus molekul     : CHCl3
Bobot Molekul      : 119,38
Pemerian               : Cairan jernih, tidak berwarna, mudah mengalir, mempunyai sifat khas, nau eter, rasa manis dan membakar.
Kelarutan              : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, eter, benzen, heksan, dan dengan lemak dan minyak menguap.
5.      Asam Klorida (Farmakope Indonesia Edisi V, hal.707)
Rumus molekul     : HCl
Bobot Molekul      : 36,46
Pemerian               : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Bobot jenis lebih kurang 1,18.






















I.       Prosedur Kerja
1.      Isolasi Sampel


















Dilarutkan dalam Asam Klorida (HCl) 10 ml
 








Di titrasi
 
 




















2.      Pembakuan Larutan Na2S2O3



 






                                     


 







3.      Penetapan kadar kafein (5A)


 







J.      Hasil Praktikum
1.      Pembakuan Na2S2O3
Berat kalium dikromat (mg)
Volume Na2S2O3 (mL)
49
11,6
49
11,7
49
11,6
Rata-rata
11,63 mL

2.      Penetapan Kadar Sampel
Volume Sampel (mL)
Volume Na2S2O3 (mL)
10
14,6
10
14,5
10
14,4
Rata-rata
14,5 mL










3.      Perhitungan
1.      Pembakuan Na2S2O3
N Na2S2O3         =
                        =
                        = 0,0862 N

2.      Penetapan kadar sampel
a.       Mgrek Na2S2O3                     = Mgrek I2
V Na2S2O3 x N Na2S2O3  = Mgrek I2
       14,5 x 0,0862             = Mgrek I2
              1,2499                   = Mgrek I2
b.      Mgrek I2 = Mgrek sampel
1,2499    = Vs x Ns
1,2499    = 10 x Ns
         Ns = 0,12499 N
c.       Berat analit
N SAMPEL   =
0,12499  =
Gram   = 1,2136 gram
d.      % Kadar    =  x 100 %
                                                =  x 100%
                                                = 53,94 %




K.    Pembahasan
Praktikum kimia farmasi analisis II kali ini yaitu mengenai senyawa golongan xanthin, kelompok kami menganalisis kadar dari salah satu senyawa golongan xanthin yaitu kafein dalam suatu sediaan farmasi berupa serbuk dengan nomor sampel 5A. Dari hasil praktikum kemarin pertama-tama dilakukan isolasi sampel dari 2,25 gram sampel yang digunakan dengan asumsi bahwa dalam filtrat yang didapatkan setelah proses pelarutan hingga 50 ml mempunyai konsentrasi 2% bila diketahui kandungan kafein yang biasa ada di pasaran sebesar 200 mg dengan bobot rata-rata tabletnya 450 mg.
LANJUTAN PEMBAHASAN  KLIK DISINI

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mba/mas dapusnya mana